Malaikat
– Angelogy
BAB I:
KEBERADAAN MALAIKAT
Memang harus diakui bahwa
ayat-ayat referensi tentang malaikat dalam Alkitab hanya sedikit. Hanya sekitar
300 ayat referensi dalam seluruh Alkitab, bila dibandingkan dengan nama
Yehovah, misalnya, yang disebut lebih dari 6.000 dalam kitab Perjanjian Lama.
Walaupun demikian, tidak ada alasan bagi manusia untuk, pertama, menolak
mengakui adanya malaikat, dengan alasan skeptis, seperti kaum Saduki dan
Liberal. Kedua, tidak dapat membuktikan secara pasti keberadaan dan status
malaikat sehingga manusia disesatkan dan menyembah malaikat-malaikat itu. Dari
informasi yang diberikan Alkitab tentang malaikat, dapatlah kita lebih memahami
betapa hebat kedaulatan Allah.
1. Asal dan arti kata malaikat.
Kata “malaikat” dalam bahasa Ibrani
disebut “malak” dan dalam bahasa Grika disebut “anggelos”, yang berarti:
messenger, agent-utusan/pembawa berita; perantara. Dalam bahasa Inggris,
malaikat ditulis dengan kata “angel”. Jadi kata “malaikat” berasal dari
bahasa-bahasa semit yang diserap dari bahasa Grika.
Kata “utusan/pembawa berita” haruslah
dipahami dari konteks sejarah. Pada zaman dulu, dimana komunikasi masih sulit,
jarak yang cukup dekat untuk zaman sekarang harus ditempuh selama
berbulan-bulan, lihat Kejadian 24 dan Yoshua 9, maka peran seorang
“utusan/pembawa berita” sangat besar artinya. Seorang pembawa berita adalah
seorang yang sangat dipercaya oleh tuannya dan tidak akan berbicara selain apa
yang dikatakan oleh tuannya. Pada pihak lain, seorang utusan yang membawa sabda
dari seorang raja, akan disambut dengan penuh hormat oleh para kawula kerajaan,
karena sabda yang dibawa oleh utusan tersebut.
Tidak heran bila Yohanes sampai
menyembah malaikat yang membawa berita dari Allah baginya, Wahyu 19:10; 22:8-9.
Tidak heran pula bila malaikat Gabriel sampai marah kepada Zakharia, karena ia
tidak percaya kepada berita yang dibawa oleh Gabriel. Dengan wibawa ilahi,
Gabriel mampu menghukum Zakharia menjadi bisu sampai semua itu terjadi, Lukas
1:20. Bahkan raja sebesar dan seagung Nebukadnezar pun, harus mengakui
kebenaran kata-kata dari “sang utusan”, bahkan harus mengalami sendiri
kewibawaan Allah melalui “sang utusan”, Daniel 4 (NIV). Allah sebagai raja
diatas segala raja, tidak perlu turun tangan langsung, cukup melalui utusan-Nya
saja. Betapa agungnya sang raja yang mengutus malaikat itu. Puji Tuhan.
2. Beberapa kata atau istilah lain
yang diartikan atau berkaitan dengan malaikat.
Selain kata yang umum dikenal yakni
“malaikat”, untuk “utusan/pembawa berita Allah”, dipakai juga beberapa istilah
lain. Istilah-istilah itu sebenarnya lebih berarti sebagai gelar yang
mengungkapkan berbagai aspek sifat, penampilan atau tugas yang ada pada
malaikat itu. Untuk memahami istilah-istilah itu dibutuhkan referensi dan
pemahaman prinsip-prinsip penting Alkitabiah. Sehingga istilah-istilah itu
justru lebih mewakili maksud dan tujuan pemakaiannya. Dari bervariasinya
istilah yang dipakai untuk pengertian malaikat, dapat dilihat betapa kayanya
nuansa bahasa Alkitab itu.
2.1. Penjaga atau pengintai – Watcher,
Daniel 4:13-23; Yesaya 62:6.
Malaikat-malaikat itu bertugas untuk
berjaga-jaga, siang dan malam, untuk mengawasi apakah perintah atau ketetapan
Allah tetap berlangsung sesuai dengan kehendak Allah. Jadi kata penjaga atau
pengintai menunjuk kepada tugas utama malaikat sebagai penjaga berlangsungnya
segala perintah Allah dengan benar.
2.2 Anak-anak yang perkasa – Sons of
mighty, Mazmur 89:6 (KJV).
Malaikat sebenarnya adalah mahkluk
perkasa, keperkasaan mereka melebihi manusia perkasa manapun juga. Sebagai
contoh, Matius 28:2, malaikat Tuhan dengan mudah memindahkan batu penutup pintu
kubur Yesus yang beratnya berton-ton. Beberapa istilah tentang keperkasaan
malaikat, perkasa-mighty, Mazmur 29:1 (KJV). Kumpulan orang
perkasa-congregation of the mighty, Mazmur 82:1 (KJV), orang-orang
perkasa-mighty ones, Yesaya 13:3 (KJV).
2.3 Anak-anak Allah – Sons of God,
Ayub 1:6; 2:1; 38:7.
Bila kita memahami situasi
penciptaan, maka istilah “Bapa” untuk Allah berarti sumber segala sesuatu. Adam
disebut anak Allah, Lukas 3:38, karena Adam dicipta oleh Allah. Sebagai mahkluk
ciptaan gelar “anak Allah” bagi Adam adalah suatu kehormatan. Demikian juga
dengan malaikat-malaikat ciptaan Allah itu, gelar “anak-anak Allah merupakan
gelar kehormatan bagi mereka”. Gelar tersebut wajar untuk mereka karena
merekalah mahkluk kudus berakal budi yang terlebih dahulu diciptakan. Kelak
istilah “anak Allah” diberikan kepada orang yang lahir baru dalam Tuhan.
Sebagaimana ada dua keturunan Abraham, yakni keturunan jasmani dan keturunan rohani
yang mewarisi iman Abraham, demikian juga dengan anak-anak Allah. Anak-anak
Allah secara jasmani adalah malaikat-malaikat dan Adam. Sedangkan anak-anak
Allah secara rohani adalah orang percaya yang lahir baru.
2.4 Allah-allah – Elohim, Mazmur
8:5-6; 97:7.
Seharusnya kata Elohim kata Mazmur
8:6 diterjemahkan menjadi “allah-allah”, bukan kata “Allah”. Sehingga
terjemahannya menjadi: “Namun Engkau telah membuatnya hampir sama dengan
“allah-allah”. Jadi istilah Elohim untuk para malaikat itu berarti “allah-allah”.
Gelar “allah-allah” diberikan kepada malaikat-malaikat karena Allah sering
menampakkan diri dalam rupa malaikat.
2.5
Orang-orang kudus – Saints, Ulangan 33:2; Daniel 4:13-23; Yudas 1:14.
Selain untuk manusia, istilah ini
juga dipakai untuk malaikat.
2.6 Api
yang menyala-nyala, Mazmur 104:4; Ibrani 12:18.
Api adalah simbol kekudusan
Allah. Bila malaikat digambarkan sebagai api yang menyala-nyala, hal itu
disebabkan karena kekudusan Allah yang senantiasa menyertai mereka.
2.7
Bala tentara Allah, 1 Raja-raja 22:19; II Raja-raja 6:17; Nehemiah 9:6; Mazmur
33:6; 103:21; Daniel 7:10; Lukas 2:13.
Malaikat memang merupakan
“pasukan tentara sorgawi”. Yesuspun mengatakannya, Matius 26:53.
2.8 Pemimpin-pemimpin, Daniel 10:13,
20-21; 12:1.
Dalam konteks kitab Daniel yang
berbicara mengenai nubuat tentang bangsa-bangsa dunia, malaikat digambarkan
sebagai pemimpin bangsa. Boleh dikata, setiap bangsa dipimpin oleh seorang
malaikat. Disebutkan bahwa bangsa Israel “dipimpin” oleh Mikhael. Bila Mikhael,
yang artinya “siapakah yang seperti Allah”, menjadi pemimpin umat Allah, maka
setan adalah pemimpin bahkan penguasa dunia, Yohanes 12:31; 14:30; 16:11;
Efesus 2:2; 1 Yohanes 5:19. Pada zaman Daniel pasal 10, dunia dikuasai oleh
kerajaan Persia. Itulah sebabnya, Lucifer, si setan digambarkan sebagai
pemimpin kerajaan Persia, Daniel 10:13a. Kerajaan Persia membawahi begitu
banyak raja-raja taklukan, itulah gambaran setan dan bawahan-bawahannya, Efesus
2:2; 6:12. Kelak bila pemimpin kerajaan dunia beralih kepada Yunani maka setan
akan muncul sebagai “pemimpin Yunani”, Daniel 10:20.
2.9 Bintang-bintang pagi, Ayub 38:7;
Yesaya 12:12-14.
Malaikat-malaikat digambarkan sebagai
bintang-bintang yang bercahaya. Lucifer digambarkan sebagai bintang fajar,
sebelum ia jatuh. Kemudian lucifer digambarkan sebagai bintang jatuh pada saat
kejatuhannya. Gelar “bintang” bukan hanya diberikan kepada malaikat-malaikat.
Tapi Allah juga memberikannya bagi orang-orang percaya, Kejadian 15:5; Wahyu
1:20.
2.10 Tahta-tahta; Kerajaan-kerajaan;
Penguasa-penguasa, Kolose 1:16; Roma 8:38; Efesus 1:21; 3:10; 1 Petrus 3:22.
Dipakainya gelar-gelar kepemerintahan
dalam ayat-ayat ini menunjukkan adanya hirarki atau strata yang rapi dan jelas
dalam dunia malaikat. Hal ini juga jelas terlihat ketika si setan mengatur
sistem pemerintahan kerajaan kegelapannya, Efesus 6:12.
2.11 Roh-roh yang melayani, Ibrani
1:13-14; Mazmur 103:21.
Malaikat-malaikat adalah
pelayan-pelayan yang harus melaksanakan perintah Allah. Malaikat-malaikat
adalah roh-roh yang melayani Allah, dalam arti bukan menjadi pengantara (Juru
Syafaat) antara manusia dan Allah. Hanya Yesus Kristus-lah pengantara itu, 1
Timotius 2:5; Yohanes 14:1, 6.
2.12 Pilihan, 1 Timotius 5:21.
Istilah “malaikat-malaikat pilihan”
kemudian dikenakan kepada malaikat-malaikat yang oleh kehendak bebasnya sendiri
tidak mau mengikuti setan. Malaikat-malaikat yang mengikuti setan dan jatuh ke
bumi, terbuang karena pilihan mereka sendiri untuk memberontak kepada Allah, II
Petrus 2:4; Yudas 1:6. Yesus Kristus dan orang-orang percaya juga disebut
pilihan Allah, Matius 24:22, 24, 31; Markus 13:20, 22, 27; Lukas 18:7.
2.13 Hamba, Wahyu 19:10; 22:9.
Malaikat pilihan itu sendiri yang
menyebut diri mereka sebagai “hamba”. Berarti hanya Yesus Kristus, sang Tuan,
yang layak disembah.
3. Kata “malaikat” yang dipakai bukan
untuk para malaikat.
Menarik untuk disimak bahwa, kata
malaikat itu sendiri sekali-sekali dalam Alkitab dipakai bukan untuk para
malaikat itu sendiri. Hal ini dapat dipahami lewat arti katanya sendiri, yakni:
“Utusan”. Sudah pasti bila kata malaikat itu dipakai untuk menunjuknya sebagai
utusan, walaupun ia bukan malaikat, pastilah orang itu adalah utusan Allah yang
istimewa. Untuk memahami bilamana kata “malaikat” itu ditujukan kepada pribadi
yang lain, kontekslah yang amat menentukan.
3.1 Malaikat Tuhan – malaikat
Yehovah.
Dalam kitab Perjanjian Lama sering
dijumpai istilah ini. Isitilah ini tidak menunjuk kepada malaikat, melainkan
pada dua hal yang amat penting bagi manusia, yakni Theophany dan Christhopany
(lihat uraian tentang itu).
3.2 Malaikat Perjanjian, Matius 3:1.
Istilah ini sebenarnya ditujukan
kepada Yesus Kristus sebelum ia berinkarnasi ke dalam dunia (lihat uraian
tentang hal itu).
3.3 Malaikat Jemaat, Wahyu 2:1, 8,
12, 18; 3:1, 7, 14.
Istilah ini hanya ada dalam kitab
Wahyu. Tetapi bila diingat bahwa oleh Yakub, Allah digambarkan sebagai
“malaikat Gembala”, Kejadian 48:15-16 (lihat juga pandangan Daud dalam Mazmur
23), maka jelas sekali betapa pentingnya peranan seorang Gembala Jemaat.
Nampaknya istilah “malaikat jemaat” dalam kitab Wahyu itu menggambarkan peran
istimewa seorang gembala jemaat.
4. Seraphim dan Kherubim.
Memang jelas sekali bahwa semua hal
dalam alam roh diungkapkan dengan jelas kepada manusia, lewat Alkitab. Berikut
akan dijelaskan tentang Seraphim dan Kherubim.
4.1 Seraphim.
Mahkluk roh yang bernama Seraphim
hanya muncul satu kali dalam Alkitab, yakni dalam penglihatan Yesaya, Yesaya
6:1-7. Gambaran tentang Seraphim ini adalah sebagai berikut:
* Sebentuk mahkluk roh dalam
jumlah jamak, berdiri di bagian atas tahta Allah. Kata Tuhan ditulis dalam
ADONAI, bukan YEHOVAH (ayat 1-2).
* Mahkluk ini mempunyai enam
sayap (tiga pasang).
* Satu pasang sayap untuk
menutupi wajahnya, satu pasang untuk menutupi kakinya, satu pasang untuk
terbang (ayat 2).
* Mahkluk ini mempunyai wajah
(ayat 2), tidak dijelaskan bagaimana bentuk kakinya.
* Mahkluk ini mempunyai tubuh
kesimpulan logis dari adanya kaki dan wajah.
* Mahkluk ini berkomunikasi
antara satu dengan yang lainnya melalui bahasa lisan (ayat 3-4). Bahkan mereka
juga satu kelompok pemuji Allah.
* Mahkluk ini mempunyai tangan
(ayat 6), yang nampaknya berfungsi seperti tangan manusia.
* Salah satu mahkluk ini
berkomunikasi dengan Yesaya (ayat 6-7), mengambil bara dari mezbah dengan
penjepit bara, lalu datang menyentuhkannya ke bibir dan berbicara kepada
Yesaya.
Seraphim berasal dari kata Ibrani
“saraph”, yang berarti menyala-nyala. Melalui konteksnya nampak arti kata ini
erat kaitannya dengan kekudusan Allah. Bukankah Allah itu adalah api yang
menghanguskan, Ibrani 12:29; Keluaran 24:17. Nampak bahwa dalam hadirat Allah
seperti inilah Yesaya menyadari kenajisan mulutnya dan butuh kekudusan dari
Allah.
Dalam Yohanes 12:39-41, Tuhan Yesus menegaskan bahwa Yesaya
telah melihat Dia. Maksudnya, penglihatan Yesaya dalam Yesaya 6 itu, adalah
penglihatan tentang Yesus. Dalam Yesaya 6:1-2 ditulis: “Dalam tahun matinya
raja Uzia aku melihat Tuhan (ADONAI, bukan YEHOVAH) duduk di atas tahta . . .
Para Seraphim berdiri disebelah atas tahtaNya”. Bila nama Allah itu disimak,
maka Allah Bapa itu namanya YEHOVAH yang diterjemahkan dalam kata TUHAN (Lord –
bahasa Inggris). Sehingga dalam kitab perjanjian lama, Allah Bapa sering
disebut Tuhan Allah – YEHOVAH ELOHIM. Karena nama YEHOVAH (TUHAN, LORD) itu
amat kudus bagi orang Israel maka nama itu sering disebut ADONAI, diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia menjadi Tuhan. Tetapi ternyata kelak dalam kitab
perjanjian baru, kata Tuhan – KURIOS, yang menunjuk kepada Tuhan Yesus, tepat
sekali bila diterjemahkan dengan kata ADONAI. Jadi, bila dalam Yesaya 6:1,
Yesaya berkata :” . . ., aku melihat ADONAI . . .”, sebenarnya Yesaya telah
melihat Tuhan Yesus, Yohanes 12:41.
Disebelah atas tahta ADONAI (KORIUS – bahasa Grika) berdiri para Seraphim, Yesaya 6:2. Bila disimpulkan maka Seraphim adalah malaikat-malaikat yang melayani Tuhan Yesus Kristus, lihat Matius 4:11; 26:53; Markus 1:13.
Disebelah atas tahta ADONAI (KORIUS – bahasa Grika) berdiri para Seraphim, Yesaya 6:2. Bila disimpulkan maka Seraphim adalah malaikat-malaikat yang melayani Tuhan Yesus Kristus, lihat Matius 4:11; 26:53; Markus 1:13.
4.2 Kherubim.
Mahkluk roh yang disebut dengan nama
Kherub (bentuk tunggal), Kherubim (bentuk jamak), lebih sulit dipelajari tetapi
mempunyai cukup banyak informasi. Di Alkitab kata Kherub ditulis 25 kali
sedangkan kata kherubim ditulis 65 kali, jadi seluruhnya sebanyak 90 kali. Dari
90 kali tertulis dalam Alkitab, hanya satu kali dalam kitab perjanjian baru,
sedangkan dalam kitab perjanjian lama ditulis 89 kali.
Memang sulit untuk memberi penafsiran
tentang kherubim ini, arti katanya sulit untuk dipahami. Gesenim, ahli bahasa
Semit, penulis Lexikon yang terkenal, mencatat empat arti kata kherubim, yaitu:
perkasa, kuat ia yang dekat kepada Allah; pelayan-pelayanNya; ia yang diakui
dihadapanNya. Sulit untuk menafsirkan apa atau mahkluk apa kherubim itu.
Terdapat banyak tafsiran tentang kherub.
Kevin J. Conner menulis bahwa para ahli menafsir dalam tiga
kelompok yaitu:
(1). Kherubim adalah malaikat-malaikat.
(2). Kherubim erat kaitannya dengan ke-Allah-an, mewakili atau lambang dari berkat ke-Allah-an.
(3). Kherubim adalah orang-orang kudus.
(1). Kherubim adalah malaikat-malaikat.
(2). Kherubim erat kaitannya dengan ke-Allah-an, mewakili atau lambang dari berkat ke-Allah-an.
(3). Kherubim adalah orang-orang kudus.
Setelah meneliti ayat-ayat tentang kherubim, maka nampaknya
penafsirannya harus dibagi dalam beberapa bagian, yakni:
(a). Kherubim dalam Kejadian pasal 3 dan Yehezkiel pasal 28.
(b). Kherubim dalam kitab Keluaran sampai Yesaya, termasuk yang ada dalam kitab Ibrani.
(c). Kherubim yang ada dalam Yehezkiel pasal 1,9,10 yang ada kaitannya dengan Wahyu 5&6
(d). Kherubim yang ada dalam Yehezkiel pasal 41.
(a). Kherubim dalam Kejadian pasal 3 dan Yehezkiel pasal 28.
(b). Kherubim dalam kitab Keluaran sampai Yesaya, termasuk yang ada dalam kitab Ibrani.
(c). Kherubim yang ada dalam Yehezkiel pasal 1,9,10 yang ada kaitannya dengan Wahyu 5&6
(d). Kherubim yang ada dalam Yehezkiel pasal 41.
Dari pembagian ini akhirnya dapat
disimpulkan apa atau siapakah Kherubim itu.
a. Kherubim dalam Kejadian 3:24 dan
Yehezkiel 28:14, 16.
Nampaknya, penerjemah Alkitab
terjemahan baru kurang tepat menerjemahkan Yehezkiel 28:14, 16. Versi terjemahan
bode dan beberapa versi terjemahan bahasa Inggris, yang lebih tepat, menulis,
yaitu: “Engkaulah menaungi . . . (bode), -Thou art the anointed cherub that
covereth . . . (KJV). Para ahli Alkitab seperti Schofield, Dake, dan Ryrie
menafsirkan bahwa Yesaya 28:11-19 itu sebenarnya merupakan analogi untuk
lucifer yang memberontak terhadap Allah, kemudian dibuang dan dikenal sebagai
setan. Jadi sebelum kejatuhannya lucifer adalah salah satu kherubim. Sebelum
lucifer jatuh, ia pernah datang ke Eden. Setelah jatuh dan berubah status
menjadi setan, ia masuk ke Eden, sebagai ular untuk menjatuhkan manusia ke
dalam dosa, setelah manusia diusir dari taman Eden, Allah menempatkan beberapa
kherubim, dengan pedang bernyala, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan,
Kejadian 3:24. Kesimpulannya, yaitu: kherubim adalah malaikat-malaikat yang
mempunyai kedudukan tinggi. Tentunya dengan tugas dan wewenang istimewa dari
Allah.
b. Kherubim dalam kitab Keluaran
sampai Yesaya dan Ibrani.
Kherub disini, disulam dalam kain atau
dibentuk dalam rupa patung kecil atau besar, yang dipakai dalam kemah
sembahyang dan kaabah Allah, bentuk dan penampilannya sebagai berikut:
* Kherub itu mempunyai 2 (1
pasang) sayap yang dapat dikembangkan atau ditutup, Keluaran 25:18-22; 37:9; 1
Raja-raja 6:23-27; 8:6-7; 1 Tawarikh 28:18; II Tawarikh 3:11-13; 5:7-8.
* Kherub itu mempunyai wajah,
Keluaran 25:20; yang ada disini adalah wajah manusia; Keluaran 37:9.
* Kherub itu mempunyai tubuh,
dalam bentuk manusia, 1 Raja-raja 6:25.
* Kherub itu mempunyai kaki,
dalam bentuk manusia, II Tawarikh 3:13.
* Kherub itu pasti “memakai
jubah” (tidak dalam bentuk telanjang), karena erat kaitannya dengan hal-hal
yang kudus, Keluaran 28-29, 39; Imamat 6:10cf.
Dari gambaran yang dideskripsikan
disini, maka kherubim mempunyai sosok manusia. Karena dibuat oleh para ahli,
ditambah dengan dua buah sayap yang indah, maka sosoknya pasti anggun.
Kherubim yang ada di kemah sembahyang
itu agak sulit ditafsirkan siapa mereka. Hal itu disebabkan karena, kherub
disini dipakai di tiga bagian kemah sembahyang, yaitu:
(1) Dua buah kherubim yang saling berhadapan di atas tutup pendamaian, Keluaran 25:17-22; 37:6-9.
(2) Gambar tenunan pada sepuluh kain tenda kemah suci, Keluaran 26:1; 36:6.
(3) Gambar tenunan pada tirai pemisah antara ruang suci dan ruang maha suci, Keluaran 26:31; 3:35.
(1) Dua buah kherubim yang saling berhadapan di atas tutup pendamaian, Keluaran 25:17-22; 37:6-9.
(2) Gambar tenunan pada sepuluh kain tenda kemah suci, Keluaran 26:1; 36:6.
(3) Gambar tenunan pada tirai pemisah antara ruang suci dan ruang maha suci, Keluaran 26:31; 3:35.
Kherubim pada tirai ini dalam bentuk
jamak, walaupun tidak disebutkan berapa jumlahnya, satu hal yang harus
diperhatikan, bahwa kepada Musa telah diperlihatkan pola Tabernakel, Keluaran
25:9, 40; Ibrani 8:5. Sehingga kherubim yang terdapat pada tiga bagian kemah
itu pasti sesuai dengan pola yang diperlihatkan Allah kepada Musa diatas gunung
Sinai.
Masih ada lagi dua patung kherubim
besar dari kayu minyak yang menaungi tabut perjanjian dalam kaabah Salomo, 1
Raja-raja 6:23-35; 8:6-7; II Tawarikh 3:8-13; II Tawarikh 5:7-8. Kherubim pada
tirai pemisah ruang kudus dan ruang maha kudus, 1 Raja-raja 6:32, 35. Kherubim
pada dinding luar dan dinding dalam bangunan utama kaabah, 1 Raja-raja 6:29; II
Tawarikh 3:7. Kherubim pada pintu penutup kereta untuk menopang laut, 1
Raja-raja 7:29, 36. Sudah pasti bentuk kherubim itu sama dengan yang ada pada
kemah sembahyang.
Tafsirannya: Berdasarkan deskripsi
diatas, maka dapat ditafsirkan bahwa ada dua kelompok kherubim.
Pertama : Kelompok kherubim yang ada
dalam ruang maha kudus, kherubim tersebut adalah Theopany Allah Bapa dan Allah
Roh Kudus, ingat istilah malaikat YEHOVAH yang sering tertulis dalam kitab
perjanjian lama. W.H. Offiler dalam buku “Allah dan NamaNya” menafsirkan bahwa
kedua kherubim yang ada pada tutup pendamaian adalah Theopany Bapa dan Roh
Kudus. Jeff dan Annete Harvey dalam buku “Tabernakel Musa” juga berpendapat
sama. W.H. Offiler menafsir bahwa dua gambar kherub yang disulam pada tirai
pemisah antara ruang suci dan ruang maha suci adalah Theopany Bapa dan Roh
Kudus, sedang tirai itu adalah Kristus, Ibrani 10:20. Prinsip Trinitas itupun
dapat diterapkan pada dua kherub besar yang menaungi tabut perjanjian dalam
ruang maha suci di kaabah Salomo, juga terdapat dua kherub pada pintu masuk ke
dalam ruang maha suci.
Kedua : Kelompok kherub yang ada pada
bagian-bagian lain kemah sembahyang dan kaabah Salomo. Kherubim ini adalah
malaikat-malaikat tingkat tinggi, seperti dalam Kejadian 3:24. Alasannya yaitu,
kherubim ini tidak dalam posisi Trinitas, jumlahnya banyak.
c. Kherubim dalam kitab Yehezkiel
pasal 1,9,10 dan 11.
Sebenarnya, penglihatan Yehezkiel
akan kemuliaan Tuhan dan mahkluk-mahkluk hidup yang menyertai-Nya, Yehezkiel 1,
tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa mahkluk-mahkluk itu adalah kherubim.
Nanti dalam Yehezkiel 10:20, nabi itu mengerti bahwa mahkluk-mahkluk hidup itu
adalah kherubim. Bentuk dan penampilan mereka adalah sebagai berikut:
Yehezkiel pasal 1:
* Menyerupai manusia, dengan
empat muka (ayat 5-6), empat muka tersebut, ayat 10 adalah :
* Muka manusia, di bagian depan.
* Muka singa di bagian kanan
* Muka lembu di bagian kiri
* Muka rajawali di bagaian belakang .
* Muka manusia, di bagian depan.
* Muka singa di bagian kanan
* Muka lembu di bagian kiri
* Muka rajawali di bagaian belakang .
* Mempunyai 4 (2 pasang) sayap
(ayat 6); sepasang sayap untuk dikembangkan, sepasang saya untuk menutupi muka
mereka (ayat 11:23); terbang seperti kilat (ayat 14); suara sayap itu dahsyat
kedengarannya ketika mereka terbang; bila berhenti sayap itu terkulai (ayat
24-25).
* Kaki lurus, mengkilat seperti
tembaga digosok dan tapak kaki seperti kuku anak lembu (ayt 7
* Mempunyai tangan manusia (ayat
8).
* Cara berjalan atau bergerak
yang unik (ayat 12); tidak menggerakkan kaki, karena kaki lurus (ayat 7); dapat
bergerak dengan leluasa ke arah mana Roh itu hendak pergi (ayat 15,16,19,20); bila
hendak berubah arah mereka tidak mengubah posisi badan sebab mempunyai muka
yang menghadap keempat jurusan (ayat 17).
* Ditengah-tengah mereka ada
seperti bara api (ayat 13).
* Diatas kepala mereka ada
seperti cakrawala, yang diatas mereka ada yang menyerupai tahta, diatas tahta
tersebut ada yang seperti rupa manusia (ayat 22, 25-26); Yehezkiel 9.
* Kemuliaan Allah Israel
terangkat dari atas kherubim (ayat 3, 10:4); Yehezkiel 10.
* Tahta Allah diatas kepala
kherubim (ayat 1, 11:22).
* Dibawah kherubim, diantara
roda-roda ada bara api (ayat 2, 3, 6-7).
* Suara sayap kherubim itu
dahsyat (ayat 5).
* Tangan kherub menyerupai tangan
manusia (ayat 7-8, 21).
* Disamping setiap kherub ada
roda untuk berjalan atau bergerak. Roda itu bergerak sesuai gerak kherub (ayat
9-11, 17, 19).
* Kherub mempunyai badan,
punggung, tangan yang penuh mata (ayat 12).
* Mempunyai empat muka (ayat
14-15).
* Mempunyai 4 buah (2 pasang)
sayap (ayat 21).
* Sayap kherub adalah untuk
terbang (ayat 16, 19, 11:22).
Dalam Yehezkiel 8:1 dan 9:8, jelas
diungkapkan bahwa ini adalah penglihatan Yehezkiel tentang Tuhan Allah (Lord,
God-KJV). Dalam bahasa aslinya istilah ini ditulis dengan kata ADONAI YEHOVAH.
Bode menerjemahkannya menjadi “Tuhan Hua”, yang maksudnya adalah “Tuhan
YEHOVAH” atau “Tuhan TUHAN”, memang isitlah “Tuhan TUHAN” asing bagi telinga
kita, sehingga diciptakan suatu istilah menurut terjemahan baru yakni: “Tuhan
ALLAH”, yang pasti berbeda dengan istilah “Tuhan Allah”, Kejadian 2:4. Jadi
jelas bahwa penglihatan Yehezkiel itu adalah tentang Allah Bapa yang
kemuliaanNya bertahta di atas sejumlah kherub.
Tafsirannya:
Sudah pasti bahwa kherubim ini adalah malaikat-malaikat khusus yang melayani Bapa. Bila kemudian kherubim ini dikaitkan dengan makhluk-makhluk yang ada dalam Wahyu 4 dan 5, yang penampilannya merupakan gabungan dari seraphim dan kherub. Apapun juga makhluk “tak bernama” itu tetaplah mereka merupakan roh-roh ciptaan yang melayani Allah secara khusus.
Sudah pasti bahwa kherubim ini adalah malaikat-malaikat khusus yang melayani Bapa. Bila kemudian kherubim ini dikaitkan dengan makhluk-makhluk yang ada dalam Wahyu 4 dan 5, yang penampilannya merupakan gabungan dari seraphim dan kherub. Apapun juga makhluk “tak bernama” itu tetaplah mereka merupakan roh-roh ciptaan yang melayani Allah secara khusus.
d. Kherubim dalam Yehezkiel 41.
Deskripsi tentang kherub dalam ayat
18-20, 25 begitu singkat. Tidak disebutkan berapa buah sayapnya, bentuk tubuh,
kaki atau tangan. Hanya yang disebutkan adalah dua buah wajah, yang satu
berbentuk manusia dan yang lain berbentuk singa.
Tafsirannya :
Meskipun sulit menafsir sesuatu yang informasinya begitu singkat, tetapi masih ada patokan umum yang dapat menjadi pegangan. Walaupun bait Allah Yehezkiel itu bukanlah Bait Allah fisikal, seperti kaabah Salomo, tetapi prinsipnya tetap sama. Jadi, prinsip penafsiran yang diterapkan untuk menafsir kherub dalam Tabernakel Musa dan kaabah Salomo, juga dapat menjadi prinsip untuk menafsir kherub dalam Bait Allah Yehezkiel itu.
Meskipun sulit menafsir sesuatu yang informasinya begitu singkat, tetapi masih ada patokan umum yang dapat menjadi pegangan. Walaupun bait Allah Yehezkiel itu bukanlah Bait Allah fisikal, seperti kaabah Salomo, tetapi prinsipnya tetap sama. Jadi, prinsip penafsiran yang diterapkan untuk menafsir kherub dalam Tabernakel Musa dan kaabah Salomo, juga dapat menjadi prinsip untuk menafsir kherub dalam Bait Allah Yehezkiel itu.
5. Keberadaan malaikat. Setelah asal
dan arti kata malaikat sudah diuraikan, kini akan dibahas tentang keberadaan
malaikat.
5.1. Malaikat adalah mahkluk ciptaan.
Alkitab mengajarkan bahwa
malaikat-malaikat adalah makhluk-makhluk yang diciptakan, Mazmur 148:2, 5;
Kolose 1:16; Wahyu 4:11. Hanya Alkitab yang dapat menjadi patokan tentang
bentuk atau penampilan malaikat, sesuai dengan deskripsi yang tercatat dalam
Alkitab. Segala sesuatu diciptakan oleh sang Firman yang adalah Yesus sendiri,
Yohanes 1:1-3; Kolose 1:16; Wahyu 4:11. Jadi malaikat-malaikat juga diciptakan
oleh Tuhan Yesus Kristus. Memang Alkitab tidak mencatat dengan pasti kapan para
malaikat diciptakan. Tetapi kalau malaikat-malaikat itu hadir pada waktu
penciptaan dunia, Ayub 37:7cf; lihat juga Yehezkiel 28:13, sudah dapat
diketahui bahwa para malaikat itu sudah ada sebelum dunia diciptakan.
5.2 Malaikat adalah mahkluk roh.
Dengan tegas Alkitab mencatat bahwa malaikat-malaikat adalah
roh-roh ciptaan, Mazmur 104:4; Ibrani 1:14. Alkitab juga mencatat adanya tubuh
rohani, 1 Korintus 15:40, 44. Jadi para malaikat adalah makhluk roh yang
mempunyai “bentuk rohani”. Sebenarnya, pemahaman makhluk roh bagi manusia
mempunyai konotasi seperti gas, tak berbentuk. Karena dengan tegas Alkitab
mencatat adanya “tubuh rohani”, maka walaupun mereka makhluk roh, mereka
mempunyai bentuk tertentu.
Dalam bentuk tertentu itu, mereka dapat menampakkan diri dalam bentuk manusia, Ibrani 13:2. Pada umumnya penampakkan malaikat dalam bentuk seorang pria, Kejadian 32:24; Matius 28:5; Markus 16:5-6; Lukas 24:4; Kisah Para Rasul 1:10. Mungkin juga penampakkan mereka seperti wanita, Zakaria 5:9.
Dalam bentuk tertentu itu, mereka dapat menampakkan diri dalam bentuk manusia, Ibrani 13:2. Pada umumnya penampakkan malaikat dalam bentuk seorang pria, Kejadian 32:24; Matius 28:5; Markus 16:5-6; Lukas 24:4; Kisah Para Rasul 1:10. Mungkin juga penampakkan mereka seperti wanita, Zakaria 5:9.
5.3 Malaikat lebih mulia daripada
manusia.
Alkitab mencatat bahwa pada awal
penciptaan malaikat, lebih mulia daripada manusia, Mazmur 8:6cf, Ibrani 2:7cf.
Menurut kodrat penciptaannya mereka adalah makhluk roh dan lebih kuat dari
manusia manapun. Tetapi keadaan ini hanya sementara, karena ketika manusia
percaya kepada penebusan darah Yesus, lahir baru, maka kelak ia akan menjadi
seperti Yesus Kristus, lebih tinggi derajatnya dari malaikat.
5.4 Malaikat berkepribadian.
Sebagai makhluk yang mulia, malaikat
mempunyai kepribadian. Jelas bahwa manusia mempunyai keinginan, 1 Petrus 1:12,
Yudas 1:6; mempunyai perasaan, Lukas 1:10; mempunyai pikiran, Yesaya 12:14cf;
Yudas 1:9; Lukas 1:19 cf; 1:35cf. Malaikat yang derajatnya lebih tinggi dari
manusia adalah makhluk kudus yang agung, dengan kepribadian yang agung pula,
Ayub 38:7; Wahyu 19:10; 28:8. Hanya saja sebagai hamba, maka Alkitab memang
mengutamakan Allah dalam segala hal, sehingga kepribadian para malaikat
hanyalah pelengkap tambahan dalam pernyataan khusus itu.
5.5 Malaikat tidak dapat mati.
Salah satu keistimewaan malaikat
adalah mereka tidak mengalami kematian fisikal, Lukas 20:36. Sebagai makhluk
roh, mereka tidak mempunyai tubuh alamiah. Para malaikat yang berdosa mengalami
kematian rohani, Yesaya 14:15, II Petrus 2:4; Yudas 1:5; Wahyu 20:1-3. Dan
kelak akan mengalami kematian kekal, Wahyu 19:20; 20:10, 14-15.
5.6 Malaikat tidak kawin-mawin,
Matius 22:30; Markus 12:25; Lukas 20:35cf.
Walaupun ada orang yang
menafsirkan bahwa malaikat dapat bersetubuh dengan manusia, seperti penafsiran
mereka terhadap Kejadian 6:2cf, tapi ayat-ayat di atas menegaskan bahwa
malaikat tidak kawin-mawin. Hanya mahkluk biologis alamiah yang ditakdirkan
untuk kawin-mawin (bersetubuh), sebab dengan cara ini mereka berkembangbiak.
Jadi sebagai makhluk roh malaikat tidak bertambah karena kelahiran.
6. Persamaan dan Perbedaan antara
malaikat dan manusia.
Pokok yang satu ini merupakan hal
yang jarang dibahas, tetapi penting untuk diketahui karena mempunyai banyak
manfaat. Antara lain, menambah pemahaman kita tentang mengapa Alkitab melarang
manusia menyembah malaikat.
6.1. Persamaan.
Sukar untuk mencari persamaan antara
manusia dan malaikat. Kalaupun ada, hanyalah pada hal-hal yang abstrak, yaitu:
a. Kehidupan keduanya berasal dari Allah.
b. Keduanya adalah makhluk yang berkepribadian.
c. Keduanya berakal budi.
d. Keduanya adalah makhluk yang berkehendak bebas dan dapat jatuh ke dalam dosa.
e. Keduanya adalah makhluk yang harus bertanggungjawab.
b. Keduanya adalah makhluk yang berkepribadian.
c. Keduanya berakal budi.
d. Keduanya adalah makhluk yang berkehendak bebas dan dapat jatuh ke dalam dosa.
e. Keduanya adalah makhluk yang harus bertanggungjawab.
6.2. Perbedaan.
Perbedaan keduanya juga harus dengan
teliti disimak walaupun lebih mudah ditemukan daripada persamaan. Untuk mencari
perbedaannya kita harus paham tentang antropologi dan juga tentang hasil
keselamatan bagi orang percaya.
a. Manusia adalah makhluk dunia
dengan tubuh alami, Kejadian 2:7; 1 Korintus 15:44, 47. Malaikat adalah makhluk
sorga dengan tubuh rohani.
b. Manusia mempunyai tubuh alami
yang hidup oleh roh dalam kehidupan biologis, Kejadian 1:27. Tubuh alami
manusia ia dapat mati, Kejadian 2:17 ataupun binasa, Kejadian 3:19. Malaikat
mempunyai tubuh rohani yang hidup oleh roh dan tubuh rohani itu tidak dapat
mati.
c. Manusia mempunyai tubuh alami
yang mengalami pertumbuhan dan kemerosotan, Kejadian 1:28; II Korintus 4:16.
Malaikat mempunyai tubuh rohani yang kekal.
d. Dalam tubuh alami itu, manusia
dapat kawin dan mendapatkan keturunan. Dalam tubuh rohani itu malaikat tidak
dapat kawin dan mendapat keturunan, Matius 22:30; Markus 12:25; Lukas 20:34-36.
e. Manusia adalah makhluk mulia
pada awal penciptaannya. Malaikat lebih mulia dari penciptaan awal manusia.
f. Manusia dicipta serupa dengan
gambar dan rupa Allah, Kejadian 1:26-27. Tidak di- deskripsikan apa-apa tentang
malaikat.
g. Dosa pada manusia diwariskan
lewat keturunan, Roma 5:12. Dosa pada malaikat sifatnya individual, sebab
malaikat tidak berketurunan.
h. Bagi manusia ada pengampunan
setelah ia berdosa, Kejadian 3:15. Bagi malaikat tidak ada pengampunan sesudah
ia berdosa.
i. Dalam proses keselamatan
setelah mendapatkan pengampunan dosa, bagi manusia ada kelahiran baru.
Sedangkan untuk malaikat hal tersebut tidak ada.
j. Bagi manusia kelak status dan
kemuliaannya akan berubah lebih tinggi atau lebih mulia, karena ia menjadi
“pengantin” Yesus Kristus. Status dan kemuliaan malaikat tetap sama, tidak ada
perubahan.
7. Susunan organisasi malaikat.
Sudah jelas Alkitab menunjuk tentang
adanya strata kedudukan atau kekuasaan di kalangan malaikat, yaitu dengan
adanya istilah “penghulu malaikat”, 1 Tesalonika 4:16; Yudas 1:9 atau
istilah-istilah “singgasana”, kerajaan, pemerintah, penguasa, Kolose 1:16, hal
ini didasarkan pada sifat penciptaan Allah itu sendiri yang teratur dan
berjenjang. Ada lagi fakta lain dalam Alkitab, yakni para malaikat dapat
“nampak” bersama-sama dengan Allah seperti mimpi Yakub, Kejadian 28:21cf dan
Yohanes 1:51. Ataupun penampakan rombongan malaikat saja, Lukas 2:13. Juga
Alkitab mencatat bahwa setan dan kerajaan kegelapannya juga memiliki suatu
strata yang teratur, Efesus 2:2; 6:12. Kenyataan inilah yang selalu mendorong
berbagai macam tafsiran tentang strata organisasi malaikat ini.
Ketidak jelasan susunan organisasi
malaikat dalam Alkitab dapat dijelaskan oleh prinsip-prinsip dalam Alkitab itu
sendiri, yakni: Pertama, bahwa malaikat itu hanyalah pesuruh Allah. Pusat
pemberitaan Alkitab adalah pernyataan tentang Allah dan obyek utamanya adalah
manusia itu sendiri. Karena bertugas sebagai hamba maka fakta tentang malaikat
hanya dideskripsikan secara garis besarnya saja. Bukankah ketika Yesus
digambarkan sebagai “hamba” oleh injil Markus, maka untuk seorang hamba,
silsilah menjadi tidak penting. Kedua, bukankah nanti orang percaya akan lebih
tinggi derajatnya dari malaikat. Itulah sebabnya dalam Alkitab tidak
dideskripsikan dengan jelas susunan organisasi malaikat.
Walaupun tidak cukup penting bagi
keselamatan manusia, tapi karena Allah mencipta segala sesuatu secara teratur,
maka isyarat Alkitab tentang adanya strata dalam dunia malaikat memancing niat
para ahli Alkitab untuk membuktikannya.Terdapat dua kelompok besar tafsiran
tentang strata dunia malaikat, yaitu:
Pertama: strata malaikat dikaitkan
dengan apa yang disebut sebagai “The Heavenly Sanhedrin” – “Mahkamah Ilahi”.
Kedua: strata yang khusus hanya ada
dalam dunia malaikat.
The Heavenly Sanhedrin adalah
merupakan tradisi bangsa Yahudi. Menurut itu, “Tuhan” dikaitkan dengan “dua
belas penghulu malaikat” dan “tujuh puluh” malaikat dalam mahkamah ilahi itu.
Tujuh puluh malaikat itu adalah pemimpin dari tujuh puluh bangsa waktu manusia
terserak sesudah menara Babel. Tradisi itu menunjuk pada analogi Alkitab
tentang Yakub dengan kedua belas anaknya, dan menjadi tujuh puluh orang
keturunannya ketika tiba di Mesir. Di Elim ada dua belas mata air dan tujuh
puluh pokok kurma. Musa mendirikan dua belas tugu batu dan bersamanya ada tujuh
puluh tua-tua Israel. Masih ada lagi beberapa analogi, yang mungkin masih erat
dengan alasan pemilihan tujuh puluh tua-tua terkemuka untuk membentuk Sanhedrin
bagi orang Yahudi.
Nampaknya struktur The Heavenly Sanhedrin itu kurang tepat
dengan prinsip Alkitab, karena:
Pertama, orang Yahudi tidak mengenal Trinitas Ilahi. Bila Yakub, dua belas anak dan tujuh puluh turunan dijadikan patokan dimanakah posisi Abraham dan Ishak ?
Kedua, setinggi-tingginya posisi malaikat, ia tidak akan menjadi hakim.
Ketiga, Alkitab menceritakan tentang adanya kherubim dan seraphim yang amat “dekat” dengan tahta Allah. Dimanakah tempat mereka seandainya The Heavenly Sanhedrin itu ada ?
Keempat, betapapun tingginya malaikat itu, mereka tidak dapat disamakan dengan Allah, ingat Yesaya 14 dan Yehezkiel 28. Pandangan tentang adanya “Heavenly Sanhedrin” itu lebih banyak bersifat spekulatif. Penafsiran yang bersifat kurang spekulatif adalah adanya strata dalam dunia malaikat itu sendiri. Memang tidak sama dengan kerajaan kegelapan yang strukturnya jelas dalam Efesus 2:2 dan Efesus 6:14. Dalam dunia malaikat struktur itu tidak begitu jelas, bahkan masih ada kherubim dan seraphim yang sulit ditempatkan dalam struktur tersebut.
Pertama, orang Yahudi tidak mengenal Trinitas Ilahi. Bila Yakub, dua belas anak dan tujuh puluh turunan dijadikan patokan dimanakah posisi Abraham dan Ishak ?
Kedua, setinggi-tingginya posisi malaikat, ia tidak akan menjadi hakim.
Ketiga, Alkitab menceritakan tentang adanya kherubim dan seraphim yang amat “dekat” dengan tahta Allah. Dimanakah tempat mereka seandainya The Heavenly Sanhedrin itu ada ?
Keempat, betapapun tingginya malaikat itu, mereka tidak dapat disamakan dengan Allah, ingat Yesaya 14 dan Yehezkiel 28. Pandangan tentang adanya “Heavenly Sanhedrin” itu lebih banyak bersifat spekulatif. Penafsiran yang bersifat kurang spekulatif adalah adanya strata dalam dunia malaikat itu sendiri. Memang tidak sama dengan kerajaan kegelapan yang strukturnya jelas dalam Efesus 2:2 dan Efesus 6:14. Dalam dunia malaikat struktur itu tidak begitu jelas, bahkan masih ada kherubim dan seraphim yang sulit ditempatkan dalam struktur tersebut.
7.1 Penghulu malaikat. Archangel
(Inggris) – Arckhaggelos (Grika)
Hanya dua kali disebut dalam Alkitab,
yakni dalam 1 Tesalonika 4:16 dan Yudas 1:9. Dengan tegas Yudas 1:9 menulis
bahwa Michael adalah “penghulu malaikat”, yang artinya pemimpin dari sejumlah
malaikat.
Ada ahli Alkitab yang berpendapat,
hanya Michael lah yang “penghulu malaikat”, Yudas 1:9, Wahyu 12:7. Tetapi
Alkitab mencatat bahwa Lucifer, yang kemudian menjadi setan atau iblis itu,
sebenarnya adalah penghulu malaikat yang lebih besar dari pada Michael. Yudas
1:9 dengan tegas mengatakan bahwa, “tetapi penghulu malaikat, Michael . . .,
tidak berani menghakimi iblis . . .”
Ada suatu pandangan tradisional yang
berpendapat bahwa penghulu malaikat ada tiga, yakni: Lucifer, Yesaya 14:12;
Michael dan Gabriel, Daniel 8:16; 9:21. Bahkan ada yang berpandangan bahwa
ketiga malaikat besar tersebut dikaitkan dengan Allah Bapa, Putera dan Roh
Kudus, dalam tugas kepelayanan mereka, tetapi, nampaknya Alkitab memberi
informasi yang lain, sehingga pandangan tersebut harus ditinjau kembali. Wahyu
9:11cf mencatat bahwa roh-roh atau malaikat-malaikat jahat dipenjara di “abyss”
atau “jurang maut” itu, diperintah oleh raja mereka yang bernama “Abadon”
(Ibrani) atau “Apolion” (Grika). Jadi nampaknya ada penghulu malaikat lain
selain ketiga malaikat tadi. Nampaknya “empat malaikat yang terikat dekat
sungai Efrat itu”, Wahyu 9:14cf, juga harus dipertimbangkan sebagai penghulu
“malaikat”, karena berkaitan langsung dengan peristiwa besar yang terjadi bagi
umat manusia, ingat bahwa, setiap penampakkan penghulu malaikat dalam Alkitab
itu berkaitan erat dengan peristiwa-peristiwa besar bagi kehidupan manusia.
Ketika Lucifer disebut-sebut, Yesaya
14; Yehezkiel 28, adalah saat dimana ia memberontak melawan Allah. Ketika
Michael disebut pertama kali, Yudas 1:9, hal itu erat kaitannya dengan masuknya
Israel ke Palestina. Yang kemudian segera disusul dengan penampakkan panglima
balatentara Tuhan, Yosua 5:14. Ketika Gabriel pertama kali disebut, Daniel
8:16, saat itu erat kaitannya dengan pengungkapan rahasia besar nubuatan
tentang akhir zaman dan nubuatan tentang “Tujuh Puluh Sabat”. Kemudian disusul
oleh Michael, Daniel 10:13; 11:1, yang erat kaitannya dengan kelepasan bangsa
Israel dari pembuangan di Babel. Ketika Gabriel muncul lagi dalam Matius dan
Lukas, kala itu ia dalam tugas menyampaikan berita tentang kelahiran Yesus,
Juruselamat. Ketika Michael muncul lagi dalam Wahyu 12, itu saat setan atau
naga besar atau si ular tua atau iblis diusir dari Surga. Ketika Abadon atau
Apolion dilepaskan dari Abyss jurang maut dan keempat malaikat yang terikat
ditepi sungai Efrat dilepaskan dari ikatannya, Wahyu 9, juga erat kaitannya
dengan peristiwa besar bagi umat manusia.
7.2 Pemimpin-pemimpin terkemuka.
Kalau Alkitab perjanjian baru
memakai istilah “penghulu malaikat”, dalam kitab perjanjian lama ditemukan
istilah “pemimpin terkemuka”, Daniel 10:13, 21. Amat menarik bahwa dalam Daniel
10:13 ada tiga pemimpin, yakni: “pemimpin Persia”, “Gabriel”, dan “Michael”.
Ternyata Michael adalah “pemimpin Israel”, Daniel 10:21; Yudas 1:9. Kalau dalam
ayat itu ada Gabriel dan Michael, siapa lagi “pemimpin Persia” kalau bukan
setan?!. Mungkin saja istilah “penghulu malaikat” sama dengan istilah “pemimpin
terkemuka”.
7.3. Kherubim.
Di depan sudah
diuraikan tentang kherubim dalam beberapa penampilan. Ternyata posisi kherubim
itu, Yehezkiel 1:9; 10-11, amat dekat dengan tahta Allah. Setan yang pada
mulanya adalah salah satu kherubim (Lucifer), Yehezkiel 28:13-14cf, yang
posisinya amat dekat dengan tahta Allah maka Lucifer ingin menyaingi Allah,
Yesaya 14:12-14. Walaupun tidak ditegaskan secara eksplisit, tetapi makin jelas
bahwa kherubim adalah malaikat-malaikat tingkat tinggi dengan tugas-tugas
istimewa dari Allah.
7.4 Seraphim.
Sebagaimana telah dijelaskan
terlebih dahulu, nampaknya “seraphim” itu adalah malaikat-malaikat khusus yang
melayani Yesus.
7.5 Strata yang lebih rendah.
Malaikat-malaikat itu merupakan satu
kumpulan yang amat besar jumlahnya, Daniel 7:9-10; Matius 26:53; Lukas 2:13;
Ibrani 12:22; Wahyu 5:11. Ungkapan “seribu kali beribu-ribu yang melayani dan
selaksa kali berlaksa-laksa yang berdiri di hadapanNya”, memberi gambaran
adanya segolongan malaikat yang berkedudukan tinggi dengan tugas istimewa.
Mereka yang berkedudukan tinggi lebih sedikit jumlahnya. Sedangkan yang
“berdiri dihadapanNya” lebih besar jumlahnya. Hal itu sudah pasti sejak ada
istilah “penghulu malaikat”.
Hanya saja Alkitab tidak memberi gambaran yang jelas tentang tingkat-tingkat kekuasaan dari strata bawah ini, dibandingkan dengan susunan kuasa kerajaan kegelapan.
Hanya saja Alkitab tidak memberi gambaran yang jelas tentang tingkat-tingkat kekuasaan dari strata bawah ini, dibandingkan dengan susunan kuasa kerajaan kegelapan.
Rasul Paulus hanya memberi isyarat
tentang adanya tingkat-tingkat kekuasaan dalam dunia malaikat, tapi tidak
secara terperinci. Ditemukan beberapa istilah seperti Singgasana-singgasana
(Thrones), Kerajaan-kerajaan (Dominions), pemerintah-pemerintah
(Principalities), penguasa-penguasa (Powers), kekuasaan (Might), Roma 8:38; Efesus
1:21; 3:10; Kolose 1:16; 2:10, 10:15. Istilah-istilah ini belum dapat dijadikan
patokan untuk membagi tingkatan dalam dunia malaikat dengan pasti. Satu hal
yang pasti, yaitu, malaikat bagaimanapun rendah stratanya, lebih kuat dari
manusia, II Petrus 2:11.
8. Nama-nama Malaikat.
Nampaknya setiap malaikat mempunyai nama sendiri-sendiri.
Tetapi karena mereka begitu banyak jumlahnya, sehingga hanya pemimpin-pemimpin
mereka saja yang disebutkan namanya. Perlu diketahui, nama malaikat terang itu
berubah ketika ia jatuh, misalnya, Lucifer yang menjadi setan, atau Abadon si
penghulu malaikat jurang maut. Nama bagi malaikat yang jatuh sesuai dengan
sifat jahat mereka. Kecuali Lucifer, malaikat lain yang telah jatuh tidak akan
dibicarakan disini. Selain yang tertulis dalam Alkitab, terdapat pula nama-nama
lain seperti Rafael dan Uriel, tapi nama-nama malaikat ini hanya muncul pada
kitab-kitab Apokrifa Perjanjian Lama, yakni Hanokh dan Tobit. Ada juga
nama-nama malaikat lain yang diungkapkan dalam pengalaman rohani hamba-hamba
Tuhan dewasa ini. Walaupun demikian, hanya nama-nama malaikat dalam Alkitab
saja yang akan dibicarakan.
8.1 Lucifer.
Sebenarnya istilah “Lucifer” ini hanya ada pada Alkitab
bahasa Inggris terjemahan King James Version dan tidak ada pada terjemahan-terjemahan
lain di dunia ini. Walau istilah Lucifer sangat terkenal, banyak pemakainya
tidak mengetahui dari mana sumbernya. Istilah “Lucifer” ini hanya tertulis satu
kali dalam Yesaya 14:12 KJV. Istilah lainnya adalah “Bintang Timur”. Istilah
Lucifer atau Bintang Timur ini datang dari kata Ibrani “heilel” yang berarti
“bercahaya-cahaya”.
Bila diparalelkan dengan Yehezkiel 28
dan ayat-ayat lain, maka tidak pelak lagi Lucifer adalah “penghulu malaikat”
yang tertinggi kedudukannya di Surga. Sehingga justru karena keadaannya itu
maka ia memberontak terhadap Allah dan kemudian ia dibuang ke bumi, Yesaya
14:12-15; Yehezkiel 28:12-19. Alkitab tidak mencatat dengan tegas kepan
terjadinya pemberontakan Lucifer, tapi para ahli menafsirkan hal tersebut
terjadi sebelum manusia diciptakan. Sesudah ia dijatuhkan dari langit, Lukas
10:18, namanya berubah. Beberapa istilah terkenal seperti : “ular”, “setan”,
“iblis”, menjadi nama kejatuhannya.
Penampilan pertamanya pada zaman
manusia adalah dalam bentuk “ular” pada Kejadian 3 (bandingkan dengan Bilangan
21:9 dan Yohanes 3:14). Penampilan berikutnya adalah ketika muncul di Surga,
dalam sebutan “setan”, untuk menuduh Ayub, Ayub 1,2. Dalam perjanjian baru ia
lebih sering disebut iblis atau si jahat, yang dalam bahasa Grika disebut
“diabolos”. Dalam kitab Wahyu, ia disebut dengan nama “naga”, Wahyu 12 atau “si
ular tua”, Wahyu 20:2.
Kitab dalam berbagai gaya bahasa, menggambarkan kehebatan Lucifer. Ia mampu mengubah dirinya menjadi ular yang dapat bicara, Kejadian 3. Ia mampu mengubah dirinya menjadi malaikat terang, II Korintus 11:14. Ia mampu naik turun ke Surga, Ayub 1,2. Ia mampu menahan Gabriel dalam perjalanan membawa pesan Allah kepada Daniel, Daniel 10:13cf. Michael, penghulu malaikatpun takut kepadaNya, Yudas 1:9. Masih banyak lagi keistimewaannya, tetapi tetap saja ia hanya makhluk ciptaan dan ia menjadi pecundang oleh darah anak domba dan oleh kesaksian orang-orang percaya, Wahyu 12:11; Wahyu 19:10; Efesus 6:17.
Kitab dalam berbagai gaya bahasa, menggambarkan kehebatan Lucifer. Ia mampu mengubah dirinya menjadi ular yang dapat bicara, Kejadian 3. Ia mampu mengubah dirinya menjadi malaikat terang, II Korintus 11:14. Ia mampu naik turun ke Surga, Ayub 1,2. Ia mampu menahan Gabriel dalam perjalanan membawa pesan Allah kepada Daniel, Daniel 10:13cf. Michael, penghulu malaikatpun takut kepadaNya, Yudas 1:9. Masih banyak lagi keistimewaannya, tetapi tetap saja ia hanya makhluk ciptaan dan ia menjadi pecundang oleh darah anak domba dan oleh kesaksian orang-orang percaya, Wahyu 12:11; Wahyu 19:10; Efesus 6:17.
8.2 Michael (Mikhael).
Michael artinya, “siapakah yang seperti Allah?” – who is like
God ?. Inilah malaikat yang kepadanya dengan tegas diberi gelar “penghulu
malaikat”, Yudas 1:9; dan gelar “salah satu pemimpin terkemuka – one of the
chief princes”, Daniel 10:13. Hanya di Wahyu 12:7 gelarnya tidak disebutkan.
Dalam literatur-literatur yang ditulis diantara kitab perjanjian lama dan kitab
perjanjian baru (intertestament literature), Michael ini digambarkan sebagai
malaikat pemimpin bangsa Israel dan pembela orang-orang benar. Walaupun
demikian, informasi dari literatur non Biblika itu hanya merupakan bahan
perbandingan yang tidak bisa menjadi pertimbangan untuk penafsiran. Walaupun
dalam Alkitab tiga kali Michael disebutkan, tetapi ketiganya tidak dalam
penampilan langsung dengan manusia yang hidup.
Penampilan Michael yang pertama adalah yang tercatat dalam
Yudas 1:9, yaitu pada saat ia berhadapan dengan iblis dalam memperebutkan mayat
Musa. Sang penghulu malaikat itu mempunyai tugas khusus sebagai “pemimpin orang
Israel”, Daniel 10:21; 12:1, yang dibandingkan dengan setan yang secara
alegoris disebut sebagai pemimpin orang Persia, Daniel 10:13. Bila sebagai
pemimpin malaikat, maka tepatkah ucapan Yosua dan Kaleb dalam Bilangan 14:6-9,
“…sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan
mereka ..”. Malaikat-malaikat kegelapan pemimpin bangsa kafir (principalities
pemerintah-pemerintah, Efesus 6:12) sudah tercerai berai oleh Tuhan.
Dapatlah kita menggambarkan apa yang ditulis dalam Bilangan
10:35; “Apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: “Bangkitlah Tuhan supaya
musuhMu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri …”.
Penampilan Michael yang pertama erat kaitannya dengan kejadian besar dalam
sejarah Alkitab, yakni proses masuknya orang Israel ke tanah Kanaan. Segera
sesudah Michael mengambil tubuh Musa, orang Israelpun mulai memasuki tanah
Kanaan, dengan melewati sungai Yordan. Diseberang Yordan itulah, setelah
selesai sunat masal, datanglah kepada Yosua sang panglima balatentara Tuhan,
Yosua 5:13-15. Nampaknya, sang panglima itu bukanlah malaikat biasa melainkan
Christophany.
Ternyata, walaupun hanya merupakan “pesuruh Allah”, tetapi
Michael dicatat oleh Alkitab, muncul pada saat menentukan bagi bangsa Israel.
Saat ketika Allah menepati sumpahnya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk
memberikan tanah Kanaan kepada keturunan mereka, Michael juga mendapat bagian
tugas dari Allah, walaupun Michael tidak dicatat oleh Alkitab melakukan
penampakkan fisik diantara orang Israel pada waktu itu tidak diketahui apa saja
tugasnya selain yang tercatat dalam Yudas 1:9.
Penampilan Michael yang kedua dicatat
dalam Daniel pasal 10 sampai 12. Dalam bagian ini, Michael muncul untuk
membantu tugas Gabriel menyampaikan pesan Allah kepada Daniel. Dalam kitab
Daniel pasal-pasal akhir diungkap kepada Daniel penglihatan tentang zaman-zaman
selanjutnya, termasuk nubuat tentang 70 Sabat. Pada waktu nubuat 70 Sabat itu
mulai diungkapkan kepada Daniel, perlu diketahui bahwa nubuat 70 Sabat itu erat
kaitannya dengan kembalinya bangsa Yahudi ke Palestina, setan mencoba
menggagalkan rencana Allah itu. Sebagaimana waktu Israel hendak memasuki
Kanaan, dan setan mau merusak rencana Allah, dengan menguasai mayat Musa, kali
ini setan menahan Gabriel selama 21 hari sehingga pesan yang dibawa untuk
Daniel juga tertunda, Daniel 10:12-13. Disinilah Michael mengulangi perannya
menentang setan, yang dialegorikan sebagai “pemimpin kerajaan Persia”. Dalam
Daniel 12:1 Michael dikukuhkan sebagai malaikat yang mendapat tugas khusus dari
Allah untuk membela kepentingan-kepentingan orang Israel.
Penampilan Michael yang ketiga adalah
dalam Wahyu 12:7, menarik untuk diperhatikan karena dalam kitab Yudas dan
Daniel selalu disebut predikat atau gelarnya. Tetapi dalam kitab Wahyu hanya
namanya saja yang disebutkan. Walaupun banyak tafsiran, namun jelas betapa
Michael adalah agennya Allah yang penting di Surga diantara para malaikat.
Sebagaimana waktu Israel memasuki Kanaan, mereka menang karena kuasa Allah,
Bilangan 10:35, demikian juga di Surga, Michael dan malaikat-malaikatnya menang
oleh “darah Anak Domba” dan “kesaksian”, Wahyu 12:11, Wahyu 19:10.
Penampilan Michael yang keempat adalah waktu kedatangan Tuhan
Yesus Kristus yang kedua kali dalam 1 Tesalonika 4:16, hal ini masih merupakan
tafsiran eskatologi. Seandainya istilah “penghulu malaikat” itu hanya untuk
Michael, maka pasti malaikat dalam 1 Tesalonika 4:16 itu adalah Michael. Tetapi
bila saja masih ada penghulu malaikat yang lain, maka malaikat dalam 1
Tesalonika 4:16 itu mungkin saja bukan Michael.
8.3 Gabriel.
Gabriel itu berarti “Pahlawan Allah”
– man of God atau “Allah itu Perkasa” – “God is mighty”. Walaupun tidak pernah
diberi predikat “penghulu malaikat”, banyak orang yakin bahwa Gabriel adalah
salah satu “penghulu malaikat” di Surga. Hal itu disebabkan oleh informasi dari
literatur non Biblika orang Yahudi sebelum kitab perjanjian baru, seperti kitab
Tobit dan Henokh. Tetapi informasi itu bukanlah dasar pertimbangan, melainkan
Daniel 10:13 secara implisit mengungkapkan bahwa disamping Michael, Gabriel
juga adalah “pemimpin terkemuka” diantara para malaikat. Kitab perjanjian lama
tidak mengenal istilah “penghulu malaikat” melainkan “pemimpin terkemuka” atau
“pemimpin besar”. Daniel 10:13, 21; 12:1). Jadi Alkitab sendiri yang memberi
kemungkinan orang menafsir bahwa Gabriel itupun adalah seorang penghulu
malaikat di Surga.
Disamping itu, penampilan Gabriel itu amat istimewa. Tiga
kali penampilannya dalam Alkitab, ia berpenampilan sebagai manusia dan menemui
orang-orang tertentu sambil membawa pesan khusus dari Allah. Bukan hanya
sekedar menyampaikan pesan Allah, melainkan dalam tugas penampilannya itu, ia
berdialog dengan orang-orang yang ditemuinya, memberi penjelasan, mengajari
penerima pesan supaya mereka mengerti akan perintah Allah itu.
Penampilan pertama Gabriel yaitu
ketika menemui Daniel, penampilan diri Gabriel kepada Daniel itu setidaknya
terjadi tiga kali dengan selang waktu yang cukup lama, yakni pada waktu
pemerintahan raja Belsyasar, Darius, dan Koresy, Daniel 8,9,10. Gabriel datang
berdialog dengan Daniel dan memberi penjelasan tentang arti penglihatan tentang
nubuat 70 Sabat, bahkan mengungkapkan beberapa hal penting yang akan terjadi
pada akhir zaman. Juga dari pengungkapan Gabriel inilah kita menemukan
penjelasan awal tentang Michael, juga sekilas gambaran tentang dunia roh atau
dunia malaikat.
Penampilan Gabriel yang kedua adalah
penampakannya kepada Zakharia, untuk memberitahukan tentang kelahiran Yohanes
pembabtis. Suatu hal yang sangat menarik yakni dalam dialog antara Gabriel dan
Zakharia, Gabriel dengan wibawa ilahi memberi sanksi kepada Zakharia sampai
kebenaran berita yang dibawanya dari Allah menjadi kenyataan. Sanksi itu yakni
Zakharia menjadi bisu, Lukas 1:20. Dari dialog inilah kita tahu apa posisi
Gabriel itu, Lukas 1:19.
Penampilan Gabriel yang ketiga adalah
untuk memberitahukan kelahiran Yesus Kristus kepada Maria. Kemungkinan besar
malaikat yang menemui Yusuf beberapa kali itu adalah Gabriel, mengingat betapa
penting berita itu. Dalam pertemuan dengan Maria terjadi dialog yang penting, Gabriel
memberi gambaran tentang Yesus dan kuasa ilahi yang akan menjadikan semua pesan
itu terlaksana. Jelas sekali bahwa Gabriel ini bukanlah utusan biasa, lihat 1
Petrus 1:12.
9. Malaikat-malaikat yang memberontak.
Alkitab tidak memberi gambaran terinci tentang pemberontakan
malaikat, sebab hal itu terjadi di dunia rohani dimana manusia asing untuk hal
itu. Tetapi pasti bahwa substansi penyebab kejatuhan malaikat adalah
pelanggaran mereka terhadap hukum Allah. Hanya saja karena para malaikat itu
ada dalam berbagai strata kedudukan, sehingga menariklah untuk disimak nuansa
kejatuhan mereka.
Kejatuhan Lucifer. Yesaya 14:11-15
dan Yehezkiel 28:11-19 dengan gamblang menggambarkan sebab kejatuhan si
malaikat termulia di Surga itu. Dalam Yesaya diungkapkan lima keinginannya yang
bermuara untuk menyamai Yang Maha Tinggi. Dalam Yehezkiel diungkapkan tentang
kesombongannya.
Kejatuhan malaikat-malaikat lain. II
Petrus 2:4 dan Yudas 1:6 mencatat bahwa malaikat-malaikat yang berdosa itu
ialah mereka yang melangkahi batas-batas kekuasaan yang telah ditetapkan Allah.
Sebagaimana Adam diberi begitu banyak kekuasaan dan keistimewaan, sekaligus ada
batasan, demikian juga setiap makhluk berakal budi dan berkehendak bebas itu
mendapatkannya. Tinggal terserah pilihan mereka sendiri, mau setia pada Firman
Allah atau mau berjalan menurut kemauannya sendiri. Allah akan meminta
pertanggung-jawaban kelak.
BAB II: RIBADI, STATUS DAN TUGAS MALAIKAT.
Penjelasan dalam bab ini agak berimpit dengan bab yang
terdahulu, tetapi mempunyai nuansa yang perlu diperhatikan. Uraian tentang
keberadaan eksistensi malaikat bersifat umum; uraian tentang pribadi dan status
malaikat bersifat lebih formal atau khusus dan ada hal-hal yang diuraikan lebih
terinci lagi.
1. Malaikat adalah pribadi.
Pribadi artinya keadaan seseorang sebagai perseorangan. Dalam
pribadi itu terdapat keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak orang
tersebut, sehingga orang tersebut dapat dibedakan dengan orang lain. Inilah
yang disebut kepribadian. Malaikat adalah pribadi atau oknum, karena
masing-masing mempunyai sifat sendiri-sendiri, yang membedakannya dengan
malaikat yang lain, atau pribadi-pribadi lainnya, seperti manusia. Walaupun
tidak terlalu jalan, Alkitab cukup memberi isyarat untuk itu. Dalam berpribadi
itulah letak kesamaan substansial antara malaikat dan manusia.
Dalam uraian tentang pribadi ini banyak kali dikaitkan dengan
manusia sebagai pribadi untuk perbandingan. Dengan demikian kita dapat lebih
mengenal dan mengagumi Allah yang Maha Pribadi itu.
Unsur-unsur yang membentuk suatu pribadi pada malaikat. Unsur penting bagi pembentukan suatu pribadi adalah adanya pikiran, perasaan dan keinginan yang independen, yang dengannya membentuk suatu pola tingkah laku. Jelas malaikat mempunyainya, yakni: pikiran, Yesaya 14:13a; perasaan, Lukas 15:10; keinginan, 1 Petrus 1:12.
Unsur-unsur yang membentuk suatu pribadi pada malaikat. Unsur penting bagi pembentukan suatu pribadi adalah adanya pikiran, perasaan dan keinginan yang independen, yang dengannya membentuk suatu pola tingkah laku. Jelas malaikat mempunyainya, yakni: pikiran, Yesaya 14:13a; perasaan, Lukas 15:10; keinginan, 1 Petrus 1:12.
Unsur penting lainnya bagi pembentukan suatu pribadi adalah
adanya tubuh rohani atau tubuh surgawi. Alkitab dengan tegas mencatat bahwa
kemuliaan tubuh surgawi lain dengan kemuliaan tubuh duniawi, 1 Korintus 15:40.
Sudah jelas bahwa tubuh duniawi atau tubuh alami itu dibentuk dari tanah liat.
Dalam tubuh duniawinya itu, manusia makhluk alami dan makhluk biologis.
Sebagai makhluk alami kelangsungan kehidupan di dalam
tubuhnya amat dipengaruhi oleh unsur-unsur alam yang menopang kehidupan.
Sebagai makhluk biologis Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan
dengan segala konsekuensinya. Sudah pasti tubuh surgawi pada malaikat tidak
sama dengan tubuh duniawi manusia. Tubuh surgawi bukanlah tubuh alami atau biologis.
Hidup malaikat tidak tergantung pada unsur-unsur alami, dan karena malaikat
bukanlah makhluk biologis maka malaikat tidak kawin seperti manusia atau hewan.
Faktor tubuh amat mempengaruhi kepribadian seseorang, tentulah dengan tubuh
surgawinya malaikat itu mempunyai pribadi yang mulia, lebih mulia daripada
pribadi Adam ketika ia belum jatuh ke dalam dosa.
Malaikat tidak dapat mengingkari hakekat penciptaannya.
Hakekat tubuh surgawi tidak sama dengan tubuh duniawi. Malaikat tidak dapat
mengubah hakekat tubuh surgawinya menjadi tubuh duniawi, itu ada takdir oleh
ke-Maha Kuasa-an Allah. Oleh penentuan Tuhan Allah, kelak manusia akan menjadi
seperti malaikat, memiliki tubuh surgawi dan hidup seperti malaikat di Surga,
Matius 22:29-31; Markus 12:24-25; Lukas 20:34-36.
Sebagai pribadi malaikat mempunyai sifat-sifat. Sebagai
pribadi, Gabriel menunjukkan sikap tegas kepada Zakharia yang tidak percaya
pada kata-katanya sebagai utusan Allah. Gabriel memberi sanksi kepada Zakharia
– menjadi bisu sampai semua ucapannya terlaksana, Lukas 1:19-20. Sebagai
pribadi, dengan tegas malaikat yang tidak disebut namanya menolak disembah oleh
Yohanes ketika malaikat itu memberi keterangan-keterangan tentang
penglihatan-penglihatan Agung itu kepada Yohanes, Wahyu 19:10; 22:8-9. Sikap
itu datang dari sifat rendah hati malaikat pilihan itu. Cukup banyak informasi
Alkitab yang menjelaskan sifat-sifat malaikat itu. Juga arti nama-nama malaikat
itu, seperti : Gabriel dan Mikhael, menunjukkan sifat kerelaan mereka untuk
tetap setia kepada Allah.
Sedangkan sifat-sifat dari para malaikat yang sudah jatuh sangat jelas dalam nama atau julukan mereka. Setan itu berarti musuh atau penuduh. Iblis berarti si jahat. Appolion atau Abaddon berarti perusak. Dalam Alkitab juga ditemukan istilah-istilah seperti : roh najis, roh jahat, atau roh jahat yang najis. Semuanya menunjuk pada sifat masing-masing pribadi itu.
Sedangkan sifat-sifat dari para malaikat yang sudah jatuh sangat jelas dalam nama atau julukan mereka. Setan itu berarti musuh atau penuduh. Iblis berarti si jahat. Appolion atau Abaddon berarti perusak. Dalam Alkitab juga ditemukan istilah-istilah seperti : roh najis, roh jahat, atau roh jahat yang najis. Semuanya menunjuk pada sifat masing-masing pribadi itu.
Beberapa sifat malaikat yang dapat direkam dari Alkitab,
antara lain:
a. Setia. Sifat setia ini ditujukan
dalam hubungan dengan pihak lain, apakah itu kepada pihak yang sederajat atau
kepada pihak yang lebih tinggi. Setia kepada pihak yang sederajat adalah sikap
tetap dan teguh dalam pendirian dengan prinsip yang baik dan benar dalam
hubungan dengan orang lain. Setia kepada pihak yang lebih tinggi derajatnya
adalah sikap patuh terus menerus dengan prinsip yang benar. Tidak mungkin ada
kesetiaan kepada pihak yang sederajat bila tidak ada kesetiaan kepada pihak
yang lebih tinggi. Malaikat memiliki sifat setia ini, jelas sekali malaikat pilihan
itu. I Timotius 5:21, mempunyai kepatuhan yang tidak diragukan lagi. Mazmur
103:20-21; I Petrus 3:22; Matius 26:53.
b. Rendah hati. Salah satu tugas malaikat
di Surga adalah memuji dan menyembah Allah, Mazmur 103:20; Lukas 2:13, Wahyu
4:8; 5:11; Nehemia 9:6: Mazmur 29:1,2; Ibrani 1:6. Malaikat-malaikat yang
terpilih itu bukan hanya mengungkapkan kerendahan hati mereka dengan memuji dan
menyembah Allah, melainkan kemurnian hati mereka nampak dengan menolak
penyembahan terhadap mereka, Wahyu 15:10; 22:8-9. Malaikat yang setia
mengarahkan penyembahan kepada Allah.
c. Kudus. Salah satu sifat utama
dari malaikat adalah kudus. Jelas bahwa Allah itu maha kudus dan malaikat
ciptaanNya itu kudus, Markus 8:38; Wahyu 14:10. Malaikat-malaikat pilihan yang
tetap setia itu tetap tinggal dalam keadaannya yang semula yakni kudus.
Pengungkapan sifat kudus itu nampak pada penampilan mereka dihadapan manusia.
Menurut pandangan mata manusia, malaikat itu berpakaian putih, bahkan pakaian
itu digambarkan dengan ungkapan berkilau-kilauan, Matius 28:3; Markus 16:5;
Lukas 24:4; Kisah 1:10; Wahyu 15:6cf. Semua itu adalah gambaran kemuliaan
mereka.
d. Taat. Walaupun malaikat itu
agung, lebih mulia daripada Adam pertama, tapi mereka nampaknya mempunyai tanda
ketaatan kepada Allah, I Korintus 11:10. Ketaatan itu menggambarkan
kesederhanaan mereka dalam menerima aturan Allah.
e. Lembah lembut. Sebenarnya, malaikat itu jauh lebih
kuat, lebih hebat daripada manusia. Tetapi sepanjang Alkitab disaksikan
kelemah-lembutan malaikat dalam berkomunikasi dengan manusia. Contoh nyata,
yakni di tengah kegarangan singa liar yang lapar, Daniel dilemparkan. Tetapi
malaikat dari Allah datang hanya untuk menutup mulut singa-singa itu, Daniel
6:23cf. Malaikat itu tidak mengusir atau menghajar singa-singa itu.
f. Ketegasan mereka pada keyakinan terhadap Firman Allah. Lemah-lembut bukan
berarti tidak tegas. Ketika Zakharia meragukan perkataan Gabriel, sebagai
utusan Allah, dengan tegas ia memberi sanksi kepada Zakharia dengan membuatnya
menjadi bisu, Lukas 1:20cf. Ketika Yohanes menyembah malaikat yang memberi
keterangan kepadanya, dengan tegas malaikat itu menolak penyembahan, dan
mengarahkan penyembahan itu kepada Allah, Wahyu 19:10; 22:8-9.
g. Berhikmat. Malaikat pasti berhikmat. Kepada
Lot, kedua malaikat mengabulkan permintaannya dengan pertimbangan yang baik,
Kejadian 19:17-25. Kepada Maria, malaikat datang dengan penampilan penuh,
tetapi kepada Yusuf malaikat hanya menemuinya lewat mimpi. Tidak ada lagi
selain karena malaikat tahu akan sifat keduanya dan dengan hikmat datang
menemui keduanya dalam kondisi yang pas.
h. Berpengetahuan. Malaikat pasti mempunyai
pengetahuan. Sebagai contoh, malaikat yang jatuh tahu bahwa akan ada waktunya
mereka dihakimi, Matius 8:29, Lukas 8:31. Sepanjang Alkitab diceritakan, bahwa
selain menemui orang-orang Ibrani, malaikat juga pernah datang menemui
orang-orang dari berbagai bangsa dan berdialog dalam bahasa mereka
masing-masing.
i. Mempunyai kekuatan yang hebat. Beberapa contoh kecil
yakni : malaikat dapat menutup mulut singa-singa, Daniel 6:23. Kalaupun itu
dipandang sebagai wibawa rohani, malaikat dapat menggulingkan batu besar
penutup kubur Yesus. Batu itu sebenarnya hanya dapat digerakkan oleh beberapa
laki-laki dewasa yang kuat, Matius 28:2; Markus 16:1-4; Lukas 24:1-2. Contoh
lain, seorang malaikat dapat membunuh seratus delapan puluh lima ribu tentara
musuh, II Raja-raja 19:35; II Tawarikh 32:21; Yesaya 38:36. Tidak salah bila
mereka diberi gelar orang-orang perkasa, Mazmur 29:1; Yesaya 13:3.
j. Mempunyai kemampuan. Malaikat mempunyai
kemampuan-kemampuan istimewa. Salah satu kemampuan istimewa itu ialah mereka
mampu menembus batas alam rohani dan alam jasmani.
k. Mempunyai perasaan. Alkitab mencatat bahwa para malaikat
itu bersukacita bila tahu ada orang bertobat. Malaikat-malaikat yang telah
jatuhpun takut dan gentar pada Allah, Markus 5;6; Yakobus 2:19.
l. Mempunyai keinginan. Mereka mempunyai keinginan. Salah
satu keinginan mereka adalah ingin mengetahui rahasia keselamatan manusia, I
Petrus 1:12.
Sebagai pribadi, malaikat mempunyai kehendak bebas. Meskipun banyak perdebatan tentang arti kehendak bebas, tapi Alkitab mencatat bahwa malaikat-malaikat itu mempunyai kehendak bebas – free will. Kehendak bebas dapat dikatakan sebabai kebebasan untuk mengambil keputusan memilih sesuai dengan kemauan sendiri. Kehendak bebas inipun ada pada manusia.
Sebagai pribadi, malaikat mempunyai kehendak bebas. Meskipun banyak perdebatan tentang arti kehendak bebas, tapi Alkitab mencatat bahwa malaikat-malaikat itu mempunyai kehendak bebas – free will. Kehendak bebas dapat dikatakan sebabai kebebasan untuk mengambil keputusan memilih sesuai dengan kemauan sendiri. Kehendak bebas inipun ada pada manusia.
Sesuatu dapat dikatakan kehendak bebas bila dalam
pengekspresian kebebasan itu terdapat pilihan lain atau alternatif. Bagi
malaikat-malaikat terdapat dua pilihan yakni : patuh dengan sepenuh hati
terhadap perintah dan hukum Allah atau mengikuti kehendak sendiri. Yang
maksudnya adalah menjadikan Allah sebagai Raja atau menjadikan diri sendiri
sebagai raja.
Yehezkiel 28:12-19 dengan jelas menggambarkan betapa Lucifer
memilih untuk menjadikan dirinya sendiri raja. Dalam Yesaya 14:12-14 sebanyak
lima kali kali ia menyatakan kehendak pribadinya sendiri. II Petrus 1:4; Yudas
1:6, dengan tegas mencatat bahwa malaikat-malaikat yang berdosa itu, dengan
penuh kesadaran memilih melanggar batas-batas kekuasaan mereka daripada taat
pada aturan atau hukum Allah.
Bila dibandingkan dengan kebebasan memilih yang diberikan
kepada Adam, maka akan nampak seperti ini. Kepada Adam diberi keleluasaan yang
begitu besar untuk menikmati fasilitas yang Allah ciptakan baginya. Hanya ada
satu pembatasan kecil, yakni jangan makan buah pengetahuan baik dan jahat itu,
Kejadian 2. Nampaknya hal itu juga yang terjadi dalam dunia malaikat.
Keleluasaan yang begitu besar dalam menikmati fasilitas yang diberikan Allah, Yehezkiel
28:12-15a, nampaknya dirasakan kurang cukup, sehingga akhirnya aturan atau
hukum Allah yang nampaknya kecil itu dilawan, Yudas 1:6. Tindakan
malaikat-malaikat melawan hukum Allah datang dari keputusan pribadi-pribadi
yang memiliki kehendak bebas – free will.
Sebagai pribadi yang dianugerahi kehendak bebas,
masing-masing malaikat harus bertanggung-jawab kepada Allah. Konsekuensi dari
kebebasan untuk memilih sesuai dengan kemauan sendiri, adalah
pertanggung-jawaban dari si pemilik kehendak bebas itu. Pertanggung-jawaban
adalah suatu kondisi atau hasil akhir dari suatu proses tindakan yang dibawa ke
hadapan sidang penuntutan. Untuk manusia, kehendak bebas dan
pertanggung-jawaban itu erat kaitannya dengan kedewasaan, Ulangan 1:39cf. Bagi
malaikat, istilah kedewasaan tidak dibutuhkan, karena roh-roh ciptaan itu telah
diciptakan dalam keadaan sempurna.
Bandingkan dengan penciptaan Adam. Dengan tegas II Petrus 2:4
dan Yudas 1:6 menulis bahwa para malaikat yang berdosa itu “. . . disimpan
sampai pada hari penghakiman . . .” Ketika Yesus bertemu dengan dua orang yang
dirasuki roh-roh jahat, terjadilah dialog antara Yesus dan roh-roh jahat itu.
Inilah ucapan roh-roh jahat itu : “Apa urusanMu dengan kami hai Anak Allah?
Adakah Engkau menyiksa kami sebelum waktunya?”, Matius 8:29. Jadi para malaikat
yang telah jatuh itu tahu bahwa mereka harus mempertanggung-jawabkan perbuatan
mereka, yang melanggar hukum Tuhan itu, berdasarkan kehendak bebas mereka pada
hari penghakiman, Matius 5:7; Lukas 8:28, 31; II Petrus 2:4; Wahyu 12:12.
Disanalah mereka harus bertanggung-jawab kepada Allah yang menganugerahi mereka
kehendak bebas itu. Rupanya dalam konteks inilah kelak orang percaya akan turut
menghakimi malaikat-malaikat itu, I Korintus 6:3.
2. Status Malaikat.
Status artinya suatu keadaan kedudukan dari suatu pribadi.
Jelas malaikat mempunyai status atau posisi di Surga. Walaupun tidak secara
eksklusif, tetapi Alkitab mengisyaratkan adanya strata dalam dunia malaikat
itu, Kolose 1:16; Roma 8:38. Tetapi yang dimaksud dengan status itu bukanlah
strata dalam dunia malaikat, melainkan kedudukan atau posisi mereka sebagai
makhluk ciptaan dihadapan Allah.
Malaikat adalah roh ciptaan yang pertama-tama menghuni Surga.
Allahlah yang menciptakan Surga, Kejadian 1:1; Yohanes 1:1-3. Ia pulalah yang
menciptakan makhluk-makhluk penghuni Surga. Makhluk-makhuk itu adalah para
malaikat yang tidak terbilang jumlahnya, Ayub 38:7; Wahyu 5:11. Merekalah
penghuni Surga yang pertama-tama. Kelak orang percaya akan turut menjadi
pewaris Surga sesudah para malaikat.
Status malaikat itu tetap, tidak pernah berubah. Walaupun
malaikat diberi gelar anak-anak Allah dalam Ayub 1:6; 38:7, akan tetapi gelar
itu harus dilihat dalam konteks kata Bapa untuk Allah. Bukan hanya para
malaikat yang disebut anak-anak Allah. Adampun disebut juga anak Allah. Status
mereka yang sebenarnya adalah roh-roh yang melayani, Mazmur 103:21; Ibrani
1:13-14. Status itu tidak berubah sepanjang masa.
Berbeda dengan orang percaya. Dari makhluk ciptaan yang lebih
rendah dari malaikat, orang percaya kelak mempunyai status yang lebih tinggi
daripada malaikat. Allah sendiri yang mengirim Anak TunggalNya untuk menebus
manusia berdosa menjadi anak-anak Allah lewat kelahiran baru dan kemudian
mewarisi Surga. Kepada malaikat tidak pernah diberi gelar pengantin Kristus,
juga tidak pernah disebutkan memakai mahkota, hanya kepada orang-orang percaya
yang menang.
3. Tugas Malaikat.
Sebenarnya bagian ini akan dibicarakan lebih lengkap dalam
bab tentang Pelayanan Malaikat. Kalau pelayanan malaikat itu lebih banyak
mengungkap tentang isi pelayanan, tugas malaikat dikaitkan dengan Sang Pemberi
tugas, yakni Allah. Bila Allah itu pencipta, Ia Maha Kuasa, Ia Maha Ada, Ia
mengatur segala sesuatu dengan kuasaNya, Ia tidak kekurangan suatu apapun,
untuk apa ada malaikat? Tetapi jika kita mengingat bahwa tujuan penciptaan dan
rencana penyelamatanNya adalah untuk manusia yang terbatas dalam suatu jangka
waktu maka nyatalah kemuliaan dan keagungan Allah. Dari tugas dan uraian
tentang betapa hebat dan ajaib rencanaNya.
Tugas di Surga. Tugas para malaikat yang pertama dan utama
adalah di Surga, melayani Allah. Allah menciptakan Surga terlebih dahulu. Para
penafsir berpendapat bahwa malaikat sudah diciptakan sebelum bumi diciptakan.
Kitab Perjanjian Lama hanya memberi informasi singkat bahwa malaikat itu
bertugas memuji, menyembah Allah, Ayub 38:7; Mazmur 103:20-22; Nehemiah 9:6.
Kitab Wahyulah yang memberi gambaran indah tentang tugas para malaikat, adalah
memuji dan menyembah Allah.
Tugas di Dunia (alam jasmani). Kemudian Allah menciptakan
alam yang kelihatan atau alam jasmani ini. Ditambah dengan menciptakan manusia.
Manusia jatuh ke dalam dosa dan menjadi bangsa-bangsa. Rencana penyelamatan
Allah bagi umat manusia dalam kaitan dengan perkembangan zaman dan jumlah serta
berbagai aspek yang saling terkait dan saling melengkapi. Sehingga kini
pertanyaan *untuk apa ada malaikat ?* tidak perlu lagi dipersoalkan. Justru
kini nampak nyata betapa sempurnanya karya Allah itu.
Secara garis besar, karena Alkitab tidak mendeskripsikannya
dengan jelas, tugas malaikat bagi manusia sesuai dengan tingkatannya dalam
dunia malaikat itu. Kira-kira gambarannya adalah seperti berikut ini:
Malaikat Pribadi. Matius 18:10 memberi isyarat adanya seorang
malaikat yang menjadi penjaga bagi setiap anak kecil. Jangan lupa, kanak-kanak
seperti itu adalah pewaris Kerajaan Surga. Bila kanak-kanak itu dapat
dianalogikan dengan seorang anak Tuhan, maka setiap orang percaya dijaga oleh
seorang malaikat. Malaikat-malaikat pribadi ini kemungkinan besar berasal dari
strata rendah dalam dunia malaikat.
Malaikat bangsa-bangsa. Dalam Bilangan 14:9 terlihat bagian
dari ucapan Yosua dan Kaleb kepada bangsa Israel :” . . . yang melindungi
mereka sudah meninggalkan mereka, sedang Tuhan menyertai kita, . . .” Siapa
yang menyertai bangsa-bangsa kafir itu? Mereka adalah malaikat dari strata
tinggi yang melawan Allah. Ingat akan istilah “pemimpin Persia”, raja-raja
orang Persia, pemimpin orang Yunani, Daniel 10:13, 20. Bukanlah penghulu
malaikat Mikhael disebut pemimpin Israel, Daniel 10:21; 12:1.
Malaikat-malaikat pembawa pesan Allah. Dalam kitab Perjanjian
Lama maupun kitab Perjanjian Baru tercatat beberapa kali pemunculan malaikat
yang membawa pesan Allah kepada manusia. Tetapi dari sekian banyak pemunculan
pembawa pesan Allah itu, hanya seorang malaikat saja yang disebut-sebut
namanya, yakni Gabriel. Tidak diketahui dengan pasti apakah hanya Gabriel saja
malaikat yang khusus membawa pesan-pesan Allah, ataukah ada lagi
malaikat-malaikat lain. Seandainya ada banyak malaikat yang sering disuruh
Allah membawa pesan kepada manusia, maka khusus kepada Gabriel Allah
menugaskannya membawa pesan-pesan agung yang bersifat soterologis dan
eskhatologis. Melihat penampilan malaikat-malaikat pembawa berita, kemungkinan
besar ada banyak malaikat yang bertugas datang menemui manusia dan menyampaikan
berita. Sebagai contoh, seraphim yang datang menemui Yesaya dapat dipastikan
bukanlah Gabriel, Yesaya 6:6cf.
Malaikat-malaikat pelaksana keputusan Allah. Dalam Alkitab ada ayat-ayat yang menegaskan pekerjaan yang dilakukan oleh malaikat-malaikat , misalnya dalam Daniel 6:23; Matius 13:41; atau Lukas 16:22; lebih jelas lagi bila dilihat dalam kitab Wahyu. Semuanya itu dalam rangka melaksanakan keputusan Allah. Tetapi ada juga peristiwa-peristiwa yang tidak secara langsung ditulis sebagai pekerjaan malaikat, tetapi ditafsirkan sebagai pekerjaan malaikat bagi pelaksanaan keputusan Allah, misalnya dalam Yosua 6:20; 10:11; Hakim-hakim 5:20.
Malaikat-malaikat pelaksana keputusan Allah. Dalam Alkitab ada ayat-ayat yang menegaskan pekerjaan yang dilakukan oleh malaikat-malaikat , misalnya dalam Daniel 6:23; Matius 13:41; atau Lukas 16:22; lebih jelas lagi bila dilihat dalam kitab Wahyu. Semuanya itu dalam rangka melaksanakan keputusan Allah. Tetapi ada juga peristiwa-peristiwa yang tidak secara langsung ditulis sebagai pekerjaan malaikat, tetapi ditafsirkan sebagai pekerjaan malaikat bagi pelaksanaan keputusan Allah, misalnya dalam Yosua 6:20; 10:11; Hakim-hakim 5:20.
BAB III. PELAYANAN MALAIKAT.
Penjelasan dalam bab inipun merupakan kelanjutan dari bab
sebelumnya, khususnya tentang tugas malaikat, walaupun memang ada beda
penguraiannya. Bila tugas malaikat diuraikan secara umum maka pelayanan
malaikat diuraikan secara mendetil.
1. Malaikat adalah roh yang melayani.
Malaikat adalah roh ciptaan, penghuni Surga yang bertugas
melaksanakan kehendak Allah. Dengan kata lain: melayani Allah. Itulah status
malaikat yang bersifat kekal. Justru karena Allah itu Maha Kuasa, Maha Ada dan
Maha Tahu, maka penciptaan malaikat itu menunjuk pada ke-Maha BesaranNya.
Walaupun tidak ditulis secara eksplisit, tetapi malaikat itu menjadi
pelaksanaan begitu banyak tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka, Maz
103:19-22.
1.1 Malaikat melayani Allah.
Yang dimaksud dengan tugas pelayanan kepada Allah yakni
kepada Trinitas Allah: Bapa, Putra dan Roh Kudus.
a. Malaikat yang melayani Allah Bapa. Alkitab mencatat bahwa
malaikat-malaikat melaksanakan perintah Allah Bapa dan melayaniNya, Matius
18:10; 26:53. Nampaknya para Kherubium dalam Yehezkiel 1 dan 10 adalah para
malaikat yang melayani Bapa.
b. Malaikat melayani Allah Anak. Para malaikat itupun
melayani Allah Anak, Matius 4:11; Markus 1:13. Bukankah Ia itu Firman yang
menciptakan segala sesuatu? Dalam hal ini nyatalah ke-Maha BesaranNya.
Nampaknya, para Seraphim dalam Yesaya 6 adalah para malaikat yang melayani
Allah Anak.
c. Malaikat melayani Roh Kudus. Alkitab tidak pernah secara
eksplisit menulis tentang kepelayanan malaikat kepada Roh Kudus. Ada yang tidak
mau melanjutkan kerangka berpikir logis. Tetapi ada juga yang mau melanjutkan
penafsirannya bahwa ada juga malaikat yang melayani Roh Kudus. Tetapi ada
hamba-hamba Tuhan yang oleh *visi rohani* yang diberikan Allah kepadanya
menyatakan bahwa ada malaikat yang melayani atau melaksanakan perintah Roh
Kudus.
1.2 Malaikat melayani manusia.
Sebenarnya bila dipikirkan, hal ini nampak bertentangan,
sebab malaikat lebih dari manusia. Tetapi, karena mereka adalah pesuruh Allah,
maka Alkitab menulis bahwa atas perntah Allah, para malaikat itu datang melayani
orang-orang percaya yang menjadi pewaris keselamatan, Ibrani 1:14. Beberapa
ayat mencatat bagaimana para malaikat itu melindungi dan menolong orang-orang
percaya atas perintah Allah, Mazmur 34:7-8; Daniel 6:22-23; Daniel 10:11-12;
Matius 2:13; 24:31; Lukas 16:22; Kisah Para Rasul 5:19-20; 12:7-11; 27:23.
Kepada orang yang melawan Allah, malaikat dapat melakukan hal yang sebaliknya
atas perintah Allah, Kisah Para Rasul 12:23.
Menjadi pertanyaan: bila malaikat dari Allah melayani orang-orang percaya atas perintah Allah:
Menjadi pertanyaan: bila malaikat dari Allah melayani orang-orang percaya atas perintah Allah:
a. Sampai seberapa jauh tugas itu ?
b. Apakah bedanya dengan pekerjaan Roh Kudus dalam hidup manusia ?
Secara ringkas, kedua pertanyaan itu memang harus dijawab untuk dapat membedakannya dengan tugas Roh Kudus bagi orang percaya.
b. Apakah bedanya dengan pekerjaan Roh Kudus dalam hidup manusia ?
Secara ringkas, kedua pertanyaan itu memang harus dijawab untuk dapat membedakannya dengan tugas Roh Kudus bagi orang percaya.
Pertama: Dari ayat-ayat Alkitab, jelas terbaca bahwa malaikat
menjaga manusia dari bahaya-bahaya yang datang dari luar. Bahkan malaikat dapat
membawa pesan Allah kepada orang percaya melalui alam mimpi atau lewat
penglihatan.
Kedua: Perbedaannya banyak, tetapi yang paling penting yakni,
bila malaikat disuruh Allah melayani manusia itu hanya bersifat eksternal saja.
Roh Kudus bekerja dalam roh manusia yang bersifat internal, antara lain :
pembaharuan dalam roh manusia, karunia-karunia Roh dan buah-buah Roh.
2. Penampakan-penampakan malaikat dalam tugas pelayanannya.
Dalam melaksanakan perintah Allah melayani manusia, malaikat
dapat datang dengan berbagai penampilan.
2.1 Berpenampilan dalam bentuk rohani yang tidak kasat mata.
Yudas 1:9 mencatat bagaimana Mikhael penghulu malaikat
berselisih pendapat dan bertengkar dengan iblis tentang mayat Musa. Dalam Lukas
16:22 dicatat bagaimana para malaikat membawa jiwa Lazarus ke pangkuan Abraham.
Dalam Mazmur 34:7-8 dicatat, bagaimana malaikat-malaikat utusan Allah berkemah
atau tinggal disekitar orang percaya. Tidak perlu dijelaskan apa makna
pelayanan mereka, tapi jelas para malaikat itu datang melaksanakan perintah
Allah dalam bentuk rohani mereka yang tidak kasat mata jasmani. Setan si
penguasa udara bersama para roh jahat pesuruhnya juga bekerja melawan rencana
Allah, malaikat-malaikat bekerja melaksanakan perintah Allah untuk suksesnya
rencana Allah itu.
2.2 Penampilan dalam bentuk rohani lainnya.
Penampilan malaikat kali ini dalam bentuk rohani tetapi dapat
dipantau oleh indra manusia. II Raja-raja 2:11-12 menggambarkan penampilan
malaikat dalam bentuk kereta dan kuda berapi. Hal yang sama terjadi dalam II
Raja-raja 6:17. Dalam Daniel 5:5, 24 itu adalah penampakan malaikat yang hanya
dalam bentuk tangan atau jari-jari manusia yang menulis kata-kata “mene, mene,
tekel, ufarsin”. Dalam Daniel 6:23, 28 nampak hasil perbuatan malaikat, tetapi
wujud malaikat itu sendiri tidak kelihatan.
2.3 Penampilan dalam bentuk manusia.
Penampilan inilah yang paling banyak ditulis dalam Alkitab, baik
dalam Kitab Perjanjian Lama maupun Kitab Perjanjian Baru. Kejadian 19; 32:24cf;
Matius 28:2cf; Markus 16:5-6; Lukas 24:4cf; Ibrani 13:2 dengan jelas
menggambarkan penampilan malaikat yang persis seperti manusia. Gambaran para
artis tentang suatu makhluk manusia yang ganteng dan mempunyai sepasang saya
agak kurang tepat. Rupanya gambaran tentang malaikat yang ada selama ini
dipengaruhi oleh gambaran Kherubium yang menjadi ornamen dalam Tabernakel Musa
dan Kaabah Salomo. Padahal, penampakan malaikat secara fisikal kepada manusia
adalah seperti manusia, penambahan sepasang sayap besar mungkin hanya untuk
menambahkan kesan agung dan visualisasi kesanggupan mereka untuk terbang.
Dalam penampakan secara fisikal malaikat dapat makan minum
seperti manusia, Ibrani 13 :2. Hal itu tidak mengherankan sebab dalam tubuh
rohani, Yesuspun dapat makan minum seperti manusia jasmani lainnya, Lukas
24:41-42; Yahanes 21:15.
3. Malaikat utusan Allah tidak mau disembah.
3. Malaikat utusan Allah tidak mau disembah.
Salah satu ciri utama kepelayanan malaikat adalah ia tidak
mau disembah oleh manusia. Dengan tegas malaikat menolak ketika ia disembah
oleh Yohanes, Wahyu 19:10; 22:9. Kelihatannya sederhana saja, tetapi dalam dua
ayat ini terungkap prinsip-prinsip kehidupan malaikat.
Pertama : ternyata malaikat mempunyai pengetahuan yang akurat
tentang kebenaran.
Malaikat tahu persis bahwa mereka juga hamba dan dengan tegas
menyuruh Yohanes menyembah Allah. Malaikat tahu persis bahwa hanya Allah saja
yang layak disembah. Keluaran 20:4-5, merekalah penyembah Allah di Surga, Wahyu
5:11cf. Mereka tahu persis sumber kejatuhan Lucifer yakni ingin disembah dan
ingin menjadi seperti Allah.
Kedua : ternyata malaikat mempunyai kerendahan hati yang
prima.
Bayangkan, orang seperti Yohanes itu saja dapat salah
menyembah kepada malaikat. Memang makhluk Surga itu amat mulia dalam kekudusan
surgawi. Walaupun demikian, bagi malaikat pilihan, I Timotius 5:21, hal itu
merupakan ujian dan tidak menggoyahkan kerendahan hati mereka untuk menerima
penyembahan dari manusia. Ketiga : ternyata malaikat pilihan mempunyai ketaatan
yang sempurna kepada Allah. Ketaatan artinya melakukan apa yang diperintahkan
Allah dan tidak melakukan apa yang tidak boleh dilakukan.
Ketaatan malaikat pilihan itu sempurna dengan tidak melakukan
apa yang tidak boleh ia lakukan. Sebagai hamba, maka ia hanya melakukan
perintah majikannya, Lukas 17:10, semua penghormatan karena pekerjaannya
sebagai hamba harus diteruskan kepada majikannya, yakni Allah; Yohanes 3:30.
Malaikat itu ternyata lulus dari ujian karena memiliki ketaatan yang sempurna
kepada Allah.
Jelas Allah melarang penyembahan kepada malaikat atau apapun
selain Dia, Keluaran 20:4-5; Ulangan 4:19cf. Justru malaikat yang jatuh itu mau
disembah oleh manusia, Kolose 2:18-19.
4. Malaikat utusan Allah tidak pernah merasuki manusia.
Dengan latihan dan tambahan bantuan kekuatan alam roh,
manusia dapat menghipnotis sesamanya. Roh-roh jahat dapat merasuki manusia,
kita tahu bahwa roh-roh jahat itu adalah malaikat-malaikat yang jatuh dari
Surga. Dengan dua perbandingan ini nampak bahwa sebenarnya para malaikat mampu
merasuki manusia : ya, sebagai makhluk roh, malaikat dapat merasuki roh
manusia. Tapi sepanjang Alkitab, malaikat tidak pernah melakukan hal itu.
Walaupun tidak secara mendalam, perlulah hal itu dibahas.
4.1 Arti kerasukan.
Dari informasi Alkitab, I Raja-raja 18:29cf; 22:21cf; Matius
8:28-34; 9:32-34; Markus 1:23-26; 5:1-10; Lukas 8:26-31, dapat disimpulkan
yakni : kerasukan adalah didominasinya roh seseorang oleh roh atau kekuatan
alam roh yang melebihinya, sehingga orang itu diperbudak untuk melakukan
kehendak roh perusak itu. Jadi kerasukan merupakan wahana penjajahan terhadap
seseorang atau sekelompok individu untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya
dalam keadaan normal tidak diingini orang itu. Hal ini merupakan manifestasi
penjajahan dosa terhadap manusia. Tercatat dalam kitab Perjanjian Lama, pelacur
bakti dan sundal/semburit bakti serta pengorbanan kanak-kanak maupun ritual sex
di bukit-bukit pengorbanan kepada para dewa merupakan manifestasi kerasukan
itu.
Kerasukan berawal dari dosa roh penyembahan berhala ataupun dari ketidak pahaman akan ajaran kebenaran Alkitab tentang dunia roh. Nampaknya, kerasukan ada tingkatannya. Mulai dari dirasuk secara pasif, mencari kerasukan, bahkan sampai pada tingkat medium kerasukan.
Kerasukan berawal dari dosa roh penyembahan berhala ataupun dari ketidak pahaman akan ajaran kebenaran Alkitab tentang dunia roh. Nampaknya, kerasukan ada tingkatannya. Mulai dari dirasuk secara pasif, mencari kerasukan, bahkan sampai pada tingkat medium kerasukan.
4.2 Allah menghargai kehendak bebas manusia.
Walaupun Allah adalah pencipta dan pemilik seluruh sekalian
alam, termasuk manusia, tetapi Allah tetap menghargai kehendak bebas manusia.
Rencana Allah terhadap alam dan manusia tetap harus jalan terus. Tetapi walaupun
Ia Maha Kuasa, Allah itu tidak diktator, melainkan Maha Adil. Kepada manusia
diberinya hukum, perjanjian, janji, anugerah, tetapi tetap saja manusia diberi
pilihan, percaya dan terima atau tidak percaya dan menolak.
Amat mengherankan bahwa setiap kepenuhan Roh Kudus pun tetap
memberi peran penting pada kehendak bebas manusia, I Korintus 14:32; Galatia
6:8. Manusia atau orang percaya tetap diberi kebebasan untuk menerima atau
menolak kepenuhan Roh Kudus, I Tesalonika 5:19. Berbeda dengan kerasukan, sekali
orang itu dirasuki, seterusnya ia menjadi budak roh yang merasukinya.
4.3 Malaikat dari Allah menjadi pelaksana perintah dan sifat
Allah kepada Manusia.
Mungkin saja orang akan berkata, mengapa malaikat memaksa
Bileam mengucapkan sesuatu diluar kehendak pribadinya? Jangan lupa, malaikat
menyetujuinya, Bilangan 22:38; 23:26. Ternyata setelah tugas yang disanggupinya
itu dilaksanakan, malaikat tidak lagi memaksakan kehendaknya untuk mengatur
ucapannya bagi bangsa Israel. Ternyata Bileam memberi nasehat yang bertujuan
untuk menghancurkan orang Israel, Bilangan 31:16. Ingat juga istri Lot.
Jadi malaikat sebagai utusan Allah tetap melakukan tugasnya
dengan mengacu pada sifat-sifat majikan tugasnya dengan mengacu pada
sifat-sifat majikan agungnya yakni Allah. Bila malaikat merasuki manusia itu
berarti ia mau menjadi tuan. Sedangkan malaikat tahu persis bahwa iapun
hanyalah hamba. Sebagai hamba, ia harus menghormati Allah dan melaksanakan
titahNya sesuai kehendakNya.
5. Peranan Malaikat dalam rencana Allah bagi keselamatan
manusia.
Banyak catatan Alkitab tentang tugas pelayanan malaikat bagi
orang percaya. Tetapi dari catatan Alkitab yang ada, ternyata malaikat bukanlah
subyek keselamatan, karena sasaran keselamatan dari Allah itu adalah manusia.
5.1 Pelayanan malaikat kepada orang percaya dalam kitab
Perjanjian Lama.
Kitab Perjanjian Lama diwarnai oleh hal ini. Kevin J. Conner
mencatat sedikitnya 20 kali pelayanan malaikat ini.
* Kejadian 16:10; 21:17, seorang
malaikat melayani Hagar.
* Kejadian 18:2, tiga malaikat
mengunjungi Abraham dan Sara.
* Kejadian 19:1-24, dua malaikat
menyelamatkan Lot sekeluarga keluar dari Sodom.
* Kejadian 22:11-15, Malaikat
dari Tuhan berseru kepada Abraham untuk melepaskan Ishak anak tunggalnya, dan
mempersembahkan seekor domba jantan menggantikannya.
* Kejadian 25:12; 31:11; 32:1;
48:16, Yakub mengalami pelayanan malaikat-malaikat sepanjang hidupnya.
* Kejadian 32:24-32; Hosea
12:4,5, Malaikat perjanjian bergulat dengan Yakub dan mengubah namanya menjadi
Israel.
* Keluaran 3:2, Musa menerima
penyataan nama Allah dari malaikat Tuhan di dalam semak yang bernyala.
* Ulangan 33:2; Mazmur 68:8;
Kisah Para Rasul 7:35,38,53; Galatia 3:19; Ibrani 2:2, malaikat-malaikat
terlibat dalam pemberian Taurat kepada Musa di gunung Sinai.
* Keluaran 14:19-24; Bilangan
20:6; Keluaran 23:20; 32:34; 33:2, malaikat hadiratNya berjalan di depan Israel
untuk memimpin dan membimbing mereka dalam tiang awan dan tiang api.
* Bilangan 22:30-35, Allah
mengirim seorang malaikat untuk memperingatkan Bileam dari ketidak-taatannya.
* Hakim-hakim 2:1-4, seorang
malaikat mencela orang Israel karena kompromi dan penyembahan berhala mereka
diantara orang Kanaan.
* Hakim-hakim 5:23, seorang
malaikat mengucapkan kutuk kepada mereka yang tidak membantu Tuhan dalam
peperangan melawan musuh-musuh Israel.
* Mazmur 34:7; 35:5-6, malaikat
Tuhan berkemah di sekeliling mereka yang takut kepadaNya.
* II Samuel 24:16-17; II Tawarikh
21:12-30, seorang malaikat membunuh 70.000 orang Israel ketika Daud berdosa
menghitung rakyat tanpa uang penebusan.
* I Raja-raja 19:35; Yesaya
37:36, Allah mengizinkan seorang malaikat untuk membunuh 185.000 tentara
Assyria dalam satu malam penghukuman.
* Daniel 3:20-28, tiga orang
pemuda Ibrani telah dilindungi dalam dapur api oleh seorang malaikat.
* Daniel 6:22, Daniel dilindungi
oleh seorang malaikat di dalam gua singa.
* Zakharia 1:9, 11, 19; 2:3;
3:1-6; 4:1-5; 5:5, 10:6; 4-5; Ayub 33:23, malaikat Tuhan membawa tafsiran
penglihatan-penglihatan dan wahyu kepada nabi muda, Zakharia.
* Pengkhotbah 5:4-5, malaikat-malaikat
mendengar janji yang dibuat umat Allah di dalam rumah Tuhan.
* Hakim-hakim 6:11-12, malaikat
dari Tuhan menampakan diri kepada Gideon.
* Hakim-hakim 13:1-21, kepada
Manoakh; I Raja-raja 19:5-7, kepada Elia dan juga kepada yang lain.
* Daniel 10:13, 20-21; 12:1; II
Samuel 24:16-17, Efesus 2:2; 6:12; Yohanes 14:30, malaikat pemimpin atas
berbagai bangsa.
* Keluaran 12:18-30,
malaikat-malaikat juga dipakai dalam penghukuman dan berkat. Malaikat yang sama
yang melintasi rumah orang Israel yang diperciki darah, pada pintunya, malaikat
itu jugalah yang membunuh semua anak sulung di Mesir.
* Mazmur 103:20-21,
malaikat-malaikat sebagai pesuruh Allah melaksanakan perintah Allah di dunia,
demikian juga di Surga.
5.2 Pelayanan malaikat kepada orang percaya dalam kitab
Perjanjian Baru.
Kitab Perjanjian Baru ini istimewa. Waktu penulisannya
sekitar lima puluh tahun dan mencatat kejadian-kejadian dan situasi orang
percaya selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Berbeda dengan kitab Perjanjian
Lama yang mencatat kejadian-kejadian dan situasi orang percaya sepanjang ribuan
tahun. Tetapi ada satu kitab dalam kitab Perjanjian Baru yang sifatnya amat
istimewa yakni kitab Wahyu. Antara kondisi akhir penulisan kitab Perjanjian
Baru, yakni kondisi Gereja mula-mula, dengan inti kitab Wahyu sudah berjarak
sembilan belas abad. Menurut kesaksian Alkitab, Ibrani 13:2, dan kesaksian
banyak orang kudus akhir zaman, pasti begitu banyak penampilan dan pelayanan
malaikat kepada orang percaya selama ini. Itulah sebabnya penampilan malaikat
dalam kitab Wahyu mempunyai makna khudus.
Satu hal yang amat penting untuk diingat yakni, bila Allah
menampakkan diri dalam kitab Perjanjian Lama itu bersifat Theophany atau
Christophany. Sedangkan dalam kitab Perjanjian Baru, Allah menyatakan diri
lewat Putra TunggalNya, dalam bentuk inkarnasi. Ternyata inkarnasi itu dalam
bentuk manusia.
Itulah sebabnya penampilan malaikat dalam kitab Perjanjian Baru dibagi dalam tiga bagian.
Itulah sebabnya penampilan malaikat dalam kitab Perjanjian Baru dibagi dalam tiga bagian.
Pertama : Dalam pelayanan kepada Tuhan Yesus.
* Matius 1:21-23; Lukas 1:26-38;
malaikat berbicara kepada Maria tentang berita kelahiran Yesus.
* Matius 1:20-21; 2:13, 19,
malaikat menyampaikan pesan kepada Yusuf.
* Lukas 2:10-15,
malaikat-malaikat berbicara tentang kelahiran Yesus di Bethlehem.
* Matius 2:2, kemungkinan malaikatlah
yang memperingatkan para Majus, lewat mimpi untuk tidak kembali kepada Herodes.
* Matius 4:11; Lukas 4:10; Markus
1:13, malaikat-malaikat melayani Tuhan Yesus sesudah masa pencobaan berakhir.
* Yohanes 1:51, malaikat-malaikat
turun naik keatas Anak Manusia dalam pelayananNya, ingat mimpi Yakub.
* Lukas 22:43; Matius 26:53;
seorang malaikat menguatkan dan menghibur Yesus di Getsemani ketika Ia masuk
masa sengsaraNya. Dua belas legion malaikat dalam keadaan siaga bila Ia
membutuhkan pertolongan dalam keadaanNya sebagai manusia.
* Matius 28;2-7; Lukas 24:23;
Yohanes 20:12, seorang malaikat turun ke kubur Yesus, membuat para tentara yang
menjaga kubur Yesus melarikan diri ketakutan, malaikat itu kemudian
menggulingkan batu penutup kubur supaya para murid wanita dapat masuk kedalam
kubur. Kemudian nampak dua malaikat dalam kubur itu.
* Kisah Para Rasul 1:10-11; Lukas
24:50-51; dua orang dalam pakaian yang bercahaya berbicara kepada murid-murid
tentang kenaikan dan kedatanganNya kembali. Tidak diragukan lagi bahwa ada
pasukan malaikat yang menyertai Yesus kembali ke Surga.
* Matius 16:27; 25:31; 13:41-43;
I Tesalonika 4:16; II Tesalonika 1:7-9; Matius 24:36, malaikat-malaikat akan
menyertai Tuhan Yesus dalam kedatanganNya yang kedua kali. Para malaikat akan
mengumpulkan orang-orang pilihan dan memisahkan mereka dari orang fasik.
Kedua : Dalam Gereja mula-mula.
* Kisah Para Rasul 5:19, seorang
malaikat membuka pintu-pintu penjara dan melepaskan rasul-rasul itu supaya
mereka bersaksi.
* Kisah Para Rasul 8:26, seorang
malaikat Tuhan menyuruh Filipus ke jalan yang menuju Gaza untuk bersaksi kepada
seorang sida-sida Ethiopia yang rindu mencari keselamatan.
* Kisah Para Rasul 10:3; 30:32,
seorang malaikat menyuruh Cornelius untuk menjemput Petrus yang akan memberikan
Injil keselamatan kepadanya.
* Kisah Para Rasul 12:5-11,
seorang malaikat melepaskan Petrus dari penjara menjelang ia akan dibunuh,
karena belum saatnya Petrus mati.
* Kisah Para Rasul 12:23, seorang
malaikat menampar Herodes karena kesombongannya.
* Kisah Para Rasul 27:23, seorang
malaikat hadir menemui Paulus dalam suasana badai, waktu perjalanannya ke Roma.
* I Korintus 6:3, orang-orang
percaya akan mengadili malaikat-malaikat.
* Kolose 2:18; Wahyu 19:10;
22:8-9; Ibrani 1:5; 2:6-7, orang-orang percaya dilarang untuk menyembahkan
malaikat. Semua malaikat telah diciptakan untuk menyembah Allah. Hanya
malaikat-malaikat yang telah jatuh yang mencari penyembahan untuk dirinya
sendiri yang sebenarnya adalah untuk Allah.
* Ibrani 12:22-24; I Korintus
4:9; 11:10; Efesus 3:10; I Timotius 5:21, malaikat-malaikat ada disekitar
Gereja sebagai perkumpulan orang percaya.
* Lukas 16:22; Mazmur 91:11-12;
Ibrani 1:13-14; Mazmur 34:7; Lukas 24:50-51; malaikat-malaikat juga mengawal
roh-roh orang percaya yang dibawa ke Firdaus, sampai tiba saatnya kedatangan
Yesus yang kedua kali. II Raja-raja 2:1-11; Yudas 1:9. Bandingkan dengan
pengangkatan Henokh, Musa dan Ela secara fisikal. Kereta-kereta berapi adalah
simbol transportasi Illahi dan kemalaikatan dari orang-orang percaya untuk
masuk ke alam rohani.
* Matius 18:10; Kisah Para Rasul
12:5-16, Kitab Suci menyatakan secara tidak langsung bahwa semua orang
mempunyai seorang malaikat pelindung.
Ketiga : Malaikat dalam kitab Wahyu.
Kitab Wahyu menubuatkan
tugas-tugas yang banyak dan rumit dari malaikat dalam penggenapan rencana dan
karya keselamatan Allah kepada manusia.
* Wahyu 5:11, malaikat-malaikat
yang tidak terhitung jumlahnya itu menyembah Anak domba.
* Wahyu 7:1, empat malaikat
menahan angin-angin penghukuman yang bertiup di atas muka bumi sampai
pemeteraian hamba-hamba Tuhan.
* Wahyu 12:7-10, Mikhael dan
malaikat-malaikatnya berperang denga setan dan malaikat-malaikatnya dan
melemparkan mereka keluar dari Surga.
* Wahyu 14:6, 8, 9, 15, 17-19,
pelayanan malaikat adalah bukti dalam penghukuman atas dunia.
* Wahyu 14:8, seorang malaikat
memberitahukan kejatuhan Babylon.
* Wahyu 14:6, 9, seorang malaikat
membertahu penghukuman Injil yang kekal dan memperingatkan penduduk dunia untuk
tidak memakai tanda dari binatang itu.
* Wahyu 14:10, orang-orang fasik
disiksa di hadapan hadirat Anak Domba dan malaikat-malaikat kudus itu, mereka
itulah yang menolak dengan congkak kemurahan dan pelayanan.
* Wahyu 14:17-19; Matius
13:24-30, 36-43; 13:49-50, malaikat-malaikat dipakai sebagai penuai-penuai pada
akhir zaman untuk orang baik maupun jahat. Tuaian-tuaian ini dilambangkan
dengan gandum dan lalang, ikan yang baik dan yang jahat, panen gandum dan
anggur.
* Wahyu 15-16, malaikat-malaikat
mencurahkan tujuh piala penghakiman keatas orang yang tidak mau bertobat.
* Wahyu 17:17; 21:9, seorang
malaikat Tuhan menunjukan kepada Yohanes pelacur dan pengantin wanita itu.
* Wahyu 19:17, Yohanes melihat
seorang malaikat berdiri diatas matahari, berseru kepada burung-burung dan
binatang-binatang liar untuk datang makan malam dengan hidangan tubuh para
orang fasik itu.
* Wahyu 20:1-4, seorang malaikat
yang kuat dan besar menangkap setan, merantainya dan memasukannya kedalam
lubang yang tidak terduga dalamnya (abyss) selama 1000 tahun.
* Wahyu 21:9; 22:1, 9, salah
seorang malaikat yang memegang tujuh piala penghukuman itu membawa Yohanes
dalam roh ntuk melihat kemuliaan Allah dan kota kudusNya serta hal-hal penting
lainnya.
5.3 Malaikat-malaikat tidak diizinkan memberitakan injil
keselamatan.
Walaupun malaikat dilibatkan Allah dalam rencanaNya
menyelamatkan manusia, tetapi peran malaikat itu hanyalah sebagai pelengkap
rencana. Allah sajalah satu-satunya yang melaksanakan keselamatan bagi manusia.
Malaikat-malaikat tidak diperkenankan memberitakan Injil, karena; pertama,
mereka tidak pernah mengalami penebusan dosa. Kedua, Allah mau manusia
mengasihiNya dengan standar Alkitab dan menerima keselamatan denan berdasarkan
kehendak bebasnya sendiri. Bila malaikat yang memberitakan Injil, manusia dapat
mengasihi Allah dan menerima keselamatan karena paksaan.
Nampaknya, meskipun para malaikat amat dekat dengan Injil,
tetapi ternyata mereka tidak mengerti apa arti Injil itu sampai hal itu
diungkapkan oleh Allah sendiri. Petrus menulis bahwa para malaikat ingin melihat
kedalam rahasia agung keselamatan yang sudah mulai diberitakan sejak dari kitab
Perjanjian Lama, I Petrus 1:9-12. Nampaknya, bila para malaikat mengerti
rahasia Injil keselamatan, setan akan berjuang supaya Yesus tidak mati di
salib. Justru sebaliknya, setanlah yang berusaha membunuh Yesus lewat tangan
orang Yahudi yang tidak percaya kepada Yesus itu, Yohanes 14:30; 13:2, 27;
Lukas 22:3-6; Yohanes 18:2-3.
Rahasia Injil sebenarnya ada dalam kematian Yesus Kristus di
kayu salib, I Korintus 15:1- 4. Tetapi ternyata bahwa kebanaran Injil itu telah
dirahasiakan berabad-abad (ribuan tahun) oleh Allah, Roma 16:25-26. Justru
beban pemberitaan Injil itu ada di pundak orang percaya, Matius 28:19-20;
Markus 16:15-16. Lihatlah gambaran itu didalam Alkitab.
* Lukas 1:5-25, malaikat Gabriel
memberitahukan kedatangan penghulu Mesias kepada Zakharia.
* Lukas 26-35, malaikat Gabriel
juga memberitahu kepada perawan Maria bahwa kelahiran Juruselamat melalui
kandungannya dan menyuruh Maria menamakanNya Yesus. Selanjutnya malaikat itu
memberi bimbingan kepada Yusuf untuk menyelamatkan bayi Yesus dari kekejaman
Herodes Agung, sebab waktunya belum tiba.
* Matius 2:2, 12, kemungkinan
besar, malaikat jugalah yang membimbing para Majus mencari *Raja Orang Yahudi*.
* Lukas 2:10-11, malaikat
memberitahu para gembala di padang Efrata bahwa Mesias sudah lahir di
Bethlehem.
* Kisah Para Rasul 8:26, malaikat
menyuruh Filipus untuk membawa berita Injil kepada oknum orang Ethiopia itu.
Para malaikat sudah tahu rahasia Injil .
* Kisah Para Rasul 10:1-8, 22,
44-46; 11:13-14, malaikat yang memberitakan Injil.
* Kisah Para Rasul 27:23-24,
seorang malaikat memberitahu bahwa Paulus akan selamat dari bahaya angin topan
yang sedang melanda mereka, karena harus terus ke Roma untuk memberitakan Injil
kepada kaisar. Manusialah yang mempunyai tugas memberitakan Injil, bukan
malaikat.
6. Malaikat maut.
Seringkali kita mendengar istilah umum tentang *malaikat
maut*. Istilah ini membentuk opini tentang seorang malaikat yang menguasai
kematian atau maut itu sendiri. Opini ini menggiring manusia untuk mempunyai
gambaran bahwa malaikat ini adalah malaikat khusus yang sangat berkuasa atas
hidup atau mati manusia. Opini ini juga menggiring manusia mempunyai gambaran
tentang adanya malaikat atau makhluk roh yang dapat menentukan nasib manusia,
yakni mencabut nyawa manusia, bahkan menggambarkan bahwa malaikat itulah yang
berkuasa mutlak atas dunia orang mati. Memang kearah inilah gambaran yang ada
dalam dunia agama penyembahan berhala – polytheisme, baik di Timur maupun di
Barat. Penyembahan kepada malaikat atau dewa penguasa maut diadakan secara
khusus dalam agama-agama itu. Lihat saja pandangan tersebut dalam agama Mesir,
Kanaan, Babylon, India dan Yunani.
Ternyata Alkitab tidak mengenal konsep malaikat mau itu, memang
dalam Ibrani 2:14 disinggung tentang *si iblis yang berkuasa atas maut*, dalam
Yohanes 8:44 ditulis bahwa *ia adalah pembunuh manusia sejak semula*, dalam I
Yohanes 5:19 ditulis bahwa *seluruh dunia berada dibawah kuasa si jahat*.
Tetapi maksudnya bukan untuk menyatakan bahwa si iblis itu berkuasa menentukan
kematian seseorang atau berkuasa mutlak atas dunia orang mati. Kejadian 7
mencatat bahwa Allah membinasakan orang-orang berdosa denan air bah. Kejadian
19 mencatat bahwa Allah membinasakan orang-orang di Sodom dan Gomorah. Keluaran
12 mencatat bahwa Allah membunuh semua anak sulung orang Mesir. Ketika orang
Israel menaklukan Kanaan, yang mati oleh tangan Allah lebih banyak daripada
oleh pedang orang Israel. Jadi, Allah berkuasa atas maut dan maut itu adalah
penghukuman Allah atas dosa manusia.
6.1 Apakah maut itu ?
Maut atau kematian ternyata adalah penghukuman Allah kepada
manusia karena mereka melawan perintah atau hukum Allah, Kejadian 3. Dengan
berdosanya manusia kepada Allah, manusia akan mengalami tiga macam kematian.
Kematian yang pertama adalah kematian rohani (spiritual death), yakni
terpisahnya roh manusia dari Allah, Kejadian 2:17. Kematian yang kedua adalah
kematian tubuh (physycal death), yakni saat manusia putus nafasnya. Kejadian
5:5, 8, 11; Lukas 16:22-23. Kematian yang ketiga adalah kematian kekal (eternal
death). Inilah penghukuman kekal di neraka. Lihat pelajaran tentang dosa
(Harmatologi).
6.2 Apakah alam maut itu ?
Alam maut yang dalam bahasa Ibrani disebut Sheol dan dalam
bahasa Grika disebut Hades adalah tempat penyimpanan roh-roh manusia yang mati
diluar Tuhan. Mereka disimpan disini menunggu penghakiman kekal dan masuk ke
Neraka. Di bagian lain dari Hades, yang disebut jurang maut – Abyss,
disimpanlah malaikat-malaikat jahat yang tidak diizinkan Allah berkeliaran di
bumi, Lukas 8:31cf; Wahyu 9:1cf. Bahkan si setanpun kelak akan dikurung dalam
jurang maut ini selama seribu tahun, Wahyu 20:1cf.
6.3 Apakah penyebab maut itu ?
Sudah ditegaskan di depan, penyebab mau adalah tindakan manusia
melawan hukum Allah. Hal ini perlu ditegaskan untuk mencegah opini yang keliru
dimana terdapat kesan bahwa maut itu dibawah kuasa si iblis.
6.4 Apakah arti pembunuh manusia itu ?
Apakah pembunuh manusia berarti penguasa maut ?
Pembunuh artinya orang yang membunuh atau menghilangkan nyawa orang dengan
sengaja. Tidak seorangpun berhak mencabut atau menghilangkan nyawa orang lain.
Alitab mencatat bahwa hal itu adalah dosa, Kejadian 4:8cf; Keluaran 20:13.
Jadi, malaikat apapun ia, tidaklah ia berhak mencabut nyawa orang lain. Memang
harus diakui dalam kondisi tertentu, orang-orang yang lebih kuat dapat membunuh
atau membantai orang lain. Sejarah mencatat bagaimana kaisar-kaisar Romawi,
Mongol banyak membantai manusia. Bahakan di zaman modern ini, Hitler menyuruh
membantai lebih dari enam juta orang Yahudi di Eropa. Ditegaskan bahwa setan
adalah pembunuh manusia, Yohanes 8:44; 10:10, tetapi tetap ia bukanlah malaikat
maut.
Tetap saja, membunuh manusia tidak berarti ia menguasai mau.
Dengan tegas Alkitab mencatat : \Dan janganlah kamu taku kepada mereka yang
dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa, takutlah kepada
Dia yang berkuasa membinasakan jiwa maupun tubuh di dalam Neraka\”, Matius
10:28. Ternyata Allah-lah yang berkuasa atas maut. Allah memberi hukumNya yang
adil yang mengatur segala sesuatu dalam alam ciptaanNya termasuk maut, alam
maut dan neraka.
6.5 Apakah maut dapat dikalahkan ?
Ternyata maut itu adalah penghukuman Allah karena dosa.
Penghukuman terhadap malaikat yang berdosa tidak dapat diubah dengan kata lain
kepada malaikat tidak ada pengampunan. Penghukuman Allah kepada manusia dapat
diubah, dengan kata lain kepada manusia ada pengasihan dan pengampunan dari
Allah, Ibrani 2:16cf.
Allah sendirilah yang harus mengubah penghukumanNya kepada
manusia, dari maut atau kematian kepada kehidupan. Untuk itulah Anak Allah,
Yesus Kristus datang ke dunia mengalahkan maut, Wahyu 1:17-18. Jadi maut atas
manusia dapat dikalahkan. Tuhan Yesus sendiri yang membawa *kehidupan*Nya bagi
manusia, Yohanes 10:10; 14:6. Setelah Yesus membalikkan maut, pada gilirannya
orang percaya menikmati kemenangan atas maut, I Korintus 15:54-57.
Jadi, maut tidaklah dikuasai oleh *malaikat* sebagaimana
persepsi banyak orang. Maut itu sebenarnya adalah penghukuman Allah atas dosa.
Maut itu sendiri dapat dikalahkan sesuai hukum yang Allah berikan.
7. Batas-batas kekuasaan malaikat.
Tidak ditulis oleh Alkitab secara terinci apa saja kekuasaan
malaikat. Tetapi sebagai perbandingan, kepada Adam, Allah memberi otoritas yang
luar biasa terhadap alam dan makhluk hidup lainnya, Kejadian 2. Secara
simbolis, malaikat digambarkan melebihi manusia dalam derajatnya, Ibrani 2:7,
dalam keperkasaannya, Mazmur 89:6; Matius 28:2, dalam penampilannya Mazmur
104:4; Ibrani 12:18; dalam kemuliannya, Ayub 38;7; Yesaya 12:12-14, dalam
otoritasnya, Keluaran 1:18 dan sebagainya. Jadi sudah pasti bahwa kekuasaannya
melebihi manusia.
Tetapi sebagai makhluk ciptaan, dan sebagai hamba, kekuasaan
malaikat terbatas. Allah pencipta, sekaligus pember hukum supaya semua
ciptaanNya itu hidup harmonis. Semua ciptaan Allah, dari benda-benda material
sampai makhluk hidup harus tunduk pada hukum Allah. Bahkan Allah sendiri
melangsungkan semua rencana dan karyaNya itu sesuai hukum yang Ia tetapkan
sendiri. Sebagai contoh : untuk menyelamatkan manusia, Allah melaksanakannya
lewat Yesus Kristus dengan menggenapkan Hukum Taurat. Atau dengan kata lain,
harus sesuai dengan hukum yang Allah tetapkan sendiri. Batas-batas kekuasaan
malaikat merupakan bagian hukum Allah yang berlaku dalam dunia rohani. Mereka
yang melangkahi hukum itu adalah dosa, Yesaya 12:12-14; Yudas 1:6.
Allah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan rencana dan
tujuan yang ditetapkan oleh Allah sendiri, termasuk malaikat itu, dalam
keterbatasan kekuasaan malaikat itu nampak nyata prinsip-prinsip keilahianNya,
yakni : Pertama, hanya Allah saja yang tidak terbatas. Kedua, Allah adalah
majikan, semua makhluk ciptaanNya adalah hamba, yang harus melaksanakan
rencanaNya dan taat pada hukumNya yang kudus dan adil, sesuai dengan sifat
Allah itu sendiri. Ketiga, Mereka yang setia kepada hukum Allah, mendapatkan
pahala. Mereka yang melanggar hukum Allah pasti mendapatkan hukuman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar