SALOMO
Salomo (bahasa Ibrani: שְׁלֹמֹה; bahasa Ibrani Standar: Šəlomo;
bahasa Ibrani Tiberia: Šəlōmōh, bermakna "damai"; bahasa Arab: سليمان Sulaiman) adalah seorang putra raja Daud,
yang kemudian menjadi raja ketiga kerajaan Israel setelah Saul dan Daud,
ayahnya. Ibunya bernama Batsyeba binti Eliam. Riwayat Salomo
terutama diketahui dari catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, yang diyakini paling lambat
dilengkapi pada abad ke-4 SM, dan didukung oleh tulisan-tulisan Yahudi, Kristen dan Islam.
Sejumlah peninggalan arkeologis membuktikan sejumlah fakta yang disebutkan
dalam catatan-catatan kuno tersebut.
Menurut 2 Tawarikh 1:1-13 Salomo dikisahkan sebagai raja yang bijaksana.
Kebijaksanaannya itu diperolehnya karena anugerah Tuhan.
Kitab Amsal, Pengkotbah, dan Kidung Agung dipercaya
ditulis oleh Raja Salomo.
Kelahiran Salomo
Di dalam Kitab
2 Samuel dicatat bahwa Salomo lahir di Yerusalem
dan juga terdapat kisah yang melatarbelakangi kelahirannya. Raja Daud berhubungan
gelap dengan Batsyeba,
ibu Salomo, ketika perempuan itu masih menjadi istri Uria
orang Het, salah seorang pahlawan Daud. Ketika Batsyeba hamil dari
hubungan itu, maka Daud kemudian memerintahkan agar Uria dikirimkan ke garis
paling depan dari peperangan supaya ia mati terbunuh. Setelah Uria mati, dan
lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya.
Perempuan itu menjadi isterinya, dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya.
Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN. TUHAN
mengutus nabi Natan kepada Daud untuk membuka kejahatan itu serta hukuman yang
akan diberikan TUHAN, sehingga Daud menyesal. Dan TUHAN menulahi anak yang
dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon
kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia
masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. Pada hari yang
ketujuh matilah anak itu. Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia
menghampiri perempuan itu, dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan
seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu.
TUHAN mengasihi anak ini, dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh
menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN.
Menjadi Raja
Ketika
Daud
telah tua, dan diperkirakan tidak lama lagi usianya, Adonia putra Daud dari istrinya, Hagit, mengangkat diri
menjadi raja, dengan dukungan panglima Yoab
dan imam besar Abyatar.[5]
Pada acara pengangkatan menjadi raja, Adonia mempersembahkan domba, lembu, dan
ternak gemukan sebagai korban dekat batu Zohelet yang ada di samping En-Rogel,
lalu mengundang semua saudaranya, anak-anak raja, dan semua orang Yehuda,
pegawai-pegawai raja; tetapi nabi Natan, imam Zadok,
Benaya bin Yoyada dan para
pahlawan, dan Salomo, adiknya, tidak diundangnya. Nabi Natan memberi nasihat
kepada Batsyeba, ibu Salomo, agar memberitahukan hal ini kepada Daud, yang
tidak mengetahui akan hal itu, demi menyelamatkan nyawanya serta nyawa Salomo.
Maka Batsyeba menghadap raja ke dalam kamarnya. Waktu itu raja sudah sangat
tua, dan Abisag, gadis Sunem itu, melayani raja. Lalu Batsyeba berlutut, dan
sujud menyembah kepada raja. Raja bertanya: "Ada yang kauingini?"
Lalu perempuan itu berkata kepadanya:
"Tuanku sendiri telah bersumpah demi TUHAN,
Allahmu, kepada hambamu ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan
ia akan duduk di atas takhtaku. Tetapi sekarang, lihatlah, Adonia telah menjadi
raja, sedang tuanku raja sendiri tidak mengetahuinya. Ia telah menyembelih
banyak lembu, ternak gemukan dan domba, dan telah mengundang semua anak raja
dan imam Abyatar dan Yoab, panglima itu, tetapi hambamu Salomo tidak
diundangnya. Dan kepadamulah, ya tuanku raja, tertuju mata seluruh orang
Israel, supaya engkau memberitahukan kepada mereka siapa yang akan duduk di
atas takhta tuanku raja sesudah tuanku. Nanti aku ini dan anakku Salomo dituduh
bersalah segera sesudah tuanku raja mendapat perhentian bersama-sama dengan
nenek moyangnya."
Selagi
Batsyeba berbicara dengan raja, datanglah nabi Natan. Diberitahukan kepada
raja: "Itu ada nabi Natan." Masuklah ia menghadap raja, lalu sujud
menyembah kepada raja dengan mukanya sampai ke tanah. Natan menanyakan apakah
Daud telah memutuskan Adonia menjadi penggantinya karena pada saat yang
bersamaan Adonia mengadakan pesta pengangkatannya dengan mengundang orang-orang
yang makan minum di depannya sambil berseru: "Hidup raja Adonia!"
tetapi tidak mengundang Natan, imam Zadok, Benaya maupun Salomo. Segera setelah
mendapat kepastian dari Natan, maka Daud menyuruh memanggil Batsyeba, dan di
depan mereka, Daud menegaskan keputusannya dengan bersumpah, dan berkata:
"Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku
dari segala kesesakan, pada hari ini aku akan melaksanakan apa yang kujanjikan
kepadamu demi TUHAN, Allah Israel, dengan sumpah ini: Anakmu Salomo akan
menjadi raja sesudah aku, dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku
menggantikan aku."
Lalu
Batsyeba berlutut dengan mukanya sampai ke tanah; ia sujud menyembah kepada
raja, dan berkata: "Hidup tuanku raja Daud untuk selama-lamanya!"
Daud
segera menyuruh memanggil imam Zadok, nabi Natan, dan Benaya bin Yoyada.
Setelah mereka masuk menghadap raja, Daud memberi perintah khusus:
"Bawalah para pegawai tuanmu ini, naikkan anakku
Salomo ke atas bagal betina kendaraanku sendiri, dan bawa dia ke Gihon. Imam
Zadok dan nabi Natan harus mengurapi dia di sana menjadi raja atas Israel;
kemudian kamu meniup sangkakala dan berseru: Hidup raja Salomo! Sesudah itu
kamu berjalan pulang dengan mengiring dia; lalu ia akan masuk dan duduk di atas
takhtaku, sebab dialah yang harus naik takhta menggantikan aku, dan dialah yang
kutunjuk menjadi raja atas Israel dan Yehuda."
Lalu
pergilah imam Zadok, nabi Natan, dan Benaya bin Yoyada, dengan orang Kreti, dan
orang Pleti, mereka menaikkan Salomo ke atas bagal betina raja Daud, dan
membawanya ke Gihon. Imam Zadok telah membawa tabung tanduk berisi minyak dari
dalam kemah, lalu diurapinya Salomo. Kemudian sangkakala ditiup, dan seluruh
rakyat berseru: "Hidup raja Salomo!" Sesudah itu seluruh rakyat
berjalan di belakangnya sambil membunyikan suling, dan sambil bersukaria
ramai-ramai, sampai seakan-akan bumi terbelah oleh suara mereka.
Menurut
penuturan Yonatan, putra imam Abyatar, Salomo dengan aman duduk di atas takhta
kerajaan. Pegawai-pegawai raja telah datang mengucap selamat kepada raja Daud,
dengan berkata: Kiranya Allahmu membuat nama Salomo lebih masyhur daripada
namamu, dan takhtanya lebih agung daripada takhtamu. Dan raja Daudpun telah
sujud menyembah di atas tempat tidurnya, dan beginilah
katanya: :"Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang pada hari ini telah
memberi seorang duduk di atas takhtaku yang aku sendiri masih boleh
saksikan."
Terhadap
Adonia
Segera
setelah Salomo diangkat menjadi raja, Adonia menjadi takut kepadanya, sebab itu
ia segera pergi memegang tanduk-tanduk mezbah. Lalu diberitahukanlah kepada
Salomo: "Ternyata Adonia takut kepada raja Salomo, dan ia telah memegang
tanduk-tanduk mezbah, serta berkata: Biarlah raja Salomo lebih dahulu bersumpah
mengenai aku, bahwa ia takkan membunuh hambanya ini dengan pedang." Lalu
kata Salomo: "Jika ia berlaku sebagai kesatria, maka sehelai rambutpun
dari kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud
jahat, haruslah ia dibunuh." Dan raja Salomo menyuruh orang menjemput dia
dari mezbah itu. Ketika ia masuk, sujudlah ia menyembah kepada raja Salomo,
lalu Salomo berkata kepadanya: "Pergilah ke rumahmu."
Setelah
Daud mati, Adonia melakukan upaya kedua kalinya untuk naik tahta dengan
menghadap Batsyeba, ibu Salomo, memintanya agar Salomo mengizinkan Adonia
menikahi, Abisag, gadis Sunem yang terakhir melayani Daud. Sekalipun
Batsyeba memohonkannya kepada Salomo, Salomo menolak karena memahami maksud
jahat di balik permintaan itu. Raja Salomo menjawab ibunya: :"Mengapa
engkau meminta hanya Abisag, gadis Sunem itu, untuk Adonia? Minta jugalah
untuknya kedudukan raja! Bukankah dia saudaraku yang lebih tua, dan di pihaknya
ada imam Abyatar dan Yoab, anak Zeruya?" Lalu bersumpahlah raja Salomo
demi TUHAN: "Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih daripada
itu, jika Adonia tidak membayarkan nyawanya dengan permintaan ini! Oleh sebab
itu, demi TUHAN yang hidup, yang menegakkan aku dan mendudukkan aku di atas
takhta Daud, ayahku, dan yang membuat bagiku suatu keluarga seperti yang
dijanjikan-Nya: pada hari ini juga Adonia harus dibunuh." Lalu raja Salomo
menyerahkan hal itu kepada Benaya bin Yoyada; orang ini memancung dia sehingga
mati.
Terhadap
imam Abyatar
Imam Besar Abyatar terang-terangan berpihak kepada Adonia dan tidak kepada Salomo. Setelah Adonia dihukum mati,
maka Salomo berkata kepada imam Abyatar: "Pergilah ke Anatot, ke tanah milikmu, sebab engkau patut dihukum mati,
tetapi pada hari ini aku tidak akan membunuh engkau, oleh karena engkau telah
mengangkat tabut Tuhan ALLAH di depan Daud, ayahku, dan oleh karena engkau
telah turut menderita dalam segala sengsara yang diderita ayahku." Lalu
Salomo memecat Abyatar dari jabatannya sebagai imam TUHAN. Dengan demikian
Salomo memenuhi firman TUHAN yang telah dikatakan-Nya di Silo mengenai keluarga Eli.
Maka raja Salomo mengangkat imam
Zadok menggantikan Abyatar sebagai Imam Besar.
Terhadap
Yoab anak Zeruya
Sebelum mati, Daud
berpesan kepada Salomo:
"Engkaupun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku
oleh Yoab, anak Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima Israel, yakni
Abner bin Ner dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan menumpahkan darah
dalam zaman damai seakan-akan ada perang, sehingga sabuk pinggangnya dan kasut
kakinya berlumuran darah. Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah
biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati."
Setelah
Daud mati, Salomo menggunakan kesempatan dari permintaan Adonia untuk
membunuhnya serta menyingkirkan imam Abyatar yang mendukung Adonia. Ketika
kabar kematian Adonia, dan pemecatan imam Abyatar itu sampai kepada Yoab—memang
Yoab telah memihak kepada Adonia, sekalipun ia tidak memihak kepada Absalom—maka larilah Yoab ke kemah TUHAN, lalu memegang
tanduk-tanduk mezbah. Kemudian diberitahukanlah kepada Salomo, bahwa Yoab sudah
lari ke kemah TUHAN, dan telah ada di samping mezbah. Lalu Salomo menyuruh
Benaya bin Yoyada: "Pergilah, pancung dia." Benaya masuk ke dalam
kemah TUHAN serta berkata kepadanya: "Beginilah kata raja:
Keluarlah." Jawabnya: "Tidak, sebab di sinilah aku mau mati."
Lalu Benaya menyampaikan jawab itu kepada raja, katanya: "Beginilah kata
Yoab dan beginilah jawabnya kepadaku." Kata raja kepadanya:
"Perbuatlah seperti yang dikatakannya; pancunglah dia dan kuburkanlah dia;
dengan demikian engkau menjauhkan daripadaku dan daripada kaumku noda darah
yang ditumpahkan Yoab dengan tidak beralasan. Dan TUHAN akan menanggungkan
darahnya kepadanya sendiri, karena ia telah membunuh dua orang yang lebih benar
dan lebih baik daripadanya. Ia membunuh mereka dengan pedang, dengan tidak
diketahui ayahku Daud, yaitu Abner bin Ner, panglima Israel, dan Amasa bin Yeter,
panglima Yehuda. Demikianlah darah mereka akan ditanggungkan kepada Yoab dan
keturunannya untuk selama-lamanya, tetapi Daud dan keturunannya dan keluarganya
dan takhtanya akan mendapat selamat daripada TUHAN sampai selama-lamanya."
Maka berangkatlah Benaya bin Yoyada, lalu memancung, dan membunuh Yoab,
kemudian dia dikuburkan di rumahnya sendiri di padang gurun. Kemudian raja
Salomo mengangkat Benaya bin Yoyada menggantikan Yoab menjadi kepala tentara.
Terhadap
Simei
Sebelum mati, Daud
berpesan kepada Salomo:
"Juga masih ada padamu Simei bin Gera, orang
Benyamin, dari Bahurim. Dialah yang mengutuki aku dengan kutuk yang kejam pada
waktu aku pergi ke Mahanaim, tetapi kemudian ia datang menyongsong aku di
sungai Yordan dan aku telah bersumpah kepadanya demi TUHAN: Takkan kubunuh
engkau dengan pedang! Sekarang janganlah bebaskan dia dari hukuman, sebab
engkau seorang yang bijaksana dan tahu apa yang harus kaulakukan kepadanya
untuk membuat yang ubanan itu turun dengan berdarah ke dalam dunia orang
mati."
Setelah
Daud mati, raja Salomo menyuruh memanggil Simei, dan berkata kepadanya:
"Dirikanlah bagimu sebuah rumah di Yerusalem, diamlah di sana, dan
janganlah keluar dari sana ke mana-manapun. Sebab ketahuilah sungguh-sungguh,
bahwa pada waktu engkau keluar dan menyeberangi sungai Kidron, pastilah engkau
mati dibunuh dan darahmu akan ditanggungkan kepadamu sendiri." Lalu
berkatalah Simei kepada raja: "Baiklah demikian! Seperti yang tuanku raja
katakan, demikianlah akan dilakukan hambamu ini." Lalu Simei diam di
Yerusalem beberapa waktu lamanya. Dan sesudah lewat tiga tahun, terjadilah
bahwa dua orang hamba Simei lari kepada Akhis bin Maakha, raja Gat, lalu diberitahukan kepada Simei: "Ketahuilah, kedua
orang hambamu ada di Gat." Maka berkemaslah Simei, dipelanainya
keledainya, dan pergilah ia ke Gat, kepada Akhis, untuk mencari hambanya itu.
Lalu Simei pulang, dan membawa mereka dari Gat. Ketika diberitahukan kepada
Salomo, bahwa tadinya Simei pergi dari Yerusalem ke Gat, dan sekarang sudah
pulang, maka raja menyuruh memanggil Simei, dan berkata kepadanya:
"Bukankah aku telah menyuruh engkau bersumpah demi TUHAN dan telah
memperingatkan engkau, begini: Ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa pada waktu
engkau keluar dan pergi ke mana-manapun, pastilah engkau mati dibunuh! Dan
engkau telah menjawab: Baiklah demikian, aku akan mentaatinya. Mengapa engkau
tidak menepati sumpah demi TUHAN itu dan juga perintah yang kuperintahkan
kepadamu?" Kemudian kata raja kepada Simei: "Engkau sendiri tahu
dalam hatimu segala kejahatan yang kauperbuat kepada Daud, ayahku, maka TUHAN
telah menanggungkan kejahatanmu itu kepadamu sendiri. Tetapi diberkatilah
kiranya raja Salomo dan kokohlah takhta Daud di hadapan TUHAN sampai
selama-lamanya." Raja memberi perintah kepada Benaya bin Yoyada, lalu
keluarlah Benaya, dipancungnya Simei sehingga mati.
Terhadap
anak-anak Barzilai
Sebelum mati, Daud
berpesan kepada Salomo:
"Kepada
anak-anak Barzilai, orang Gilead itu, haruslah kautunjukkan kemurahan hati.
Biarlah mereka termasuk golongan yang mendapat makanan dari mejamu, sebab
merekapun menunjukkan kesetiaannya dengan menyambut aku pada waktu aku
melarikan diri dari depan kakakmu Absalom."
Kebijaksanaan Salomo
Menurut
keterangan dari kitab 1 Raja-rajapasal 3, setelah Salomo mempersembahkan seribu korban bakaran
di Gibeon, Allah menampakkan diri padanya lewat mimpi, dan
berjanji akan mengabulkan apapun permintaan Salomo. Salomo meminta
kebijaksanaan dari Allah untuk menimbang segala perkara, dan mampu bersikap
sebagai raja yang adil bagi seluruh umat Israel. Adalah baik di mata Tuhan
bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Jadi berfirmanlah Allah kepadanya:
"Oleh karena engkau telah meminta hal yang
demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan
pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai
dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh
hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti
engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga
apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan,
sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara
raja-raja. Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap
mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku
akan memperpanjang umurmu."
Pedang
Salomo
Salah
satu kebijaksanaan Salomo digambarkan melalui kisah tentang dua orang perempuan
sundal yang memperebutkan seorang anak bayi. Kedua perempuan itu melahirkan
anak, tetapi salah satunya tidak sengaja meniduri anaknya sehingga mati.
Sekarang keduanya mengaku sebagai ibu bayi yang masih hidup. Salomo meminta
diambilkan sebilah pedang, dan memutuskan bahwa supaya adil, bayi itu harus
dibelah dua, dan masing-masing perempuan itu akan mendapatkan setengah. Ibu
sejati sang bayi memohon kepada Salomo agar bayi itu dibiarkan hidup, bahkan ia
merelakan bayinya diserahkan kepada perempuan yang satunya, sementara ia tidak
mendapatkan bayinya. Dengan cara itu Salomo berhasil menemukan ibu sejati bayi
tersebut.
Kemasyhuran
Salomo
Ketika
seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka
takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat daripada Allah
ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan. Dan Allah memberikan kepada Salomo
hikmat, dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran
pasir di tepi laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur,
dan melebihi segala hikmat orang Mesir. Ia lebih bijaksana daripada semua
orang, daripada Etan, orang Ezrahi itu, dan daripada Heman,
Kalkol, dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala
bangsa sekelilingnya. Ia menggubah 3000 amsal, dan nyanyiannya ada 1005. Ia
bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai
kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia berbicara juga tentang hewan,
dan tentang burung-burung, dan tentang binatang melata, dan tentang ikan-ikan.
Maka datanglah orang dari segala bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia
menerima upeti dari semua raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang
hikmatnya itu.[22] Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal
kekayaan, dan hikmat. Semua raja di bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk
menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya. Mereka datang
masing-masing membawa persembahannya, yakni barang-barang perak, dan
barang-barang emas, pakaian, senjata, rempah-rempah, kuda, dan bagal, dan
begitulah tahun demi tahun.
Kunjungan
ratu negeri Syeba
Ketika ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, maka dengan
pasukan pengiring yang sangat besar, dan dengan unta-unta yang membawa
rempah-rempah, banyak emas, dan batu permata yang mahal-mahal datanglah ia ke
Yerusalem hendak menguji Salomo dengan teka-teki. Setelah ia sampai kepada
Salomo, dipercakapkannyalah segala yang ada dalam hatinya dengan dia. Dan
Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi Salomo tidak ada yang
tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu. Ketika ratu negeri
Syeba melihat hikmat Salomo, dan rumah yang telah didirikannya, makanan di
mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani, dan
berpakaian, juru-juru minumannya, dan pakaian mereka, dan korban bakaran yang
biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu. Dan ia
berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang
engkau dan tentang hikmatmu, tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan
mereka sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh,
setengah dari hikmatmu yang besar itu belum diberitahukan kepadaku; engkau melebihi
kabar yang kudengar. Berbahagialah orang-orangmu, dan berbahagialah para
pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah
TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan
engkau di atas takhta-Nya sebagai raja untuk TUHAN, Allahmu! Karena Allahmu
mengasihi orang Israel, maka Ia menetapkan mereka untuk selama-lamanya, dan
menjadikan engkau raja atas mereka untuk melakukan keadilan dan
kebenaran." Lalu diberikan kepada raja seratus dua puluh talenta emas, dan
sangat banyak rempah-rempah, dan batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah
lagi ada rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri Syeba kepada raja
Salomo itu. Raja Salomo memberikan kepada ratu negeri Syeba segala yang
dikehendakinya, dan yang dimintanya, melebihi yang dibawa ratu itu untuk raja.
Lalu ratu itu berangkat pulang ke negerinya bersama-sama dengan
pegawai-pegawainya.
Usaha-Usaha Salomo
Pembangunan
Bait Allah
Pada tahun ke-480 sesudah orang
Israel keluar dari tanah Mesir, pada tahun ke-4 sesudah Salomo
menjadi raja atas Israel, dalam bulan Ziw, yakni bulan yang kedua, maka Salomo
mulai mendirikan rumah bagi TUHAN.
Pembangunan
istana dan bangunan-bangunan lain di Yerusalem
- Salomo mendirikan istananya sampai 13 tahun lamanya, barulah selesai seluruh istananya itu.
- Ia mendirikan gedung "Hutan Libanon", 100 hasta (50 meter) panjangnya, dan 50 hasta (25 meter) lebarnya, dan 30 hasta (15 meter) tingginya, disangga oleh 3 jajar tiang kayu aras dengan ganja kayu aras di atas tiang itu. Gedung itu ditutup dari atas dengan langit-langit kayu aras, di atas balok-balok melintang yang disangga oleh tiang-tiang itu, 45 jumlahnya, yakni 15 sejajar. Ada pula 3 jajar jendela berbidai, jendela berhadapan dengan jendela, 3 kali. Dan semua pintu, dan jendela segi empat bangunnya; jendela berhadapan dengan jendela, 3 kali.
- Ia membuat juga Balai Saka, 50 hasta (25 meter) panjangnya, dan 30 hasta (15 meter) lebarnya, dengan di sebelah depannya sebuah balai lagi yang bertiang, dan bertangga di sebelah depannya.
- Dibuatnya juga Balai Singgasana, tempat ia memutuskan hukum, balai pengadilan, yang ditutupi dengan kayu aras dari lantai sampai ke balok langit-langit.
- Gedung kediamannya sendiri, di pelataran yang lain, lebih ke sebelah dalam lagi dari balai itu, adalah sama buatannya.
- Bagi anak Firaun, yang diambil Salomo menjadi isterinya, dibuatnya juga sebuah gedung sama dengan balai itu.
- Tembok dari semuanya ini dibuat dari batu yang mahal-mahal, yang sesuai dengan ukuran batu pahat digergaji dengan gergaji dari sebelah dalam, dan dari sebelah luar, dari dasar sampai ke atas, dan juga dari tembok luar sampai kepada tembok pelataran besar. Bahkan dasar gedung-gedung itu dari batu yang mahal-mahal, batu yang besar-besar, batu yang 10 hasta, dan batu yang 8 hasta. Di bagian atas ada batu yang mahal-mahal, berukuran batu pahat, dan kayu aras juga. Sekeliling pelataran besar ada tembok dari 3 jajar batu pahat, dan satu jajar balok kayu aras; demikian juga sekeliling pelataran dalam rumah TUHAN dan balainya. Salomo memindahkan anak Firaun dari kota Daud ke rumah yang didirikannya baginya, karena katanya: "Tidak boleh seorang isteriku tinggal dalam istana Daud, raja Israel, karena tempat-tempat yang telah dimasuki tabut TUHAN adalah kudus." Setelah lewat 20 tahun selesailah Salomo mendirikan rumah TUHAN dan istananya sendiri.
Kota-kota
lain
Maka
Salomo memperkuat kota-kota yang diberikan Huram, raja Tirus, kepadanya, dan
menyuruh orang Israel menetap di sana. Lalu Salomo pergi ke Hamat-Zoba, dan
menaklukkannya. Kemudian ia memperkuat Tadmor di padang gurun, dan semua kota
perbekalan yang didirikannya di Hamat. Ia memperkuat juga Bet-Horon Hulu, dan
Bet-Horon Hilir menjadi kota kubu yang bertembok, berpintu gerbang, dan
berpalang, dan juga Baalat, dan segala kota perbekalan kepunyaan Salomo, segala
kota tempat kereta, kota-kota tempat orang berkuda, dan apa saja yang Salomo
ingin mendirikannya di Yerusalem, atau di gunung Libanon, atau di segenap
negeri kekuasaannya. Semua orang yang masih tinggal dari orang Het, orang
Amori, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, yang tidak termasuk orang
Israel, yakni keturunan bangsa-bangsa yang masih tinggal di negeri itu, dan
yang tidak dibinasakan oleh orang Israel, merekalah yang dikerahkan Salomo
untuk menjadi orang rodi; demikianlah mereka sampai hari ini. Tetapi orang
Israel tidak ada yang dijadikan budak oleh Salomo untuk pekerjaannya, melainkan
mereka menjadi prajurit, atau perwira pasukan berkuda, atau panglima atas
pasukan kereta, dan pasukan berkuda. Dan inilah pemimpin-pemimpin umum raja
Salomo: 250-550 orang yang memerintah rakyat.
Ibadah
di Bait Suci
Lalu
Salomo mempersembahkan korban-korban bakaran bagi TUHAN di atas mezbah TUHAN
yang didirikannya di depan balai Bait Suci, sesuai dengan apa yang menurut
perintah Musa ditetapkan sebagai korban untuk setiap hari, yakni pada hari-hari
Sabat, pada bulan-bulan baru, dan 3 kali setahun pada
hari-hari raya: pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Dan menurut peraturan Daud, ayahnya, ia
menetapkan rombongan para imam dalam tugas jabatan mereka, dan orang-orang Lewi
dalam tugas menyanyikan puji-pujian, dan menyelenggarakan ibadah di hadapan
para imam, setiap hari menurut yang ditetapkan untuk hari itu, dan juga
penunggu-penunggu pintu gerbang dalam rombongan mereka untuk setiap pintu
gerbang. Karena demikianlah perintah Daud, abdi Allah. Mereka tidak menyimpang
dari perintah raja mengenai para imam, dan orang-orang Lewi dalam perkara
apapun, juga mengenai perbendaharaan. Maka terlaksanalah segala pekerjaan
Salomo, dari hari dasar rumah TUHAN diletakkan sampai kepada hari rumah itu
selesai. Dengan demikian selesailah sudah rumah TUHAN. Kemudian Salomo pergi ke
Ezion-Geber, dan ke Elot, yang letaknya di tepi laut, di tanah Edom. Dengan
perantaraan anak buahnya Huram (raja Tirus)
mengirim kapal-kapal kepadanya, dan anak buah yang tahu tentang laut.
Bersama-sama anak buah Salomo mereka sampai ke Ofir, dan dari sana mereka
mengambil 450 talenta emas, yang mereka bawa kepada raja Salomo.[30] Lagipula hamba-hamba Huram, dan hamba-hamba Salomo,
yang membawa emas dari Ofir, membawa juga kayu cendana, dan batu permata yang
mahal-mahal. Raja mengerjakan kayu cendana itu menjadi tangga-tangga untuk
rumah TUHAN dan istana raja, dan juga menjadi kecapi, dan gambus untuk para
penyanyi. Hal seperti itu tidak pernah kelihatan sebelumnya di tanah Yehuda.
Raja Salomo berkuasa atas segala
kerajaan mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin, dan sampai ke
tapal batas Mesir. Mereka menyampaikan upeti, dan tetap takluk kepada Salomo
seumur hidupnya. Ia membuat banyaknya emas, dan perak di Yerusalem sama seperti
batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di
Daerah Bukit.
Persediaan makanan sehari
Adapun persediaan makanan yang
diperlukan Salomo untuk sehari ialah tiga puluh kor tepung yang terbaik, dan
enam puluh kor tepung biasa, epuluh ekor lembu gemukan, dan dua puluh lembu
gembalaan, dan seratus ekor domba, belum terhitung rusa, kijang, rusa dandi,
dan gangsa piaraan, sebab ia berkuasa atas seluruh tanah di sebelah sini sungai
Efrat, mulai dari Tifsah sampai ke Gaza, dan atas semua raja di sebelah sini
sungai Efrat; ia dikaruniai damai di seluruh negerinya, sehingga orang Yehuda,
dan orang Israel diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon anggur, dan
pohon aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Salomo.
Kuda dan keretanya
Salomo mengumpulkan kereta-kereta, dan
orang-orang berkuda, sehingga ia mempunyai 1400 kereta, dan 12000 orang berkuda
dengan 4000 kandang untuk kuda-kudanya, dan kereta-keretanya, yang semuanya
ditempatkan dalam kota-kota kereta, dan dekat raja diYerusalem.[35] Dicatat ia mempunyai kuda 40000 kandang untuk
kereta-keretanya. Dan para kepala daerah itu menjamin makanan raja Salomo serta
semua orang yang ikut makan dari meja raja Salomo. Mereka membawanya
masing-masing dalam bulan gilirannya dengan tidak mengurangi sesuatu apapun.
Jelai, dan jerami untuk kuda-kuda biasa, dan kuda-kuda teji dibawa mereka ke
tempat yang semestinya, masing-masing menurut tanggungannya. Kuda untuk Salomo
didatangkan dari Misraim, dan dari Kewe, dan dari segala negeri.
Saudagar-saudagar raja membelinya dari Kewe dengan harga pasar. Sebuah kereta
yang didatangkan dari Misraim berharga sampai 600 syikal perak, dan seekor kuda
sampai 150 syikal; dan begitu juga melalui mereka dikeluarkan semuanya itu
kepada semua raja orang Het, dan kepada raja-raja Aram.
Penghasilan dan kekayaan
Adapun berat emas, yang dibawa kepada
Salomo dalam satu tahun ialah seberat 666 talenta, belum terhitung yang dibawa
oleh saudagar-saudagar, dan pedagang-pedagang; juga semua raja Arab, dan
bupati-bupati di negeri itu membawa emas, dan perak kepada Salomo.[39] Raja Salomo membuat 200 perisai besar dari emas
tempaan, 600 syikal emas tempaan dipakainya untuk setiap perisai besar; ia
membuat juga 300 perisai kecil dari emas tempaan, 300 syikal emas (=3 mina
emas) dipakainya untuk setiap perisai kecil; lalu raja menaruh semuanya itu di
dalam gedung "Hutan Libanon".
Juga Salomo membuat takhta besar dari
gading, yang disalutnya dengan emas murni (=emas tua). Takhta itu enam
tingkatnya, dan tumpuan kakinya dari emas, yang dipautkan pada takhta itu, dan
pada kedua sisi tempat duduk ada kelek-kelek. Di samping kelek-kelek itu
berdiri dua singa, sedang dua belas singa berdiri di atas keenam tingkat itu
sebelah-menyebelah; belum pernah diperbuat yang demikian bagi sesuatu kerajaan.
Segala perkakas minuman raja Salomo
dari emas, dan segala barang di gedung "Hutan Libanon" itu dari emas
murni; perak tidak dianggap berharga pada zaman Salomo. Sebab raja mempunyai
kapal-kapal yang berlayar ke Tarsis bersama-sama dengan orang-orang Huram; dan
sekali 3 tahun kapal-kapal Tarsis itu datang membawa emas, dan perak serta
gading; juga kera, dan burung merak.
Akhir pemerintahan Salomo
Ada sisi gelap pada masa pemerintahan
Salomo. Dalam kitab 1 Raja-Raja
diceritakan bahwa masa pemerintahan Salomo diwarnai dengan berbagai masalah,
antara lain Yerobeam bin Nebat yang
merasa tidak puas dengan Salomo, dan melarikan diri ke Mesir. Masalah lainnya
adalah cara Salomo memerintah kerajaannya, ia mempunyai 700 isteri, dan 300
gundik dari negera-negara asing, dan membawa ilah-ilahnya masing-masing. Juga
Salomo pada masa tuanya mendirikan kuil-kuil ilah lain yang membuatnya jatuh ke
dalam dosa. Di akhir kepemimpinannya, Salomo mendapatkan banyak
pemberontakan-pemberontakan dari negeri-negeri tetangga Israel.
Kesesatan Salomo
Raja Salomo mencintai banyak perempuan
asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon,
Edom, Sidon, dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman
kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah
bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada
allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta.
Ia mempunyai 700 isteri dari kaum bangsawan, dan 300 gundik; isteri-isterinya
itu menarik hatinya daripada TUHAN. Sebab pada waktu Salomo sudah tua,
isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia
tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud,
ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti
Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat
di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud,
ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa
kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem, dan bagi
Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikian juga dilakukannya bagi
semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan, dan
korban sembelihan kepada allah-allah mereka. Sebab itu TUHAN menunjukkan
murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang daripada TUHAN, Allah
Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah
memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain,
akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN. Lalu berfirmanlah
TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak
berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan
kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu daripadamu dan
akan memberikannya kepada hambamu. Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau
melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan
mengoyakkannya. Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan
daripadanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud
dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih."
Lawan-lawan Salomo
Kemudian TUHAN membangkitkan lawan-lawan Salomo, yakni:
- Hadad, orang Edom; keturunan raja Edom. Sesudah Daud memukul kalah orang Edom, maka panglima Yoab pergi menguburkan orang-orang yang mati terbunuh, lalu menewaskan semua laki-laki di Edom; 6 bulan lamanya Yoab diam di sana dengan seluruh Israel, sampai dilenyapkannya semua laki-laki di Edom. Tetapi Hadad melarikan diri bersama-sama dengan beberapa orang Edom dari pegawai-pegawai ayahnya, dan mengungsi ke Mesir; adapun Hadad itu masih sangat muda. Mereka berangkat dari Midian, lalu sampai ke Paran; mereka membawa beberapa orang dari Paran, lalu mereka sampai ke Mesir kepada Firaun, raja Mesir. Ia ini memberikan rumah kepada Hadad, menentukan belanjanya, dan menyerahkan sebidang tanah kepadanya. Hadad demikian disayangi Firaun, sehingga diberikannya kepadanya seorang isteri, yakni adik isterinya sendiri, adik permaisuri Tahpenes. Lalu adik Tahpenes itu melahirkan baginya seorang anak laki-laki, Genubat namanya, dan Tahpenes menyapih dia di istana Firaun, sehingga Genubat ada di istana Firaun di tengah-tengah anak-anak Firaun sendiri. Ketika didengar Hadad di Mesir, bahwa Daud telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan bahwa panglima Yoab sudah mati juga, maka berkatalah Hadad kepada Firaun: "Biarkanlah aku pergi ke negeriku." Lalu bertanyalah Firaun kepadanya: "Tetapi kekurangan apakah engkau padaku ini, maka engkau tiba-tiba berniat pergi ke negerimu?" Jawabnya: "Aku tidak kekurangan apapun, namun demikian, biarkanlah juga aku pergi."
- Rezon bin Elyada, yang telah melarikan diri dari tuannya, yakni Hadadezer, raja Zoba. Ia mengumpulkan orang-orang, lalu menjadi kepala gerombolan. Ketika Daud hendak membunuh mereka, maka pergilah mereka ke Damsyik; mereka diam di sana, dan di situlah mereka mengangkat Rezon menjadi raja. Dialah yang menjadi lawan Israel sepanjang umur Salomo; ia mendatangkan malapetaka sama seperti Hadad. Ia muak akan orang Israel, dan menjadi raja atas Aram.
- Yerobeam bin Nebat, seorang Efraim dari Zereda, seorang pegawai Salomo, nama ibunya Zerua, seorang janda, memberontak terhadap raja. Inilah alasannya, mengapa ia memberontak terhadap raja: Salomo mendirikan Milo, dan ia menutup tembusan tembok kota Daud, ayahnya. Yerobeam adalah seorang tangkas; ketika Salomo melihat, bahwa orang muda itu seorang yang rajin bekerja, maka ditempatkannyalah dia mengawasi semua pekerja wajib dari keturunan Yusuf. Pada waktu itu, ketika Yerobeam keluar dari Yerusalem, nabi Ahia, orang Silo itu, mendatangi dia di jalan dengan berselubungkan kain baru. Dan hanya mereka berdua ada di padang. Ahia memegang kain baru yang di badannya, lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan; dan ia berkata kepada Yerobeam:
"Ambillah bagimu sepuluh koyakan,
sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan
kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu 10 suku. Tetapi
satu suku akan tetap padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena
Yerusalem, kota yang Kupilih itu dari segala suku Israel. Sebabnya ialah karena
ia telah meninggalkan Aku dan sujud menyembah kepada Asytoret, dewi orang
Sidon, kepada Kamos, allah orang Moab dan kepada Milkom, allah bani Amon, dan
ia tidak hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dengan melakukan apa yang benar
di mata-Ku dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku,
seperti Daud, ayahnya. Bukan dari tangannya akan Kuambil seluruh kerajaan itu;
Aku akan membiarkan dia tetap menjadi raja seumur hidupnya, oleh karena
hamba-Ku Daud yang telah Kupilih dan yang tetap mengikuti segala perintah dan
ketetapan-Ku. Tetapi dari tangan anaknyalah Aku akan mengambil kerajaan itu dan
akan memberikannya kepadamu, yakni sepuluh suku. Dan kepada anaknya akan
Kuberikan satu suku, supaya hamba-Ku Daud selalu mempunyai keturunan di
hadapan-Ku di Yerusalem, kota yang Kupilih bagi-Ku supaya nama-Ku tinggal di
sana. Maka engkau ini akan Kuambil, supaya engkau memerintah atas segala yang
dikehendaki hatimu dan menjadi raja atas Israel. Dan jika engkau mendengarkan
segala yang Kuperintahkan kepadamu dan hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan
melakukan apa yang benar di mata-Ku dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan
perintah-Ku seperti yang telah dilakukan oleh hamba-Ku Daud, maka Aku akan
menyertai engkau dan Aku akan membangunkan bagimu suatu keluarga yang teguh
seperti yang Kubangunkan bagi Daud, dan Aku akan memberikan orang Israel
kepadamu. Dan untuk itu Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk
selamanya." Lalu Salomo berikhtiar membunuh Yerobeam, tetapi Yerobeam
bangkit, dan melarikan diri ke Mesir, kepada Sisak, raja Mesir, dan di Mesirlah
ia tinggal sampai Salomo mati.
Akhir hidup
Salomo memerintah di Yerusalem atas
seluruh Israel 40 tahun lamanya. Kemudian Salomo mendapat perhentian
bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud, ayahnya.
Catatan riwayat hidup
Selebihnya dari riwayat Salomo dari
awal sampai akhir, semuanya itu tertulis dalam kitab riwayat Salomo, juga
tertulis dalam riwayat nabi Natan dan dalam nubuat Ahia, orang Silo itu, dan dalam penglihatan-penglihatan Ido, pelihat itu,
tentang Yerobeam bin Nebat.
Terpecahnya kerajaan
Setelah Salomo wafat, maka Rehabeam, anaknya, menjadi
raja menggantikan dia. Rehabeam sangat tidak bijaksana, sehingga
baru beberapa hari ia memerintah kerajaan Israel langsung terpecah menjadi dua,
yaitu Kerajaan Israel Utara
(disebut "Israel") dengan dukungan 10 suku Israel yang dipimpin oleh Yerobeam bin Nebat dan Kerajaan Israel Selatan
(disebut "Yehuda") dengan
dukungan suku Yehuda dan Benyamin yang dipimpin Rehabeam.
Keturunan
- Putra mahkota, dan penerus tahta: Rehabeam, dari istrinya Naamah, orang Amon
- Putri Tafat, menjadi istri Ben-Abinadab, kepala daerah yang memegang seluruh tanah bukit Dor.
- Putri Basmat, menjadi istri Ahimaas, kepala daerah di Naftali.
Perhitungan Waktu
- Salomo menjadi raja pada waktu Daud masih hidup pada masa tuanya. Daud mati setelah memerintah selama 40 tahun, yaitu 7 tahun 6 bulan di Hebron dan 33 tahun di Yerusalem.
- Salomo memerintah selama 40 tahun sampai matinya, dan digantikan oleh putranya, Rehabeam.
- Tahun ke-4 pemerintahan Salomo bertepatan dengan tahun ke-480 setelah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir (Eksodus). Dengan demikian Salomo mulai memerintah (tahun pertamanya) bertepatan 477 tahun setelah Exodus.
- Di akhir 40 tahun masa pemerintahannya, maka kerajaan Israel terpecah dua. Jadi bertepatan dengan 516 tahun setelah Eksodus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar