Alkitab
– Bibliology
Allah adalah Allah yang berkenan
menyatakan diri-Nya. Ia adalah Tuhan yang berkenan menyatakan diri-Nya kepada
ciptaan-Nya. Hanya Allah yang dapat mengungkapkan diri-Nya sehingga diketahui
manusia. Allah yang disaksikan dalam Alkitab adalah Allah yang berfirman.
Firman Allah dinyatakan kepada manusia dengan wahyu. Wahyu yang terbesar dan
paling utama ialah Allah sendiri yang menjelma menjadi manusia yaitu Tuhan
Yesus Kristus. Ialah Firman atau Logos yang berinkarnasi menjadi manusia. “Pada
mulanya adalah Firman. Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah.” (Yohanes 1:1,2). “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di
antara kita…” ( Yohanes 1:14 ). “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali
dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan
nabi-nabi, maka pada akhir zaman ini ia telah berbicara kepada kita dengan
perantaraan anak-Nya…” ( Ibrani 1:1,2 ).
Allah berkenan bahwa semua wahyu-Nya
kepada manusia tertulis dalam buku yang kita katakan Alkitab. Alkitab juga
berisi kesaksian tentang usaha manusia untuk bertemu dengan Allah. Oleh sebab
itu penting sekali memahami mengenai asalnya Alkitab, otoritasnya, tidak
kelirunya Alkitab serta inspirasi Ilahi atas Alkitab. Hal-hal inilah yang dibicarakan
dalam Bibliologi.
I. NAMA-NAMA KITAB SUCI
A. Alkitab.
Nama umum untuk buku Firman Allah
adalah Alkitab. Ini dikatakan misalnya dalam Lukas 4:16, “Ia datang ke Nazaret
tempat Ia dibesarkan… Ia masuk ke rumah Ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari
Alkitab.” Dalam bahasa Inggris dikatakan Bible, yang berasal dari Bahasa Grika
Biblios.
B. Nama-nama lain.
Alkitab juga dikatakan sebagai Kitab Suci ( Markus 12:24;
Lukas 24:27; Yohanes 2:22; Yohanes 20:9; Kisah 17:11; 18:28; 1 Korintus 15:3; 2
Timotius 3:15; 2 Petrus 1:20 ). Dalam Roma 1:2 dikatakan sebagai Kitab-Kitab
Suci.
Ungkapan lain yang banyak digunakan yaitu Firman Allah ( Markus 7:13; 2 Korintus 2:17; 1 Tesalonika 2:13; Ibrani 4:12 ) dan adakalanya dikatakan sebagai Firman Kristus ( Roma 10:17 ).
Ungkapan lain yang banyak digunakan yaitu Firman Allah ( Markus 7:13; 2 Korintus 2:17; 1 Tesalonika 2:13; Ibrani 4:12 ) dan adakalanya dikatakan sebagai Firman Kristus ( Roma 10:17 ).
II. PARA PENULIS KITAB SUCI
Alkitab adalah salah satu Buku,
tetapi juga terdiri dari banyak buku yang ditulis oleh sekurang-kurangnya 40
penulis yang berbeda-beda, dalam periode tak kurang dari 1500 tahun, kebanyakan
dari mereka tak pernah saling mengenal. Namun Alkitab adalah satu kesatuan yang
kesinambungannya demikian jelas dan dapat saja dipikirkan seolah-olah buku itu
hanya punya seorang penulis, yaitu Allah sendiri.
Dari keenampuluh enam buku di
Alkitab, yang 55 dikenal baik penulisnya di sejarah dan tradisi. Yang 11 buku
para penulisnya tidak diketahui adalah Hakim-hakim, Rut, 1 & 2 Samuel, 1
& 2 Raja-raja, 1 & 2 Tawarikh, Ester, Ayub dan Ibrani. Beberapa buku
seperti Kejadian, Hakim-hakim, 1 & 2 Raja-raja dan 1 & 2 Tawarikh meliputi
masa yang panjang dalam sejarah sehingga merupakan kemungkinan bahwa buku-buku
ini berupa kumpulan catatan-catatan kuno yang digabungkan dan diedit oleh
beberapa orang yang dipilih Allah, yaitu yang ada di akhir periode waktu yang
dilukiskan di buku tersebut. Sebagai contoh, Musa mungkin merupakan pengumpul
sumber-sumber yang menjadi buku kejadian. Mazmur dan Amsal adalah buku-buku
yang ditulis oleh lebih dari seorang. Judul-judul yang ada pada sejumlah Mazmur
menyarankan ada sekitar 7 penulis yang berbeda-beda. Sebagai penulis Amsal
adalah Salomo, Agur ( 30:1 ) dan raja Lemuel ( 31:1 ).
Semua penulis, terkecuali Lukas, adalah orang-orang
Israel/Yahudi dan menulis dalam konteks agama Yahudi atau Kristen. Namun
kata-kata yang mereka tulis mempunyai daya tarik universal bagi semua bangsa di
seluruh dunia.
Menarik untuk diperhatikan berbagai latar belakang pekerjaan penulis-penulis yang dapat diketahui yaitu:
Dua penulis adalah Raja – Daud dan Salomo Dua penulis adalah Imam – Yeremia dan Yehezkiel Lukas seorang Dokter Dua penulis adalah Nelayan – Petrus dan Yohanes Dua penulis adalah Gembala – Musa dan Amos Paulus seorang Farisi dan Theolog Daniel seorang Negarawan Matius seorang Pemungut Cukai Yosua seorang Tentara Ezra seorang Ahli Kitab Nehemia seorang Juru Minuman.
Menarik untuk diperhatikan berbagai latar belakang pekerjaan penulis-penulis yang dapat diketahui yaitu:
Dua penulis adalah Raja – Daud dan Salomo Dua penulis adalah Imam – Yeremia dan Yehezkiel Lukas seorang Dokter Dua penulis adalah Nelayan – Petrus dan Yohanes Dua penulis adalah Gembala – Musa dan Amos Paulus seorang Farisi dan Theolog Daniel seorang Negarawan Matius seorang Pemungut Cukai Yosua seorang Tentara Ezra seorang Ahli Kitab Nehemia seorang Juru Minuman.
III. KESATUAN ALKITAB
Bersamaan dengan adanya perbedaan
besar, Alkitab juga memiliki kesatuan yang menakjubkan. Perbedaannya sangat
jelas yaitu terdiri dari enampuluh enam buku yang berbeda-beda yang ditulis
dalam jangka waktu 1500 tahun. Buku-buku ini ditulis oleh sekitar 40 penulis
yang berbeda-beda, yang hidup dalam budaya dan negara yang berbeda-beda, dari
Mesir sampai Roma ke Babilon. Tulisan mereka meliputi hampir setiap jenis
sastra, termasuk sejarah, hukum, puisi, nubuat, biografi, nyanyian, surat,
perumpamaan dan Amsal. Adalah suatu mujizat bahwa mereka menghasilkan sebuah
buku yang menjadi satu secara ajaib, dimana setiap penulis menyumbangkan bagian
tertentu yang diperlukan, yang serasi dan tidak bertentangan dengan
keseluruhannya.
l. Keharmonisan Pembagian Buku-buku
a. Perjanjian Lama.
Buku-Buku Perjanjian Lama
*** Taurat = Sejarah = 17 Buku (5 Pentateukh + 12
Buku-buku sejarah).
5 Pentateukh/Pentateukh Historis (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan).
12 Buku sejarah (9 Sejarah Pra Pembuangan + 3 Sejarah Pasca Pembuangan).
9 Buku Sejarah Pra Pembuangan (Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1 & 2 Samuel, 1 & 2 Raja-raja, 1 & 2 Tawarikh).
3 Buku Pasca Sejarah (Ezra, Nehemia, Ester).
5 Pentateukh/Pentateukh Historis (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan).
12 Buku sejarah (9 Sejarah Pra Pembuangan + 3 Sejarah Pasca Pembuangan).
9 Buku Sejarah Pra Pembuangan (Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1 & 2 Samuel, 1 & 2 Raja-raja, 1 & 2 Tawarikh).
3 Buku Pasca Sejarah (Ezra, Nehemia, Ester).
*** Mazmur = 5 Buku Puisi = Puisi
Hati
(Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung).
*** Nabi-Nabi = 17 Buku Nubuat = {5 Buku Nubuat
Nabi-Nabi Besar = Pentateukh Nubuat (Yesaya, Yeremia, Ratapan,
Yehezkiel, Daniel) + 12 Buku Nubuat Nabi-Nabi Kecil} 12
Buku Nubuat Nabi-Nabi Kecil = {9 Nubuat Pra Pembuangan (Hosea, Yoel,
Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya) + 3 Nubuat Pasca
Pembuangan (Hagai, Zakharia, Maleakhi) }
b. Perjanjian Baru.
*** Sejarah Perjanjian Baru = Dasar
Historis = 5 Buku (Matius, Markus, Lukas, Yahya, Kisah).
*** Surat-Surat Doktrin (Surat-surat Gereja
Kristen = 9 Buku = Roma, 1 & 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1
& 2 Tesalonika). Surat-Surat Pastoral & Pribadi = 4
Buku (1 & 2 Timotius, Titus, Filemon). Surat-Surat Kristen
= 9 Buku (Ibrani, Yakobus, 1 & 2 Petrus, 1,2 & 3 Yohanes, Yudas, Wahyu).
IV. KANON DARI KITAB-KITAB SUCI
Kata “kanon” berasal dari Bahasa
Grika kanon, yang berarti tongkat pengukur, dan berarti suatu ukuran,
suatu standard. Jadi kanon Alkitab berisi nama buku-buku yang dianggap
layak dimasukkan dalam kitab suci. Kanonisasi dihasilkan dalam perkembangan
berabad-abad, yang hasilnya bahwa hanya tulisan-tulisan yang terbukti
bermanfaat untuk iman dan penyembahan yang diresmikan untuk termasuk dalam
kanon. Dapat dikatakan bahwa kanon tidak ditentukan para Rabbi atau Gereja dan dekritnya,
tetapi sebenarnya dihasilkan oleh mutu intrinsik tiap-tiap buku dan oleh
penerimaan masyarakat yang beribadah dan ini membuktikan bahwa tulisan-tulisan
itu diinspirasikan atau karena terbukti menguatkan umat.
A. Kanon Perjanjian Lama.
Alkitab tidak mengatakan mengenai
kapan kanon Alkitab itu diadakan. Ada catatan di Alkitab tentang penulisan
peristiwa-peristiwa yang dikatakan dalam Alkitab. Catatan pertama tentang
penulisan terdapat di Keluaran 17:14, “Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah
kitab sebagai tanda peringatan…” Kemudian di Keluaran 24:4 dikatakan, “Lalu
Musa menuliskan segala Firman Tuhan itu.” Dalam Ulangan pasal 31 disaksikan
mengenai Musa menuliskan hukum Taurat, yang harus dipelihara dan dibacakan
kepada umat Israel setiap 7 tahun. Peristiwa ini menandai dengan baik awal dari
kanon Perjanjian Lama. “Ketika Musa selesai menuliskan perkataan hukum taurat
itu dalam sebuah kitab sampai perkataan-perkataan yang penghabisan, maka Musa
memerintahkan kepada orang-orang Lewi pengangkut tabut perjanjian Tuhan,
demikian “Ambillah kitab Taurat ini dan letakkanlah di samping tabut perjanjian
Tuhan Allahmu, supaya menjadi saksi di situ terhadap engkau.” Ulangan 31:24-26.
Yosua juga menuliskan perkataan-perkataan dalam kitab hukum Allah Yosua 24:26.
Samuel mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya dalam sebuah buku 1
Samuel 10:25. Nabi-nabi yang kemudian menulis buku-buku seperti yang dikatakan
“Datanglah Firman ini dari Tuhan kepada Yeremia, bunyinya: “Ambillah kitab
gulungan dan tulislah di dalamnya segala perkataan yang telah Ku firmankan
kepadamu…” Kemudian waktu umat berkumpul kembali di Yerusalem sesudah penawanan
Babilon, hukum Musa dibaca dan dihormati Nehemia 8:1-8. Sebelumnya Raja Yosia
yang memerintah di Yehuda mendapat laporan bahwa buku hukum Taurat Tuhan yang
telah hilang telah ditemukan 2 Raja-raja 22:8. Inilah catatan-catatan mengenai
apa yang kemudian menjadi Kitab Suci Perjanjian Lama.
Ahli-ahli menyimpulkan bahwa
buku-buku Taurat mulai dikanonkan di masa Ezra ( 444 SM ); buku-buku Nabi-nabi
dikenal sebagaimana sekarang pada sekitar tahun 200 SM dan bahwa
tulisan-tulisan mendapat kewenangannya pada sekitar tahun 100 SM. Jadi ada 3
kelas tulisan yang di antara sekitar tahun 450 SM sampai 100 SM yang berada di
atas sebagai dasar, yang perlahan-lahan menjadi berwewenang. Tidak diragukan
lagi bahwa pada masa Yesus Kristus, Kitab Suci Perjanjian Lama sudah menjadi
kanon. Di antara kesaksian mengenai hal ini ada di Lukas 24:27, “Lalu Ia
menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab
Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Dalam Alkitab Kristen ada 39 buku di
Perjanjian Lama, sementara Perjanjian Lama Yahudi berisi 24 buku. Perbedaan ini
terjadi karena 12 buku Nabi-nabi Kecil (dari Hosea sampai Maleakhi) hanya
merupakan satu buku; juga buku-buku yang merupakan satu buku yaitu: 1,2 Samuel;
1,2 Raja-raja; 1,2 Tawarikh dan Ezra-Nehemia. Jadi tak ada perbedaan perkataan
di dalamnya. Ahli sejarah Yahudi, Yosephus, menghitung hanya 22 buku, karena ia
menggabungkan Rut dengan Hakim-hakim, Ratapan dengan Yeremia.
B. Apokrifa.
Apokrifa menunjuk kepada buku-buku
Apokrif, yaitu 14 buku yang ditambahkan pada Perjanjian Lama, yang dianggap oleh
sebagian kalangan sebagai kanon Perjanjian Lama, terutama kalangan Katolik
Roma. Kalangan Protestan biasanya tidak mencantumkan Apokrifa dalam Alkitab.
Secara harafiah Apokrifa berarti yang tersembunyi atau yang dirahasiakan.
Septuaginta (LXX), yaitu terjemahan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Grika yang
dilakukan di antara tahun 280 M dan 180 M berisi buku-buku Apokrifa ini. Yerome
memasukkan juga Apokrifa dalam terjemahan Perjanjian Lama yang disebut Vulgata.
Kalangan Protestan tak memasukkan buku-buku Apokrifa dalam Alkitab
karena tidak konsisten dengan doktrin. Keempatbelas buku yang
tergolong Apokrifa adalah sebagai berikut: 1 Esdras, 2 Esdras, Tobit, Yudit,
Sisa dari Ester, Hikmat Salomo, Pengkhotbah, Barukh dan surat Yeremia, Nyanyian
Tiga Anak Kudus, Sejarah Susana, Bel dan Naga, Doa Manase, 1 Makabe, 2 Makabe.
C. Kanon Perjanjian Baru.
Buku-buku Perjanjian Baru ditulis
pada parohan kedua abad pertama. Waktu Gereja Kristen baru mulai, mereka hanya
memiliki Perjanjian Lama sebagai dasar untuk iman mereka, ditambah dengan
perkataan Yesus Kristus dan perkataan-perkataan para Rasul. Dengan demikian
tulisan-tulisan para Rasul yang menjadi Injil-injil dan tulisan-tulisan lainnya
digunakan bersama-sama dengan Perjanjian Lama yang sudah ada sebelumnya.
Mengenai kewenangan para rasul, itu adalah karena pergaulan langsung dengan
Yesus Kristus. Yohanes mengatakan mengenai hal ini, “Apa yang telah kami lihat
dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga…” ( 1 Yohanes
1:3 ). Petrus mengatakan bahwa mereka “adalah saksi mata dari kebesaran-Nya” 2
Petrus 1:16.
Dengan demikian orang-orang percaya dikatakan bahwa “mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.” Kisah 2:42.
Karena surat-surat Paulus ditulis untuk memenuhi kebutuhan khusus sidang jemaat atau pribadi tertentu, surat-surat ini dipelihara karena nilai rohaninya dan mungkin dibaca di gereja-gereja. Malahan pada kesempatan tertentu Paulus meminta supaya surat-suratnya dibacakan dan diedarkan. Oleh sebab itu surat-surat Paulus ada yang disalin dan diedarkan. Dengan demikian ada sidang-sidang jemaat yang mempunyai kumpulan surat-surat Paulus.
Karena surat-surat Paulus ditulis untuk memenuhi kebutuhan khusus sidang jemaat atau pribadi tertentu, surat-surat ini dipelihara karena nilai rohaninya dan mungkin dibaca di gereja-gereja. Malahan pada kesempatan tertentu Paulus meminta supaya surat-suratnya dibacakan dan diedarkan. Oleh sebab itu surat-surat Paulus ada yang disalin dan diedarkan. Dengan demikian ada sidang-sidang jemaat yang mempunyai kumpulan surat-surat Paulus.
Petrus membuat surat untuk diedarkan
kepada “orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia
Kecil dan Bitinia” 1 Petrus 1:1. Ini juga menambah bukti bahwa banyak sidang
jemaat yang mempunyai kumpulan tulisan-tulisan rasul-rasul. Mengenai
tulisan-tulisan Paulus, ia mengatakan: “Seperti juga Paulus, saudara kita yang
kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.” 2
Petrus 3:15. Ini bukti bahwa tulisan-tulisan Paulus telah tersebar luas dan
banyak sidang jemaat yang memilikinya.
Dalam abad kedua terasa pengaruh para
bapa Gereja. Dalam tulisan para guru dan pemimpin Gereja, mereka mengutip
tulisan-tulisan para bapa Gereja, yaitu yang telah menjadi Perjanjian Baru.
Surat-surat ini telah menjadi bukti yang jelas mengenai nilai buku-buku yang
telah menjadi Perjanjian Baru itu.
Sesuatu yang di luar dugaan, seorang
yang menganut ajaran yang tidak sepenuhnya benar, Marcion, (140 M) yang
menyatakan bahwa beberapa buku tertentu menurut pendapatnya memang
diinspirasikan dan dimasukkannya dalam kanonnya, Kanon Marcion. Buku-buku yang
diakui dalam kanon Marcion adalah Lukas dan 10 surat Paulus. Ia menolak
surat-surat penggembalaan, Ibrani, Markus, Yohanes, Kisah, Surat-surat Umum dan
Wahyu. Akibatnya muncul banyak kritik, dan diadakanlah studi yang lebih
mendalam atas buku-buku yang ditolak Marcion. Pada akhir abad kedua sudah 20
buku dari Perjanjian Baru yang diterima sebagai kanon. Tujuh buku yang belum sepenuhnya
diterima adalah buku-buku berikut: Ibrani, 2 Yohanes, 3 Yohanes, 2 Petrus,
Yudas, Yakobus dan Wahyu.
Suatu pengalaman dalam sejarah
mempercepat terbentuknya kanon yang diakui semua orang Kristen. Pada masa
Kaisar Diocletian (302) memerintahkan bahwa semua buku yang termasuk Kitab Suci
harus dibakar, orang-orang Kristen mau berkorban demi kepentingan buku-buku
yang termasuk Kitab Suci itu. Tetapi timbul masalah yaitu buku-buku manakah
yang termasuk Kitab Suci Perjanjian Baru itu.
Kemudian Constantin, Kaisar yang
menggantikan Diocletian, memeluk agama Kristen, dan Ia memerintahkan Eusebius,
Uskup Kaisarea yang adalah ahli sejarah Gereja, untuk menyiapkan 50 salinan
Perjanjian Baru. Dengan demikian pada akhir abad keempat, maka semua 27 buku
telah diterima. Setelah diputuskan, tak ada lagi usaha untuk menambah atau
mengurangi buku-buku di dalam Perjanjian Baru.
Prinsip-prinsip yang digunakan untuk
menentukan penerimaan dalam kanon yaitu:
–
Kerasulan. Apakah buku itu ditulis oleh salah
seorang rasul atau seorang yang dekat dengan rasul?
– Isi
Kerohanian. Apakah buku itu dibacakan di
Gereja-gereja dan apakah isinya terbukti membawa kekuatan rohani? Ini adalah
test praktis.
–
Sehatnya Doktrin. Apakah isi buku itu secara
doktrin sehat? Buku yang berisi hal-hal yang sesat, atau yang bertentangan
dengan apa yang telah diterima di kanon, ditolak.
–
Penggunaan. Apakah buku itu digunakan secara
universal, dikenal di Gereja-gereja dan apakah buku itu dikutip secara luas
oleh bapa-bapa Gereja?
–
Inspirasi Ilahi. Apakah buku itu memberi
kesaksian yang benar mengenai inspirasi Ilahi? Ini adalah test terakhir dan
yang terpenting.
V. KETIDAKSALAHAN KITAB SUCI
A. Ketidaksalahan (Inerrancy).
Ketidaksalahan dalam Kitab Suci
berarti bahwa dalam penulisannya yang asli, Alkitab tak berisi yang salah.
Dalam bahasa aslinya waktu Alkitab itu ditulis, secara mutlak tidak mungkin
salah (infallible) – tanpa salah apapun. Inilah posisi semua pengakuan
Gereja-gereja evangelikal selama ini.
B. Kesaksian atas Ketidaksalahan.
1. Dari manakah doktrin
ketidaksalahan itu berasal?
a. Dari para penulis Perjanjian Lama.
Para penulis Perjanjian Lama sangat
jelas menyatakan bahwa mereka mengatakan firman Allah. Mereka mengatakan 3.808
kali mengenai penyampaian Firman Allah itu saja. Musa berkata: “Janganlah kamu
menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya…” (
Ulangan 4:2 ).
Pemazmur mengatakan, “Taurat Tuhan
itu sempurna… Peraturan Tuhan itu teguh…” ( Mazmur 19:6 ). Samuel berkata, “Roh
Tuhan berbicara dengan perantaraanku, firman-Nya ada di lidahku.” ( 2 Samuel
23:2 ). Yeremia berkata, “Dan apapun yang kuperintahkan kepadamu haruslah kau
sampaikan… Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataanKu ke dalam mulutmu.” (
Yeremia 1:7,9 ). Hamba-hamba Allah ini bersaksi bahwa mereka mengatakan Firman
Allah, jadi Perjanjian Lama menyaksikan tentang ketidaksalahan Alkitab.
b. Dari para penulis Perjanjian Baru.
1) Dalam Injil ada tertulis,“Hal itu terjadi supaya
genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi.” ( Matius 1:22 )
2) Dalam Surat-suratan. Penulis Ibrani
menganggap Firman Allah hidup dan kuat yang dapat memisahkan jiwa dan roh,
sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Ibrani 4:12. Yohanes
menegaskan dalam Wahyu, Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan
ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis
di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari
perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya
dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis dalam kitab
ini. Wahyu 22:18,19.
c. Yesus Kristus Yesus Kristus
sendiri bersaksi mengenai Kitab Suci.
Kristus mengukuhkan keseluruhan
Perjanjian Lama. Ia tidak mengungkapkan adanya kesalahan dalam Kitab Suci
Perjanjian Lama. Mengenai hukum Taurat Ia mengatakan, “Karena Aku berkata
kepadamu: sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau
satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya
terjadi.” Matius 5:18. Ia juga mengatakan, “Inilah perkataan-Ku, yang telah
kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus
digenapi semua yang tertulis tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa dan Kitab
Nabi-nabi dan Kitab Mazmur Lukas 22:44.
Yesus juga menunjuk pada orang-orang
dan peristiwa di Perjanjian Lama, dan dengan demikian bersaksi mengenai
keaslian dan otoritas Perjanjian Lama. Yesus mengesahkan persetujuan-Nya atas
peristiwa-peristiwa dan mujizat Perjanjian Lama yang justru dikritik secara
tajam oleh para pengeritik. Contoh-contoh yang diberikan:
– Penciptaan
dan Perkawinan – Matius 19:5
– Air Bah dan
Bahtera Nuh – Lukas 17:26,27
– Penghancuran
Sodom dan Gomora – Lukas 17:28,29
2. Alkitab adalah wahyu kebenaran
yang unik.
Alkitab adalah wahyu kebenaran yang
tentang itu manusia tak pernah dapat mengetahuinya bila terpisah dari apa yang
dikatakannya. Alkitab tak terbatas karena mengungkap kebenaran mengenai Allah
yang Maha Besar, kekudusan yang tak terhingga, dosa dan penebusan yang tak
terbatas.
Yang unik juga adalah Yesus Kristus. Tetapi apakah yang kita ketahui tentang Yesus Kristus bila tidak dikatakan dalam Alkitab? Keseluruhan informasi tentang Yesus Kristus ada di Alkitab. Namun bila manusia tidak dapat mempercayai Alkitab, bagaimana ia yakin bahwa informasi tentang Yesus benar?
Yang unik juga adalah Yesus Kristus. Tetapi apakah yang kita ketahui tentang Yesus Kristus bila tidak dikatakan dalam Alkitab? Keseluruhan informasi tentang Yesus Kristus ada di Alkitab. Namun bila manusia tidak dapat mempercayai Alkitab, bagaimana ia yakin bahwa informasi tentang Yesus benar?
3. Alkitab adalah wahyu yang tak
berubah.
Buku-buku teks ilmu Pengetahuan dapat
menjadi basi atau ketinggalan zaman hanya dalam waktu yang tidak lama. Tetapi
Alkitab tak dapat diganti atau diubah setelah ribuan tahun ditulis. Walaupun
Alkitab bukan buku teks ilmu pengetahuan, tetapi belum ada yang dapat
membuktikan kalau Alkitab salah dilihat dari fakta ilmiah.
4. Alkitab benar secara moral dan
rohani.
Yang sangat penting adalah bahwa
Alkitab benar secara moral dan rohani. Ketepatan Alkitab adalah terutama dalam
bidang moral dan rohani. Walaupun pembelaan secara intelektual atas Alkitab ada
tempatnya, namun di atas semuanya adalah argumentasi dari nilai praktisnya. Dan
ternyata Alkitab telah berperan. Alkitab telah mempengaruhi kebudayaan,
mengubah hidup, membawa terang inspirasi dan kesenangan kepada jutaan manusia.
Dan peran Alkitab berjalan, terus. Ini sesuai pernyataan Alkitab, “Dan karena
itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu
telah menerima firman Allah yang kami berikan itu, bukan sebagai perkataan
manusia, tetapi -dan memang sungguh-sungguh demikian- sebagai firman Allah.” 1
Tesalonika 2:13.
VI. INSPIRASI KITAB SUCI
Alkitab adalah buku yang tak mungkin
salah dan tak dapat disalahkan – sebuah Buku dimana kata-katanya, frasa-frasa
dan kalimat-kalimatnya, waktu ditulis aslinya, tidak berisi kesalahan apapun.
Buku ini memang ditulis oleh manusia yang telah jatuh, lemah dan berdosa.
Manusia dapat salah mengerti, salah menafsir, kurang dalam mengingat, malahan
dapat berbohong.
Namun dikatakan Buku itu tidak berisi kelemahan-kelemahan manusia penulisnya. Pernyataan ini mengatakan bahwa apa yang ditulis sungguh-sungguh benar dan bahwa semua yang harus ditulis tak ada yang terlupakan. Hal ini sukar untuk dipercaya dapat ditulis manusia yang telah jatuh. Juga ditambah dengan kenyataan bahwa tidak kurang dari 40 orang yang berbeda-beda yang hidup dalam jangka waktu 1500 tahun, yang masing-masing tak saling mengenal, namun yang tulisan-tulisan mereka ternyata tak ada yang bertentangan. Hanya mujizat yang memungkinkan hal ini. Mujizat itu adalah misteri dan mujizat Inspirasi Ilahi.
Namun dikatakan Buku itu tidak berisi kelemahan-kelemahan manusia penulisnya. Pernyataan ini mengatakan bahwa apa yang ditulis sungguh-sungguh benar dan bahwa semua yang harus ditulis tak ada yang terlupakan. Hal ini sukar untuk dipercaya dapat ditulis manusia yang telah jatuh. Juga ditambah dengan kenyataan bahwa tidak kurang dari 40 orang yang berbeda-beda yang hidup dalam jangka waktu 1500 tahun, yang masing-masing tak saling mengenal, namun yang tulisan-tulisan mereka ternyata tak ada yang bertentangan. Hanya mujizat yang memungkinkan hal ini. Mujizat itu adalah misteri dan mujizat Inspirasi Ilahi.
A. Definisi Inspirasi.
Alkitab mengungkapkan mengenai sumber
dari keagungan itu “Semua tulisan yang diilhamkan Allah” 2 Timotius 3:16. Kata
kuncinya adalah “diilhamkan” (Grika: theopneustos) yang secara harafiah berarti
dinafasi Allah. Ini tidak berarti bahwa para penulis “dinafasi oleh Allah”,
tetapi bahwa firman itu dihasilkan oleh nafas yang kreatif dari Allah. Jadi
Kitab Suci adalah hasil Ilahi. Dalam 2 Petrus 1:21 dikatakan: “Oleh dorongan
Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” Demikianlah tulisan di
Alkitab tidak dihasilkan oleh kehendak manusia pada suatu waktu, melainkan
manusia menulis apa yang dari Allah, yang dihasilkan oleh Roh Kudus.
B. Perbedaan di antara Wahyu,
Inspirasi dan Iluminasi.
Penting bagi kita untuk membedakan
Wahyu (Revelation), Inspirasi (Inspiration), dan Iluminasi (Ilumination). Wahyu
adalah tindakan Allah yang dengannya Ia mengkomunikasikan secara langsung
kebenaran yang tidak diketahui sebelumnya dengan cara apapun. Inspirasi adalah
tentang komunikasi kebenaran. Wahyu menemukan kebenaran baru, sementara
inspirasi mengawasi pengkomunikasian kebenaran yang ditemukan itu.
Kita perlu memperhatikan bahwa tidak semua yang di Alkitab itu diungkapkan secara langsung kepada manusia. Ada banyak sejarah dan pengamatan pribadi yang tercatat di Alkitab. Yang harus diyakinkan bahwa yang dicatat di Alkitab adalah benar. Roh Kudus mengarahkan dan mempengaruhi para penulis, sehingga dengan inspirasi mereka tidak melakukan kekeliruan mengenai fakta dan doktrin. Alkitab merekam firman dan tindakan Allah, manusia dan bahkan yang dari iblis. Oleh sebab itu perlu diperhatikan mengenai siapa yang berbicara. Jadi walaupun semua yang di Kitab Suci itu diinspirasikan, namun bukan semua kalimat yang dilaporkan di sana dimeteraikan dengan otoritas Ilahi. Demikian pula tidak semua disetujui secara ilahi setiap tindakan yang ada kaitan dengan mereka yang biografinya dibicarakan.
Kita perlu memperhatikan bahwa tidak semua yang di Alkitab itu diungkapkan secara langsung kepada manusia. Ada banyak sejarah dan pengamatan pribadi yang tercatat di Alkitab. Yang harus diyakinkan bahwa yang dicatat di Alkitab adalah benar. Roh Kudus mengarahkan dan mempengaruhi para penulis, sehingga dengan inspirasi mereka tidak melakukan kekeliruan mengenai fakta dan doktrin. Alkitab merekam firman dan tindakan Allah, manusia dan bahkan yang dari iblis. Oleh sebab itu perlu diperhatikan mengenai siapa yang berbicara. Jadi walaupun semua yang di Kitab Suci itu diinspirasikan, namun bukan semua kalimat yang dilaporkan di sana dimeteraikan dengan otoritas Ilahi. Demikian pula tidak semua disetujui secara ilahi setiap tindakan yang ada kaitan dengan mereka yang biografinya dibicarakan.
Sebagai contoh dalam buku Ayub,
inspirasi itu memberikan ketepatan mengenai apa yang dikatakan Allah, yang
dikatakan oleh setan, Ayub dan ketiga sahabatnya; namun tidak semua yang
diucapkan mempunyai nilai otoritas yang sama. Setiap yang berbicara bertanggung
jawab atas apa yang dikatakannya. Dan tak ada jaminan bahwa perkataan Setan,
Ayub dan ketiga sahabatnya adalah inspirasi Allah. Mereka masing-masing
membawakan pendapat mereka; dan inspirasi adalah bahwa tak ada di antara mereka
yang ucapan mereka salah direkam, dan bahwa setiap mereka berbicara sesuai
dengan keadaan atau sentimen yang ada padanya, yang menurut Kitab Suci
demikian.
Iluminasi adalah mengenai pengaruh Roh Kudus, biasa bagi semua orang Kristen, yang menolong mereka memahami hal-hal yang dari Allah. Iluminasi hal-hal rohani dijanjikan kepada semua orang percaya dan dapat dialami oleh mereka.
Iluminasi adalah mengenai pengaruh Roh Kudus, biasa bagi semua orang Kristen, yang menolong mereka memahami hal-hal yang dari Allah. Iluminasi hal-hal rohani dijanjikan kepada semua orang percaya dan dapat dialami oleh mereka.
C. Arti dari Inspirasi.
1. Pandangan kalangan Liberal tentang Inspirasi.
Pandangan teolog liberal secara khusus terungkap dalam pernyataan: “Alkitab berisi Firman Allah.” Ini menyarankan bahwa Alkitab juga berisi sebagian perkataan manusia. Bahayanya di sini bahwa manusia dapat memilih mana yang Firman Allah dan mana yang bukan Firman Allah.
Pandangan teolog liberal secara khusus terungkap dalam pernyataan: “Alkitab berisi Firman Allah.” Ini menyarankan bahwa Alkitab juga berisi sebagian perkataan manusia. Bahayanya di sini bahwa manusia dapat memilih mana yang Firman Allah dan mana yang bukan Firman Allah.
2. Pandangan Neo-ortodoks tentang Inspirasi.
Secara singkat pandangan ini adalah pernyataan: “Alkitab menjadi Firman Allah.”
Secara singkat pandangan ini adalah pernyataan: “Alkitab menjadi Firman Allah.”
a. Pandangan yang eksistensial dari Karl Barth.
Pandangan ini mengajarkan ada banyak kesalahan manusiawi dan ketidaksempurnaan di dalam Alkitab. Tetapi Alkitab menjadi Firman Allah bila ia memilih menggunakan saluran yang tidak sempurna ini untuk memperhadapkan manusia dengan Firman-Nya yang sempurna. Ini terlaksana dengan terjadinya perjumpaan di antara Allah dan manusia dalam suatu tindakan wahyu. Dalam pengalaman eksistensial ini – yang disebut perjumpaan krisis – maka gumpalan-gumpalan yang tak berarti di halaman melompat dari Alkitab dan berbicara kepada manusia secara tepat dan berarti. Pada saat berarti inilah Alkitab menjadi Firman Allah kepada orang percaya.
Pandangan ini mengajarkan ada banyak kesalahan manusiawi dan ketidaksempurnaan di dalam Alkitab. Tetapi Alkitab menjadi Firman Allah bila ia memilih menggunakan saluran yang tidak sempurna ini untuk memperhadapkan manusia dengan Firman-Nya yang sempurna. Ini terlaksana dengan terjadinya perjumpaan di antara Allah dan manusia dalam suatu tindakan wahyu. Dalam pengalaman eksistensial ini – yang disebut perjumpaan krisis – maka gumpalan-gumpalan yang tak berarti di halaman melompat dari Alkitab dan berbicara kepada manusia secara tepat dan berarti. Pada saat berarti inilah Alkitab menjadi Firman Allah kepada orang percaya.
b. Pandangan demitologis dari Bultman dan Neibuhr.
Alkitab harus dibersihkan dari dongeng (mite) agama supaya memperoleh arti yang sebenarnya dari kasih Allah yang memberi-diri di dalam Kristus.
Alkitab harus dibersihkan dari dongeng (mite) agama supaya memperoleh arti yang sebenarnya dari kasih Allah yang memberi-diri di dalam Kristus.
Seseorang harus mencari di balik
catatan sejarah, dengan dongeng dan kesalahannya di Alkitab, untuk menemukan
yang super-historis itu. Jadi, Alkitab menjadi wahyu, bila dengan penafsiran
yang sebenarnya (demitologis) seseorang diperhadapkan dengan kasih yang absolut
yang dikemukakan dalam “mite” kasih Allah yang tak-mementingkan-diri di dalam
Kristus.
3. Pandangan-pandangan konservatif.
Pandangan konservatif adalah bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Namun di dalam kalangan konservatif ada perbedaan pendapat mengenai apa yang termasuk inspirasi itu. Jadi ada beberapa teori inspirasi konservatif di bawah ini.
Pandangan konservatif adalah bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Namun di dalam kalangan konservatif ada perbedaan pendapat mengenai apa yang termasuk inspirasi itu. Jadi ada beberapa teori inspirasi konservatif di bawah ini.
a. Teori Imla Verbal. Teori ini mengatakan
bahwa setiap kata, tanda baca itu semua didikte Allah, seperti seorang
eksekutif mendiktekan isi surat kepada sekretarisnya. Ini juga disebut
“inspirasi mekanis” atau “imla verbal”. Kelemahan terbesar teori ini yaitu
mengeluarkan kemungkinan adanya gaya pribadi dalam penulisan oleh penulis
pilihan Allah itu.
b. Teori Konsep Diilhami. Untuk mengatasi bahaya
teori Imla Verbal di atas, ada yang mempunyai ide bahwa Allah memberikan
pikiran-pikiran kepada orang-orang pilihan, dan membiarkan mereka mencatat
pemikiran-pemikiran ini dalam kata-kata mereka sendiri. Jadi yang
diinspirasikan hanya pemikiran, bukan kata-kata. Ini juga disebut “Inspirasi
Dinamis”.
c. Pandangan Inspirasi Kata Penuh (The Verbal, Plenary
Inspiration).
Pandangan ini berpegang bahwa semua kata yang ditulis itu dinafasi-Allah 2 Timotius 3:16. “Verbal” memaksudkan kata-kata dan “Plenary” artinya sepenuh, komplit, bukan hanya sebagian (partial). Jadi pandangan ini berpegang bahwa kata-kata itu, semuanya, diilhami. Allah memberikan pengungkapan sepenuhnya atas pikiran-Nya dalam kata-kata rekaman Alkitabiah. Ia membimbing dalam pemilihan kata-kata yang digunakan dalam kepribadian dan kompleksnya kebudayaan penulis. Dengan demikian secara rahasia Alkitab adalah Firman Allah dan juga sebagai perkataan manusia. Jadi inspirasi adalah proses yang dengannya manusia yang digerakkan Roh Kudus 2 Petrus 1:21 menghasilkan tulisan-tulisan yang dinafasi -Roh 2 Timotius 3:16.
Pandangan ini berpegang bahwa semua kata yang ditulis itu dinafasi-Allah 2 Timotius 3:16. “Verbal” memaksudkan kata-kata dan “Plenary” artinya sepenuh, komplit, bukan hanya sebagian (partial). Jadi pandangan ini berpegang bahwa kata-kata itu, semuanya, diilhami. Allah memberikan pengungkapan sepenuhnya atas pikiran-Nya dalam kata-kata rekaman Alkitabiah. Ia membimbing dalam pemilihan kata-kata yang digunakan dalam kepribadian dan kompleksnya kebudayaan penulis. Dengan demikian secara rahasia Alkitab adalah Firman Allah dan juga sebagai perkataan manusia. Jadi inspirasi adalah proses yang dengannya manusia yang digerakkan Roh Kudus 2 Petrus 1:21 menghasilkan tulisan-tulisan yang dinafasi -Roh 2 Timotius 3:16.
VII. SIMBOL-SIMBOL KITAB SUCI
Ada sejumlah simbol yang digunakan di
seluruh Alkitab untuk menjelaskan Alkitab itu. Di sini didaftarkan sejumlah
simbol yang sangat jelas.
A. Firman itu seperti Api ( Yeremia 23:29 ). Api membakar,
membersihkan dan menyucikan semua yang bertentangan dengan standard
kekudusan-Nya.
B. Firman seperti Palu ( Yeremia 23:29 ). Palu
menghancurkan dan melumpuhkan kejahatan.
C. Firman seperti Lampu ( Mazmur 119:105 ). Lampu adalah
alat terang dan sebagai penerangan.
D. Firman seperti Cermin ( Yakobus 1:23 ). Cermin
memantulkan kepada kita keberadaan kita dan apa yang dapat kita peroleh di
dalam Allah.
E. Firman seperti Susu ( 1 Petrus 2:2 ). Susu memberi
makanan kepada yang muda di dalam Kristus.
F. Firman seperti Tongkat ( Wahyu 11:1,2 ). Sebagai alat
pengukur ini adalah standard Ilahi dalam segala sesuatu tentang iman dan
penerapannya.
G. Firman seperti Benih ( 1 Petrus 1:23; Lukas 8:11;
Yakobus 1:18 ). Ini adalah Firman yang berkecambah, yang menghasilkan
kehidupan, yang punya potensi kehidupan kekal di dalamnya.
H. Firman seperti Pedang ( Ibrani 4:12 ). Pedang itu
tajam dan dua sisinya bekerjanya, yang memisahkan hal-hal daging dari hal-hal
Roh.
I. Firman seperti Air ( Efesus 5:26; Yohanes 15:3;
17:17; Mazmur 119:5,9 ). Air adalah agen yang memberi hidup, yang menyegarkan
dan membersihkan.
J. Firman seperti Emas ( Mazmur 19:7-10; Ayub 28:1;
Amsal 25:2 ).
Emas berharga tinggi. Alkitab adalah tambang emas yang tidak habis-habisnya, dimana seorang dapat menggali yang sangat mahal sepanjang masa.
Emas berharga tinggi. Alkitab adalah tambang emas yang tidak habis-habisnya, dimana seorang dapat menggali yang sangat mahal sepanjang masa.
K. Firman seperti Madu ( Mazmur 19:10; Wahyu 10:10 ).
Rasanya manis dan memberi kekuatan.
L. Firman seperti Tongkat Musa ( Pengkhotbah 12:11 ). Ini
adalah alat yang memecut sapi supaya melaksanakan tugasnya.
M. Firman seperti Paku ( Pengkhotbah 12:11 ). Paku
tertancap di tempat tertentu. Kita dapat menggantung barang dengan aman di
situ.
N. Firman seperti Roti ( Matius 4:4; Ulangan 8:3;
Mazmur 119:103; Yesaya 55:10; Keluaran 16). Ini adalah bahan pokok kehidupan,
yang selalu segar, yang dimaksudkan untuk dimakan sehari-hari.
O. Firman seperti Mutiara ( Matius 7:6 ). Ini adalah
permata yang mahal. Walaupun dibentuk dalam kegelapan, tetapi mempunyai warna
pelangi bila dibawa ke terang.
P. Firman seperti Jangkar ( Ibrani 6:18,19 ). Ini menahan
orang percaya dalam keamanan walau ada badai.
Q. Firman seperti Bintang ( 2 Petrus 1:19; Wahyu 2:28 ).
Ini membimbing orang percaya kepada Kristus.
R. Firman seperti Daging ( Ibrani 5:14 ). Ini adalah
makanan yang memberi kekuatan bagi orang dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar