Gereja Pantekosta
by. dian vivian manumpil
Gereja Pentakosta
atau Pentakostalisme (aliran Pentakosta; bahasa Inggris: Pentecostalism) -
yang di Indonesia sering disebut juga Pantekosta - adalah sebuah gerakan
di kalangan Protestanisme yang sangat menekankan
peranan karunia-karunia Roh Kudus. Aliran ini sangat mirip dengan gerakan Karismatik, namun
gerakannya muncul lebih awal dan terpisah dari gereja arus utama. Orang Kristen Karismatik, setidak-tidaknya pada awal gerakannya,
cenderung untuk tetap tinggal di dalam denominasi mereka masing-masing.
Secara ringkas, Gereja
Pentakosta memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
·
Sangat menekankan
keyakinan akan peranan Roh Kudus dan karunia-karunia Roh Kudus
di dalam kehidupan sehari-hari para pengikutnya.
·
Pembaharuan
infrastruktur ibadah, antara lain lagu-lagu rohani yang digunakan lebih modern
dibandingkan dengan lagu-lagu lama yang bernuansa Gregorian.
·
Gereja mengizinkan
peran kaum perempuan dalam pelayanan.
·
Desakralisasi
hubungan antara imam dan jemaat yang lebih ditekankan pada nilai kekeluargaan,
sehingga jauh dari kesan kesenjangan tingkat kerohanian.
Teologi
Secara teologis,
kebanyakan denominasi Pentakosta tergabung dalam evangelikalisme,
artinya mereka menekankan bahwa Alkitab itu sepenuhnya
dapat dipercaya, hingga pada tingkat ineransi
(tidak mengandung kesalahan) dan orang harus bertobat dan percaya kepada Yesus.
Orang Pentakosta
berbeda dengan orang Fundamentalis karena
mereka lebih menekankan pengalaman rohani pribadi.
Orang Pentakosta
memiliki pandangan dunia yang trans-rasional.
Meskipun mereka sangat memperhatikan ortodoksi (keyakinan
yang benar), mereka juga menekankan ortopati (perasaan
yang benar) dan ortopraksis (refleksi
atau tindakan yang benar). Penalaran dihargai sebagai
bukti kebenaran yang sahih, tetapi orang-orang Pentakosta
tidak membatasi kebenaran hanya pada ranah nalar.
Dr. Jackie David Johns
dalam bukunya tentang kepemimpinan formatif Pentakosta, menyatakan bahwa
Alkitab mempunyai tempat yang khusus dalam pandangan dunia pentakostal karena
Roh Kudus selalu aktif di dalam Alkitab. Bagi Dr. Johns, pertemuan dengan
Alkitab adalah pertemuan dengan Allah. Bagi orang Pentakosta, Alkitab adalah
referensi utama bagi persekutuan dengan Allah dan pedoman untuk memahami dunia.
Salah satu ciri paling utama yang
membedakan Pentakostalisme dengan Evangelikalisme adalah penekanannya pada
karya Roh Kudus. Bahasa Roh yang juga
dikenal dengan glossolalia, adalah bukti normatif dari baptisan Roh Kudus.[3]
Beberapa gereja Pentakosta utama juga meyakini bahwa mereka yang tidak
berbahasa Roh belum menerima berkat yang mereka namakan baptisan Roh Kudus.
Klaim ini unik bagi kaum Pentakosta dan merupakan salah satu dari sedikit
perbedaannya dengan teologi Karismatik.
Beberapa pendeta dan anggota gereja
mengakui bahwa seorang percaya mungkin mampu berbahasa Roh, tetapi karena
berbagai alasan pribadi (misalnya, karena kurangnya pengertian), mereka tidak
melakukannya. Hal ini terjadi apabila seorang percaya dipenuhi oleh Roh Kudus,
tetapi tidak memperlihatkan apa yang disebut "bukti fisik awal" dalam
bentuk berbahasa Roh. Namun hanya sedikit orang yang berpandangan seperti ini.
Para kritikus gerakan ini menyatakan
bahwa doktrin ini tidak cocok dengan kritik Paulus terhadap gereja
perdana di Korintus yang sangat
menekankan bahasa Roh (lih. 1 Korintus, ps. 12-14 dalam Perjanjian
Baru. Para pendukungnya mengatakan bahwa posisi Pentakostal sangat
erat dengan penekanan Lukas dalam Kisah
Para Rasul dan mencerminkan suatu hermeneutika
yang lebih tajam.
Dr. Dale A. Robbins
menulis sehubungan dengan keyakinan karismatik bahwa sejarah Gereja menolak
pendapat bahwa karunia-karunia
karismatik menghilang tak lama setelah masa para rasul. Dr. Robbins
mengutip seorang bapa Gereja mula-mula, Ireneus
(l.k. 130-202) yang menulis sbb. "... kami mendengar banyak saudara di
gereja yang memiliki karunia-karunia bernubuat, dan yang
berbahasa Roh, dan yang juga menyingkapkan berbagai rahasia manusia demi
kebaikan mereka sendiri [pengetahuan]...". Dr. Robbins juga mengutip tulisan
Ireneus
berikut ini, "Ketika Allah menganggap perlu, dan ketika gereja banyak
berdoa dan ber-puasa,
mereka melakukan banyak perbuatan yang ajaib, bahkan menghidupkan kembali orang
yang sudah meninggal." Menurut Dr. Robbins, Tertulianus
(sekitar 155-230) melaporkan kejadian-kejadian serupa, seperti halnya pula
dengan Origenes
(sekitar 182-251), Eusebius (sekitar
275-339), Firmilianus (sekitar
232-269), dan Krisostomus (sekitar
347-407).
Keyakinan bahwa orang tidak
diselamatkan apabila ia tidak berbahasa roh ditolak oleh kebanyakan aliran
utama Pentakosta. Alasan cukup mendasar penolakan itu adalah, bahwa jemaat
adalah tubuh yang memiliki peran dan karunia masing-masing.
Sebagian gereja Pentakosta berpegang
pada teologi Keesaan yang menolak
doktrin Tritunggal
(Trinitas) yang tradisional dan menganggapnya tidak Alkitabiah.
Denominasi Keesaan Pentakostal
yang terbesar di Amerika Serikat adalah United
Pentecostal Church—UPCI [4]
(lihat Gereja Pantekosta Serikat
Indonesia). Kaum Pentakostal Keesaan ini
kadang-kadang juga dikenal dengan "Nama Yesus", "Kerasulan"
atau yang oleh para pengecamnya disebut sebagai orang-orang Pentakosta
"Yesus saja". Hal ini disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa para
Rasul yang mula-mula itu membaptiskan orang-orang Kristen baru di dalam nama
Yesus. Mereka juga percaya bahwa Allah menyatakan diri-Nya dalam berbagai
peran, dan bukan dalam tiga pribadi yang berbeda. Namun organisasi-organisasi
pentakostal trinitarian yang
utama, termasuk Pentecostal
World Conference dan Fellowship
of Pentecostal and Charismatic Churches of North America menentang
teologi Keesaan dan menganggapnya sebagai ajaran sesat. Mereka tidak menerima
kelompok ini sebagai anggota mereka. Kelompok Keesaan ini pun memperlakukan hal
yang sama terhadap kelompok trinitarian.
Sejarah
Gerakan Pentakosta juga menonjol di
kalangan gerakan Kesucian yang
pertama-tama mulai menggunakan istilah pentakostal
pada tahun 1867 ketika mereka mendirikan Perhimpunan
Pertemuan Kemah Nasional untuk Pemasyhuran Kesucian Kristen dengan
sebuah catatan yang berbunyi: [Kami mengundang] semua orang - apapun juga
alirannya ... yang merasa terasing di dalam keyakinan kesuciannya agar semuanya
secara bersama-sama dapat mewujudkan baptisan Pentakosta oleh Roh Kudus...
Pentakostalisme modern sesungguhnya
dimulai sekitar tahun 1901. Pada umumnya gerakan ini diakui berasal pada waktu Agnes Ozman menerima
karunia berbahasa roh (glossolalia) pada suatu persekutuan doa di Sekolah Alkitab Bethel
di Topeka, Kansas, tahun 1901. Parham, seorang pendeta yang berlatar belakang Metodis,
merumuskan ajaran bahwa bahasa roh adalah "bukti alkitabiah" dari
baptisan Roh Kudus.
Gerakan Pentakosta muncul di Eropah
tetapi juga muncul di Amerika Utara sekitar tahun 1906. Gerakan ini awalnya
muncul dalam Gerakan Methodis yang berkeinginan untuk kembali kepada kegairahan
dan kesederhanaan yang menekankan kembali kepada pertobatan secara mendadak
yang menjadi cita-cita dalam kebangunan Methodis dan kesempurnaan Kristen
seperti yang dianjurkan dalam Teologi Wesley. Dalam perkembangnya penganut
gerakan ini membentuk organisasi tersendiri. Pada tahun 1900 salah seorang
tokoh gerakan tersebut, Ch. F. Parham (asal dari Gereja Methodis dan keluar)
mengembangkan 3 pokok ajaran yang kemudian hari menjadi ciri gerakan Pentakosta
pada umumnya, yaitu tekanan pada eskatologi, pada baptisan dengan Roh dan pada
karunia-karunia Roh, khususnya karunia lidah, sebagai tanda seseorang telah
menerima baptisan Roh.
Parham meninggalkan Topeka dan memulai
pelayanan kebangunan rohani yang membawanya kepada Kebangunan Rohani Azusa Street melalui
William J. Seymour
yang menjadi muridnya di sekolahnya di Houston. Seymour, karena ia seorang
kulit hitam, saat itu hanya diizinkan duduk di luar kelas untuk mendengarkan
kuliah-kuliahnya.
Gerakan ini meluas yang dimulai dari
Kebangunan Rohani Azusa Street, pada 9
April 1906 di rumah Edward Lee di Los Angeles. Ia menggambarkan pengalamannya
dipenuhi oleh Roh Kudus pada 12 April 1906. Pada 18 April 1906, koran Los
Angeles Times memberitakan gerakan ini pada halaman mukanya. Pada
minggu ketiga April 1906, gerakan yang kecil namun berkembang pesat itu telah
menyewa sebuah gedung African
Methodist Episcopal Church yang kosong di 312 Azusa Street dan mulai
diorganisir sebagai Misi Iman Kerasulan Apostolic
Faith Mission.
Dasa warsa pertama Pentakostalisme
ditandai oleh kebaktian-kebaktian antar-ras, "... Orang-orang kulit putih
dan hitam bergabung dalam gejolak keagamaan,..." demikian laporan sebuah
koran setempat. Hal ini berlangsung hingga 1924, ketika gereja ini terpecah
mengikuti garis ras (lih. Apostolic
Faith Mission). Namun, ibadah-ibadah antar-ras berlanjut selama
bertahun-tahun, bahkan juga di daerah-daerah selatan A.S. yang tersegregasi.
Ketika Persekutuan Pentakostal Amerika Utara terbentuk pada 1948, organisasi
itu sepenuhnya terdiri atas denominasi-denominasi Pentakostal kulit putih
Amerika. Karena itu United
Pentecostal Church tidak bergabung dan kebijakan antar-rasnya
bertahan terus sepanjang sejarahnya. Pada 1994, gereja-gereja Pentakostal yang
tersegregasi kembali ke akar antar-ras mereka dan mengusulkan penyatuan kembali
secara resmi kelompok-kelompok Gereja Pentakostal hitam dan putih, dalam sebuah
pertemuan yang kemudian dikenal sebagai Mukjizat Memphis. Penyatuan ini terjadi
terjadi pada 1998, juga di Memphis, Tennessee. Penyatuan gerakan kulit hitam
dan putih menyebabkan Persekutuan Pentakostal Amerika Utara ditata ulang
menjadi Gereja-gereja Pentakostal/Karismatik Amerika Utara (Pentecostal/Charismatic
Churches of North America).
Pada awal abad XX, Albert
Benjamin Simpson sangat terlibat dengan gerakan Pentakostal
yang berkembang pesat. Pada saat itu para pendeta dan misionaris Pentakostal
biasanya dilatih di Missionary
Training Institute yang didirikan oleh Simpson. Karena itu, Simpson
dan C&MA (sebuah
gerakan penginjilan
yang didirikan Simpson) sangat berpengaruh terhadap Pentakostalisme, khususnya
gereja-gereja Sidang Jemaat Allah
dan Foursquare Church.
Pengarh ini mencakup penekanan pada penginjilan, doktrin C&MA,
nyanyian-nyanyian dan buku-buku karya Simpson, dan penggunaan istilah 'Tabernakel Injil'
yang berkembang menjadi gereja-gereja Pentakostal
yang dikenal sebagai 'Tabernakel
Injil Sepenuh'.
Gerakan ini dengan cepat menyebar ke
seluruh wilayah Amerika Serikat dan negara-negara lain. Menurut data, pada
tahun 1972 pengikut aliran Pentakosta di seluruh dunia sudah mencapai 20 juta
orang. Gereja Pentakosta mempunyai ciri-ciri yang sama di seluruh dunia, antara
lain: kebaktian yang serba bebas, pemakaian Alkitab secara ?spontan?,
pembangunan jemaat melalui kegiatan kebangunan rohani yang meliputi dorongan
untuk bertobat dan hidup suci, dan anggapan bahwa dalam lingkungan jemaat perlu
ada karunia lidah dan karunia kesembuhan sebagai tanda-tanda orang percaya.
Sejak akhir tahun 1950-an, gerakan
Karismatik, yang sebagian besar diilhami dan dipengaruhi oleh Pentakostalisme,
mulai berkembang di kalangan denominasi-denominasi Protestan arus utama, maupun
di lingkungan Gereja Katolik Roma. Berbeda dengan "Pentakosta Klasik"
yang melulu membentuk gereja-gereja ataupun denominasi Pentakostal, kaum
Karismatik bermotokan, "Berkembang di manapun Allah menempatkanmu."
Di Inggris, gereja Pentakostal pertama
yang dibentuk adalah Apostolic Church
(Gereja Kerasulan), yang kemudian diikuti oleh Elim Church (Gereja Elim).
Di Swedia, gereja Pentakostal yang
pertama adalah Filadelfiaförsamlingen
(Persekutuan Filadelfia) di Stockholm. Gereja yang
dipimpin oleh Lewi Pethrus ini mulanya adalah sebuah Gereja
Baptis, yang kemudian dikeluarkan dari Gabungan Baptis Swedia pada
1913 karena perbedaan-perbedaan doktrin. Saat ini gereja ini mempunyai sekitar
7000 anggota, yang merupakan jemaat Pentakostal terbesar di Eropa utara. Pada
tahun 2005, gerakan Pentakostal Swedia mempunyai sekitar 90.000 anggota dengan
hampir 500 gereja. Gereja-gereja ini semuanya independen namun mereka melakukan
banyak kerja sama. Kaum Pentakostal Swedia sangat aktif dalam melakukan misi
dan mendirikan gereja di banyak negara. Di Brazilia, misalnya, gereja-gereja yang
didirikan oleh misi Pentakostal Swedia mengaku mempunyai beberapa juta anggota.
Sejarah Pentakostalisme di Australia
dicatat dalam buku "Heart of Fire" oleh Dr. Barry Chant (1984, Adelaide:
Tabor).
Sejarah Pentakostalisme di Indonesia
dimulai lebih terkordinir dengan berdirinya De Pinkstergemeente in nederlandsch
indie dicatat dalam buku Sejarah Gerakan "Pentakosta dan Karismatik di
Indonesia" oleh David DS Lumoindong.
Pada awalnya dengan pelayanan missi dari Weenink Van Loon bersama Johanes
Thiessen, John Bernard dari Liverpool, Inggris. Weenink Van Loon Hoofd
On-derwyzer (Kepala Sekolah), mereka dari satu persekutuan yang bernama ‚’’De
Bond Voor Evangelistie’’ yang membentuk suatu yayasan” De Zendings
Vereeniging”. Yayasan ini mengelola/mengasuh sebuah sekolah Kristen yakni
Hollands Chineesche school met de Bijbel, sebagai pimpinan Sekolah ditunjuk
Wenink Van Loon. Di samping itu, di Kota Temanggung terdapat pula yayasan
Zwakzinhigenzorg yg disponsori oleh Pa Van Steur. Yayasan tersebut bergerak di
bidang penampungan anak-anak telantar yang mempu-nyai sebuah Panti Asuhan yang
pimpinannya adalah suster M A Van Alt, semua tokoh tersebut ternyata adalah
simpatisan Gereja Gerakan Pentakosta yang diperkenalkan oleh John Bernard. Dalam
waktu yang hampir bersamaan bulan Maret 1921 datang pula dua penginjil dari,”
Bethel Tempel” dari Seatle Amerika Serikat yakni Rev C E Grosbeck dan
Rev DR Van Klaveren,
keduanya membawa serta keluarganya. Mereka tiba di pelabuhan Batavia dengan
menumpang KM Suwa Maru pada bulan Maret 1921. Langsung menuju ke Denpasar Bali,
tetapi waktu itu oleh pemerintah Hindia Belanda menyatakan bahwa Pulau Bali
tertutup untuk penginjilan sebab Pulau Bali telah dijadikan sebagai pulau
wisata untuk menarik para pelancong dari luar negeri supaya boleh meningkatkan
pendapatan keuangan dari pemerintah yang ada. Oleh karena itu kedua penginjil
tadi tidak dapat berbuat banyak sekalipun sempat memberitakan injil di pulau
dewata ini tetapi hasilnya tidak menggembirakan. Dan pada bulan Desember 1922
keduanya berangkat menuju ke Surabaya. Di Surabaya mereka berpisah, Rev R Van
Klaveren menuju Jakarta dan melayani dengan Rev.J Thiessen. Sedangkan Rev
Groesbeck tetap di Surabaya dan giat mangadakan penginjilan (Camp Meetings) dan
kebanyakan yang hadir di dalam camp meeting itu adalah pemuda-pamuda berdarah
campuran Belanda Indonesia. (Ambon, Minahasa, Timor). Kemudian Rev Groesbeck
bertemu dengan Rev Van Gesel seorang karyawan BPM di Cepu.Dan
mereka bersama-sama bergabung pada persekutuan De Bond Voor Evangelisatie. Ibu
Moeke Wynen salah seorang yang aktif pada organisasi ini, dan dialah
memperkenalkan penginjil dari Seatle USA ini pada organisasi tersebut. De bond
Voor Evangelisatie berpusat di Bandung dan pimpinannya adalah antara lain
Wenink Van Loon. Pada tanggal 29 Maret 1923 tibalah di Cepu Rev Johannes Thiesen
bersama Wenink Van Loon (pimpinan‚ De bond Van Evangelistie dari Bandung dan
mengadakan kebaktian. Yang hadir dalam ibadah tersebut sebagian besar adalah
pimpinan dan karyawan BPM Cepu dan keluarga mereka di antaranya SIP Lumoindong,
Tn Agust Kops, Tn Win Vincentie, dan lainnya. Kemudian keesokan harinya adalah
hari Jumat Agung (Goede Vrijdag) Tanggal 30 Maret 1923 diumumkan akan diadakan
baptisan air di daerah pasar sore. Jumlah yang dibaptis pada waktu itu adalah
13 jiwa yang nama-nama mereka sbb: Jan Jeckel, Ny Jeckel, tn F G van Gesel, Ny
van Gesel, Ch C De Vriew, Tn Frits Salem Lumoindong,
Tn Win Vincentie, Ny Vincentie, Tn Agust Kops, Corie Eiderbrink, Anton
Leterman, Tn Sambow
Ignatius Paulus Lumoindong, Ny SIP Lumoindong Vincentie. Mereka
dibaptis oleh Pdt Thiessen dan Pdt Groesbeck, dalam kebaktian Kebangunan Rohani
di Cepu Tanggal 29-30 Maret 1923 itu terjadi pemenuhan Roh Kudus pada mereka
yang mengikuti Kebaktian dan acara pembaptisan air. Papa Thiessen dan Wenink
Van Loon kembali ke Bandung dan meneruskan pelayanan disana. Sedangkan dari
Cepu Api Pentakosta terus menjalar dengan disertai kuasa dan mukjizat –
mukjizat ke Surabaya dan hampir seluruh Jawa Timur. Para Pelopor aliran
Pentakosta ini membagi wilayah pelayanan mereka. Rev Johannes memilih Kota
Bandung sebagai basis pelayanannya. Pada mula pelayanannya di Bandung Rev
Thiessen menyewa gedung pangadilan negeri (Landraadzaal) sebagai tempat
kebaktian, kemudian pindah ke temapat sekarang jl. Marjuk No. 11 untuk dibangun
gedung gereja. Dengan pertolongan Tuhan berdirilah gereja (gedung) Pinkster
Beweging yang pertama di Bandung.
Ny.Kawulur seorang yang buta huruf
tetapi setelah bertobat dan dipenuhi Roh Kudus maka yang sangat bersemangat
memberitakan injil melalui buku-buku atau majalah (warta) rohani
Pinkstergemeente yang dibagi-bagikan, padahal ia sendiri tidak dapat membaca.
Suatu saat ia masuk ke daerah terlarang bagi umum karena lokasi mereka yang
berpenyakit Kusta, ia masuk dan membagikan bacaan tersebut. Seorang yang
membacanya kemudian bertanya apa benar Tuhan dapat menyembuhkan segala
penyakit?. Iapun menjawab ya pasti jika ia percaya. Orang tersebut memintanya
untuk mendoakan, karena Ny.Kawulur belum mendalami ajaran kekristenan maka ia
hanya menghafal doa bapa kami, maka orang tersebut didoakan dengan doa Bapa
Kami. Tetapi ternyata TUHAN tidak mendengar doa orang karena indahnya dan
pandainya seorang berdoa tetapi melihat iman dan ketulusan. Mujizat ternyata si
penyakitan kusta sembuh seketika, hal ini menghebohkan komplex tersebut,
pemimpin rumah sakit tersebut kemudian memanggil Ny.Kawulur dan memintanya
memanggil pemimpinnya untuk memberi penjelasan. Maka Ny.Kawulur karena masih
awam kemudian memanggil hamba-hamba Tuhan dari jawa, mereka datang dan kemudian
terjadilah kebangunan rohani besar-besaran, sejak itulah Pinkstergemeente masuk
kalimantan. Ny.Kawulur kemudian mengikuti suaminya yang bertugas dan pensiun di
Manado, rumahnya disumbangkan bagi Pinkstergemeente, Ny.Kawulur meninggal
dengan suaminya anaknya sudah meninggal duluan semasa perang, ia mengangkat
beberapa anak di antaranya Paulus Lumoindong
seorang pembawa api Pentakosta tahun 1970an yang mengobarkan gerakan karismatik
persekutuan doa di
Kota Manado.
Louis Johnson dan Arland Wasell
berlayar dari Bethel temple dan melayani di Kalimantan, mereka menyeberangi
banyak sungai-sungai besar menuju ke pedalaman dari pulau tersebut melebihi
dari penginjil-penginjil lain yang pernah lakukan sebelumnya. Tapi akhirnya
mereka terpaksa kembali ke Jawa karena Arland Wasell sakit malaria, dan Inice
Presho yang memang juru rawat mengasuhnya. Arland hampir tidak mampu sampai ke
rumah karena lelahnya perjalanan dengan kereta api dari Surabaya. Ouis Johnson
ternyata mengadakan hubungan dengan Eileen English dan bertunangan pada hari
Valentin pada tahun 1933, yang kemudian diteruskan dengan pernikahan di
Magelang dan pesta diadakan di Solo.
Pemeluk
Christianity Today
melaporkan dalam sebuah artikel yang berjudul "World Growth at 19 Million
a Year" (Bertumbuh 19 juta angota di seluruh dunia)bahwa menurut sejarawan
Vinson Synon, dekan Regent University School of Divinity (Sekolah Teologi
Universitas Regent) di Virginia Beach bahwa 25% dari seluruh umat Kristen di
dunia adalah Pentakostal atau karismatik.[5]
Denominasi-denominasi
Pentakostal terbesar di AS adalah Assemblies of God (Sidang Jemaat Allah), Church of God in Christ, Church of God (Cleveland),
dan United Pentecostal Church. Menurut sebuah artikel Musim Semi
1980 dari Christian History, ada sekitar 11.000 denominasi pentakostal atau
karismatik di seluruh dunia.[5]
Di
AS gereja-gereja Pentakostal diperkirakan mempunyai lebih dari 20 juta anggota,
termasuk sekitar 918.000 (4%) penduduk Hispanik. Jumlah ini mencakup jemaat-jemaat yang tidak
berafiliasi, meskipun jumlahnya tidak pasti. Hal ini sebagian disebabkan karena
sebagian ajaran Pentakostalisme juga dianut oleh denominasi non-Pentakostal
yang dikenal sebagai gerakan karismatik.
Perhitungan
konservatif atas penganut Pentakostalisme di seluruh dunia pada tahun 2000
diperkirakan sekitar 115 juta. Perkiraan lain menyebutkan jumlah hampir 400
juta. Sebagian terbesar dari pemeluknya terdapat di negara-negara Dunia Ketiga,
meskipun kebanyakan pemimpin mereka masih orang Amerika Utara. Pentakostalisme
kadang-kadang disebut sebagai "gerakan ketiga Kekristenan".
·
Gereja Kristen
terbesar di dunia adalah Yoido Full Gospel Church (Gereja Injil Sepenuh Yoido) di Korea Selatan, sebuah gereja Pentakostal. Gereja ini didirikan
dan dipimpin oleh David Yonggi Cho sejak
1958. Pada tahun 2003 anggotanya berjumlah 780.000.[5]
·
Gereja Yesus Sejati,
adalah gereja pribumi yang didirikan oleh orang-orang Tionghoa di daratan
Tiongkok, namun pusatnya sekarang berada di Taiwan. Gereja Kerasulan
adalah gereja yang paling cepat berkembang di seluruh dunia.
Di
Indonesia gereja-gereja Pentakosta diperkirakan mempunyai lebih dari 2 juta
anggota, gereja-gereja Pentakostal/Karismatik yang utama adalah
·
Gereja Pusat Pantekosta
Indonesia ( GPPI) / Indonesia Pentecostal Centre
·
Gereja Gerakan Pentakosta
(GGP),
·
Gereja Pantekosta di Indonesia
(GPdI), 600 an ribu
·
Gereja Pantekosta Serikat Di Indonesia (GPSDI),
·
Gereja Kerapatan Pentakosta (GKP),
·
Gereja Sidang Pantekosta DI Indonesia (GSPDI),
·
Gereja Pantekosta Pusat
Surabaya (GPPS),
·
Gereja Pentakosta Indonesia
(GPI),
·
Gereja Isa Almasih (GIA),
·
Gereja Bethel Indonesia
(GBI), 500 an ribu
·
Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD),
·
Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII),
·
Gereja Pantekosta Isa Almasih
(GPIA),
·
Gereja Tiberias Indonesia,
20 an ribu
·
Abbalove Ministries,
(GKYT)
·
Gereja Bethany Indonesia,
20 an ribu
·
Jemaat Pentakosta Indonesia
(JPI),
·
Gereja Utusan Pentakosta (GUP),
·
Gereja Duta Injil, (GDI)
·
Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB),
·
Gereja
Pantekosta Serikat Indonesia (GPSI) / United Pentacostal Church in
Indonesia (UPCI)
·
Gereja Bethel Tabernakel
(GBT),
·
Jakarta Praise Community Church (JPCC), Gereja Persekutuan Doa Jakarta (GPDJ)
·
Gereja Sidang-Sidang Jemaat
Allah (GSSJA),
·
Gereja Kegerakan Pantekosta Minahasa (GKPM)
·
Gereja Segala
Bangsa (GESBA)
·
Gereja Pimpinan Rohulkudus (GPR)
·
Gereja Cahaya Rohulkudus (GCR)
·
Gereja Kegerakan Roh Suci (GKR)
·
Gereja Mawar Sharon (GMS)
·
Gereja Pantekosta Immanuel (GPI)
·
Gereja Pantekosta Tabernakel
(GPT)
·
The Glory Prayer Community Centre Church (The GPCC Church).
Menurut Christianity
Today, Pentakostalisme adalah "iman yang hidup di antara kaum miskin,
yang menjangkau ke dalam kehidupan sehari-hari anggotanya, dan menawarkan tidak
hanya harapan tetapi juga sebuah cara hidup yang baru."[5] Selain itu, menurut sebuah laporan PBB
pada 1999, "Gereja-gereja Pentakostal sangat berhasil dalam merekrut
anggotanya dari kalangan yang paling miskin."[5] Juga menurut Christianity Today, di kalangan
gereja-gereja Brazilia, di mana pemeluk Pentakostal pada umumnya sangat miskin,
"Para pendetanya seringkali meminta anggotanya persembahan yang jumlahnya
layak ditertawai; namun orang-orang ini memberikan 20, 30, dan kadang-kadang
bahkan 50 persen dari penghasilan mereka."[5] Christianity Today juga mencatat bahwa kaum
Pentakostal Brazilia berbicara tentang Yesus yang riil dan dekat kepada mereka,
serta melakukan berbagai hal bagi mereka termasuk memberikan makanan dan tempat
bernaung. Selain itu, Christianity Today mencatat "Para sarjana
telah lama mengecap Pentakostalisme sebagai agama yang tidak memperhatikan
hal-hal yang ada di dunia sini. Bagi banyak orang, hal ini dianggap sebagai
kesimpulan yang tidak terelakkan, karena gerakan ini sangat menekankan
pengalaman karismatik, religiositas yang mendalam, dan kecenderungan asketik
(bertarak). Bahkan para sarjana Pentakostal yang sangat dihormati pun mengakui
hal ini.
Sejarah Gerakan Pentakosta
Sejarah Gerakan Pentakosta dimulai pertama
kali pada gereja rasul-rasul (apostolics church) yang berawal dari sebuah
loteng di Yerusalem pada hari Pentakosta (Kis 2:1-13). Bahasa lidah dan karunia
Roh tidak banyak muncul setelah zaman kerasulan.
Gerakan Pentakosta modern merujuk pada
berbagai pendapat. Pertama, gerakan Pentakosta modern dimulai pada tahun 1896
dalam sebuah camp meeting yang diadakan di Cherokee Country, North Carolina di
bawah pimpinan William F. Bryant (Sumber: Charles W. Conn). Kedua, terjadi di
bagian selatan Amerika, saat seorang wanita bernama Agnes Ozman berbahasa roh,
yang terjadi pada tanggal 1 Januari 1901. gerakan ini dipimpin oleh Charles Fox
Parham, direktur Sekolah Alkitab Bethel di Topeka Kansas, Amerika (Sumber:
Klauda Kendrick). Ketiga, terjadi pada pertemuan di sebuah gereja tua yang
terletak di jalan Azusa, Los Angeles, Amerika pada tahun 1906. pada saat itu
gerakan ini dipimpin oleh Evan Roberts di Wales, Inggris (Sumber: Donald Gee).
Tiga pendapat asal mula gerakan Pentakosta
modern menjadi latar belakang dari berbagai aliran gereja beraliran Pentakosta
ataupun Kharismatik (Neo Pentacostalism), namun diluar daripada tiga pendapat
itu sejarah gerakan Pentakosta adalah di loteng Yerusalem dalam pertemuan pada
hari Pentakosta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar