Rabu, Januari 29, 2025

Khotbah Ibadah Mezbah Karmel

Amsal 18:21 (TB)  Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. 

Proverbs 18:21 (NET)  Death and life are in the power of the tongue, and those who love its use will eat its fruit.

Kebenaran yang dibukakan kepada Salomo. Salomo menulis berdasarkan pengalamannya, yang disingkapkan Tuhan kepadanya. Bahwa mulut atau lidah ini memiliki kuasa yang besar. Dalam keadaan hidup atau mati lidah ini membawa dampak yang besar. 
Siapa yang suka menggemakannya memiliki dampak terhadapnya atau atasnya, sebab perkataan mengandung kuasa.
Oleh karena perkataan kita orang lain dapat menangkap makna yang berbeda, menyakiti atau menyenangkan orang tersebut. Jadi bagaimana kita memikirkan apa yang akan kita katakan, semuanya dipertimbangkan dahulu dengan bijaksana sebelum diucapkan.
Kata mengandung kuasa, orang diubahkan sebab Firman yang ia dengar. Iman bertumbuh oleh karena pendengaran akan Firman Tuhan. 
Sebab itu berhati-hatilah dalam berkata kata.

1 Tesalonika 5:18 (TB) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Mengucap syukurlah sebagai bentuk gema dari hidup kita. Dan apa yang kita gemakan akan berbalik kepada kita. 
1. Ucapan syukur adalah bentuk penghormatan kepada Tuhan. Baik atau tidak keadaan kita.
2. Ucapan Syukur adalah iman kita atasnya bahwa berkat ada di dalam rasa syukur.





Minggu, Januari 26, 2025

Khotbah Minggu 26 Januari 25

Special day - Tulude

Matius 4:1-4 (TB) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. 
Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. 
Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." 

Matthew 4:1-4 (NET) Then Jesus was led by the Spirit into the wilderness to be tempted by the devil.
After he fasted forty days and forty nights he was famished.
The tempter came and said to him, “If you are the Son of God, command these stones to become bread.”
But he answered, “It is written, ‘Man does not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God.’”

Lapar merupakan suatu yang tidak salah, manusiawi bila seseorang merasa lapar. Dan ini yang dialami oleh Tuhan Yesus saat berpuasa 40 hari dipadang gurun, Ia dicobai iblis untuk mengganggu puasa Tuhan Yesus. Iblis mencobai Tuhan Yesus, mengubah batu menjadi roti. Tidak bisakah Tuhan mengubahnya? Sedang yang tidak ada menjadi ada, bagimana mungkin batu tak bisa menjadi roti? Namun, Tuhan tidak mempedulikan Iblis, sebab manusia tidak hidup dari roti 'saja tetapi dari Firman Allah.
tidak hidup dari roti 'saja - ini berarti Tuhan memperhatikan jasmani kita, apa yang kita butuhkan yang kita perlukan Tuhan memperhatikan.
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah - hidup bukan hanya masalah makan saja, ada banyak hal selain makan, berumah tangga, pekerjaan, pendidikan, berUsaha, waktu kita tak hanya masalah makan saja, begitu banyak aspek selain makan yang harus kita pikirkan, kita lakukan. Dan Firman Allah adalah modal kita menghadapi kehidupan ini, dalam pendidikan, pengambilan keputusan, pekerjaan, usaha, pelayanan, pernikahan, dan semua keadaan dan masalah hidup kita. Firman itu kekuatan kita yang dimeteraikan Allah dihidup kita yang percaya kepadaNya.
Hidup adalah perjalanan hidup kita menuju sorga. Karena itu janganlah kita hidup hanya memenuhi hal jasmani kita, tapi hiduplah dari Firman Allah. 

Mazmur 1:1-3 (TB) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, 
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. 

Firman - modal menjalani kehidupan yang sehat, berhasil, yang bahagia, bermartabat, mulia, dan terjamin hidup Kekal.
1. Jadikan Firman Allah sebagai Prinsip Kehidupan
2. Berusaha untuk mendapatkan Firman, menerungkannya siang dan malam.
3. Berusaha Lakukan Firman, Yosua 1:8 (TB) Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung
Agar kita dapat bertindak hati-hati.


Sabtu, Januari 25, 2025

Khotbah Doa Subuh 25 Januari 2025

KESABARAN

Ibrani 6:15 (TB) Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. 

Hebrews 6:15 (NET) And so by persevering, Abraham inherited the promise.

Sabar atau tidak mudah marah, emosi, dan dalam konteks ayat ini Makrotumeo akar kata Makrotumos yang artinya Ketahanan (mampu menderita dalam waktu yang lama), ketekunan (ketahanan dalam mengerjakan sesuatu), berjiwa panjang (memiliki pemikiran dan pertimbangan), berperasaan panjang, tidak mudah patah hati, kehendak panjang (keinginan kuat), toleran (memiliki kemampuan berrelasi dengan orang). Alkitab merekomendasikan Abraham sebagai orang yang dapat menanti janji Tuhan.
Tidak mudah untuk menanti dalam waktu yang lama, dan Abraham menanti 25 tahun untuk dapat memiliki keturunan. Kesabaran bukan sesuatu y iniang dibawa sejak lahir, namun itu merupakan proses kehidupan dengan bimbingan Firman Tuhan. Kita perlu Tuhan untuk bisa menjadi sabar.
Pentingnya menjadi sabar :
1. Ibrani 6:15 (TB) Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. 
Kesabaran adalah kekuatan menanti janji Tuhan. 
Orang yang tidak sabar cenderung mengatur Tuhan.
2. 2 Korintus 6:4 (TB) Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,
Kesabaran adalah ketahanan untuk menderita
3. Kolose 3:13 (TB) Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. 
Kesabaran adalah kekuatan untuk berelasi dengan yang lain.
4. Amsal 16:32 (TB) Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. 
Kesabaran melebihi seorang pahlawan.

Senin, Januari 20, 2025

Renungan Malam, Minggu 19 Januari 2025

Bilangan 19
Pasal ini hanya membahas tentang penyiapan dan penggunaan abu yang harus dibubuhkan ke dalam air pentahiran. Sebelumnya umat mengeluhkan ketatnya hukum, yang melarang mereka untuk mendekat ke Kemah Suci (17:13). Sebagai jawaban atas keluhan ini, mereka di sini diperintahkan untuk menahirkan diri mereka, supaya mereka dapat mendekat ke Kemah Suci sejauh mereka perlu tanpa rasa takut. Di sini ada,

I. Cara untuk menyiapkan abu ini, yaitu dengan membakar seekor lembu betina merah, dengan sebuah upacara yang besar (ay. 1-10).

II. Cara menggunakan abu itu.

1. Abu itu dimaksudkan untuk menahirkan orang-orang dari kecemaran akibat terkena mayat (ay. 11-16).

2. Abu itu harus dimasukkan ke dalam air yang mengalir (dalam jumlah sedikit), yang dengannya orang yang akan dibersihkan harus ditahirkan (ay. 17-22). Dan penahiran yang bersifat keupacaraan ini merupakan bayangan dan gambaran dari dibersihkannya hati nurani orang-orang percaya dari kecemaran-kecemaran dosa. Hal itu tampak dari penjelasan sang rasul (Ibr. 9:13-14), di mana ia membandingkan percikan darah Kristus yang mampu menguduskan hati nurani, seperti “percikan abu lembu muda yang menguduskan mereka yang najis.”

Najis dan Tahir merupakan dua kondisi bertolak belakang yang bisa dialami orang Israel. Najis terjadi bila mereka menyentuh mayat, orang yang mati terbunuh oleh pedang, tulang manusia, kubur (19:16) atau imam yang selesai membakar korban maka imam itupun najis (19:7). Ada kondisi najis yang berlangsung sampai matahari terbenam (19:8b) dan ada yang berlangsung selama 7 hari (19:11). Kenajisan yang dipertahankan bisa mendatangkan hukuman mati (19:13). Mereka yang dinilai najis akan diasingkan dan kemudian dibasuh dengan air pentahiran (19:13). Bila seorang yang dianggap najis menyentuh sesuatu, maka apa yang disentuh menjadi najis (19:22). Pentahiran merupakan tindakan untuk menjaga komunitas umat Allah dari pengaruh yang membuat cemar serta menerapkan tegaknya kemurnian moral. Orang yang tahir harus memercikkan air pentahiran ke kemah, segala bejana, dan orang-orang yang najis agar semuanya kembali menjadi tahir (19:18) di hadapan TUHAN dan bagi sesama.

Bacaan Alkitab hari ini mengajar kita untuk menjaga kelayakan hidup di hadapan Tuhan dengan memahami apa yang boleh kita lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, sehingga kita tidak jatuh dalam dosa (menjadi najis) di hadapan Tuhan. Bila kita jatuh dalam dosa yang sama, kita perlu mengintrospeksi diri dan memohon pengampunan Tuhan. Bila kita berada dalam kondisi tahir, kita harus menjaga diri agar kita jangan sampai jatuh ke dalam dosa. Kita dipanggil untuk menolong rekan-rekan seiman yang sedang bergumul melawan dosa, sehingga mereka segera sadar bila melakukan dosa dan mereka bisa menerima pengampunan dari Tuhan.

Apakah Anda memiliki kerinduan untuk dipakai oleh Allah guna membantu sesama yang sedang bergumul melawan dosa agar bisa melepaskan diri dari jerat dosa dan kembali kepada Tuhan? Ingatlah bahwa sebenarnya banyak orang yang membutuhkan pertolongan dari sesama saudara seiman. Mereka yang memerlukan pertolongan kita itu mungkin adalah keluarga, tetangga, teman, atau mereka yang selama ibadah minggu duduk di sebelah Anda. Mereka yang membutuhkan pertolongan Anda itu mungkin sengaja Tuhan tempatkan di dekat diri Anda agar Anda bisa menolong mereka, sehingga kita semua memiliki kehidupan yang berkenan pada Tuhan.

Bilangan 19:22 (TB) Segala yang diraba orang yang najis itu menjadi najis dan orang yang kena kepadanya menjadi najis juga sampai matahari terbenam."

Numbers 19:22 (NET) And whatever the unclean person touches will be unclean, and the person who touches it will be unclean until evening.’”

God wants us to live in Holiness

Allah menghendaki agar bangsa Israel hidup kudus dan menjauhi segala yang najis. Untuk itu Allah memberikan berbagai aturan praktis yang wajib dipatuhi bangsa Israel. Aturan itu dimulai dari kasus tersentuh mayat.

Aturannya sangat jelas bahwa orang yang tersentuh mayat akan menjadi najis selama tujuh hari (11) dan harus tinggal di luar perkemahan. Tidak hanya orang itu saja, semua yang disentuhnya dan lingkungan sekitarnya menjadi najis (22). Hal ini memperlihatkan bahwa kenajisan merupakan persoalan serius bagi Allah jika dikaitkan dengan kekudusan hidup. Sebab, kenajisan bisa menjadi "virus" yang menggerogoti kerohanian seseorang. Jika kehidupan rohani seseorang sakit, berarti kemanusiaannya pun ikut sakit.

Karena itu, orang yang terjangkiti kenajisan membutuhkan penahiran dari Allah. Dalam hal ini, Allah memberikan solusinya, yaitu penyembelihan lembu betina merah dan air penahiran sebagai penghapus dosa. Jika seseorang menjadi najis karena menyentuh mayat, imam harus menyembelih lembu betina merah, memercikkan air penahiran kepada orang tersebut, lalu membasuh pakaiannya dengan air. Dengan begitu, orang tersebut akan menjadi tahir kembali saat matahari terbenam.

Kematian dan kebangkitan Yesus telah menyempurnakan ritual kurban dan Hukum Taurat pada Perjanjian Lama. Pengurbanan Yesus terjadi sekali untuk selamanya, dan berkuasa membersihkan siapa pun yang percaya kepada-Nya dari segala dosa.

Kita seharusnya sungguh-sungguh hidup kudus dan tidak menajiskan diri dengan dosa, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Hidup suci karena mengasihi Tuhan semestinya kita wujudkan setiap waktu di dalam keluarga, gereja, dan masyarakat. [SDL]

Minggu, Januari 19, 2025

Khotbah Ibadah Minggu, 19 Januari 2025

Pdt. Dolfi Tololiu
GPdI Agape Bintauna Talaga Bolmong Utara

Kejadian 41:45 (TB) Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.

Genesis 41:45 (NET) Pharaoh gave Joseph the name Zaphenath-Paneah. He also gave him Asenath daughter of Potiphera, priest of On, to be his wife. So Joseph took charge of all the land of Egypt.

Kita tahu mengenai kisah Yusuf, Anak Yakub dari Rahel (Kej 30:24; 1Taw 2:2). Disayangi Yakub; dibenci oleh saudara-saudaranya (Kej 37:3-4). Mimpi-mimpi (Kej 37:5-11). Dijual ke tanah Mesir oleh saudara-saudaranya (Kej 37:12-36). Di rumah Potifar (Kej 39:1-19). Dipenjarakan karena tuduhan yang tak benar (Kej 39:20-23). Mengartikan mimpi hamba-hamba Firaun (dalam Kej 40:1-23). Mengartikan mimpi Firaun (Kej 41:1-36). Dijadikan penguasa di Mesir (Kej 41:41-57), demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Kita melihat bahwa kisah Yusuf begitu banyak pergumulan yang ia alami. Yusuf manusia biasa seperti kita, namun ia mampu lewati pergumulan-pergumulannya yang berat. 

Kejadian 41:38 (TB) Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?"

Ternyata dalam diri Yusuf ada Roh Allah. Yang dibutuhkan kita semua, agar kita bisa lewati masalah, pergumulan, cobaan yang berat dalam hidup kita. Roh Allah sumber kekuatan kita. Itulah sebabnya Yusuf bisa melihat Roh Allah mampu meluputkannya dari segala macam tantangan hidupnya yang berat.
Kuasa Roh Allah mampu melakukan hal hal yang besar. 

1. Kejadian 41:15-16 (TB) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya."
Yusuf menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun." 
Kuasa Allah memampukan Yusuf melakukan hal yang besar, dan tidak menjadi sombong, hingga seorang raja dapat memuji Yusuf. Semua karena pertolongan Tuhan, kepercayaan Tuhan, pemberian Tuhan. Roh Allah memampukan kita untuk mengerjakan kerendahan hati.

2. Kejadian 39:7-10 (TB) Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku."
Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku,
bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" 
Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
Kuasa Allah memampukan Yusuf melewati cobaan, menjaga kekudusan.
Bila tanpa Roh Allah kita tak mampu Melawati godaan, tidak mampu menjaga Kekudusan kita.
Sebab itu, kita bisa melihat apa yang tertulis dalam Firman : Yesaya 63:10
Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka. 
Efesus 4:30 (TB) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. 

3. Kejadian 45:5 (TB) Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
Kuasa Allah memampukan Yusuf melihat rencana Tuhan yang besar.  Bila kita hidup dalam Roh Allah kita akan peka dengan kehendak Tuhan, mampu memberi pengampunan, mampu melihat rencana Tuhan dan bersyukur atasnya. Seperti halnya Yusuf yang mampu melepaskan pengampunan kepada sanak saudaranya yang telah menyakitinya.

Sebab itu Roh Allah perlu dijaga, agar Ia terus bekerja, memimpin hidup kita agar kita terus berkenan di hadapan Allah. 

Sabtu, Januari 18, 2025

Khotbah Fasting Week Sabtu, 18 Januari 2025

Yesaya 41:10 (TB) janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. 

Isaiah 41:10 (NET) Don’t be afraid, for I am with you! Don’t be frightened, for I am your God! I strengthen you – yes, I help you – yes, I uphold you with my saving right hand!

Tujuan Tuhan memegang kita untuk membawa kita pada Kemenangan. Kemenangan dilihat dari dua sisi, jasmani dan rohani. Secara rohani, berkemenangan dalam keluarga, karir, usaha maju, berhasil dalam studi, berprestasi, kehidupan yang makmur, dsb. Kemenangan secara Rohani, kita tetap percaya kepada Tuhan, setia beribadah, setia melayani, tetap hidup dalam Kekudusan, berintegritas, bersih, dan masuk sorga. Tuhan ingin kita meraih kemenangan yang bersifat lengkap rohani dan jasmani, dalam segala aspek kehidupan.
Misalnya dalam PL, Tuhan membawa bangsa Israel ke Tanah perjanjian, dalam perjalanan mereka ada banyak tantangan, namun Tuhan memberi mereka kemenangan dengan menang melawan tempat tempat yang akan mereka tundukkan, menang secara jasmani  dengan melewati kelaparan, dipelihara di beri makan oleh Tuhan. 
1. Tuhan mau kemenangan yang lengkap : jasmani dan rohani
2. Tuhan punya prioritas, kemenangan Rohani yang utama, dan jasmani adalah bonus
3. 

Jumat, Januari 17, 2025

Renungan Malam, 17 Januari 2025

Bilangan 17:1-13 (TB) TUHAN berfirman kepada Musa: 

"Katakanlah kepada orang Israel dan suruhlah mereka memberikan kepadamu satu tongkat untuk setiap suku. Semua pemimpin mereka harus memberikannya, suku demi suku, seluruhnya dua belas tongkat. Lalu tuliskanlah nama setiap pemimpin pada tongkatnya. 

Pada tongkat Lewi harus kautuliskan nama Harun. Bagi setiap kepala suku harus ada satu tongkat. 

Kemudian haruslah kauletakkan semuanya itu di dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum, tempat Aku biasa bertemu dengan kamu.

Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi."

Setelah Musa berbicara kepada orang Israel, maka semua pemimpin mereka memberikan kepadanya satu tongkat dari setiap pemimpin, menurut suku-suku mereka, dua belas tongkat, dan tongkat Harun ada di antara tongkat-tongkat itu. 

Musa meletakkan tongkat-tongkat itu di hadapan TUHAN dalam kemah hukum Allah. 

Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam. 

Kemudian Musa membawa semua tongkat itu keluar dari hadapan TUHAN kepada seluruh orang Israel; mereka melihatnya lalu mengambil tongkatnya masing-masing. 

TUHAN berfirman kepada Musa: "Kembalikanlah tongkat Harun ke hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi orang-orang durhaka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak Kudengar lagi, supaya mereka jangan mati." 

Dan Musa berbuat demikian; seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, demikianlah diperbuatnya. 

Tetapi orang Israel berkata kepada Musa: "Sesungguhnya kami akan mati, kami akan binasa, kami semuanya akan binasa.

Siapa pun juga yang mendekat ke Kemah Suci TUHAN, niscayalah ia akan mati. Haruskah kami habis binasa?" 


Numbers 17:1-13 (NET) The Lord spoke to Moses:

“Speak to the Israelites, and receive from them a staff from each tribe, one from every tribal leader, twelve staffs; you must write each man’s name on his staff.

You must write Aaron’s name on the staff of Levi; for one staff is for the head of every tribe.

You must place them in the tent of meeting before the ark of the covenant where I meet with you.

And the staff of the man whom I choose will blossom; so I will rid myself of the complaints of the Israelites, which they murmur against you.”

So Moses spoke to the Israelites, and each of their leaders gave him a staff, one for each leader, according to their tribes – twelve staffs; the staff of Aaron was among their staffs.

Then Moses placed the staffs before the Lord in the tent of the testimony.

On the next day Moses went into the tent of the testimony – and the staff of Aaron for the house of Levi had sprouted, and brought forth buds, and produced blossoms, and yielded almonds!

So Moses brought out all the staffs from before the Lord to all the Israelites. They looked at them, and each man took his staff.

The Lord said to Moses, “Bring Aaron’s staff back before the testimony to be preserved for a sign to the rebels, so that you may bring their murmurings to an end before me, that they will not die.”

So Moses did as the Lord commanded him – this is what he did.

The Israelites said to Moses, “We are bound to die! We perish, we all perish!

Anyone who even comes close to the tabernacle of the Lord will die! Are we all to die?”

Sering kali kita perlu bukti untuk percaya. Setelah melihat baru kita percaya. Hal ini juga yang terjadi atas bangsa Israel ketika mereka meragukan kepemimpinan Musa dan Harun atas bangsa Israel. Mereka tidak percaya Musa dan Harun dipilih dan diangkat Tuhan untuk memimpin.

Allah mengetahui ketidakpercayaan mereka atas kepemimpinan Musa. Allah menyuruh Musa untuk mengumpulkan tongkat dari setiap suku bangsa Israel. Semua tongkat ditaruh di dalam Kemah Pertemuan. Allah menumbuhkan tunas atas tongkat Harun sebagai bukti Allah memilih Harun dari suku Lewi.

Hal ini terjadi atas Tomas, murid Yesus. Tomas tidak percaya kalau Yesus sudah bangkit. Tomas perlu bukti kalau Gurunya sudah bangkit dari kematiannya, sampai akhirnya ia melihat Gurunya dan mencucukkan jarinya ke lubang bekas paku di tangan Gurunya. Tomas baru percaya kalau Yesus bangkit.

Berbeda dengan Abraham yang percaya kepada janji Allah sekalipun tidak ada dasar untuk percaya. Di usianya yang hampir seratus tahun bisa mempunyai keturunan. Tetapi Abraham percaya dengan janji Allah. Dan Allah menggenapi janji-Nya. Abraham memiliki anak yaitu Ishak.

Demikian juga sebagai anak Tuhan. Kita harus percaya dengan janji-Nya. Untuk mendapatkan janji Tuhan, hanya satu KUNCINYA YAITU PERCAYA SEKALIPUN MUSTAHIL. LAKUKAN PERINTAH-NYA, MAKA JANJI-NYA PASTI DIGENAPI.

Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya (Yoh. 20:29).

Khotbah Doa dan Puasa Jumat, 17 Januari

Yesaya 41:10 (TB) janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. 

Isaiah 41:10 (NET) Don’t be afraid, for I am with you! Don’t be frightened, for I am your God! I strengthen you – yes, I help you – yes, I uphold you with my saving right hand!

1. Siapa Tuhan Bagi Umatnya 
2. Apa yang Tuhan Lakukan Bagi Umatnya
3. Apa tujuan Tuhan Bagi Umatnya

1. Siapa Tuhan bagi umanya
Tuhanlah yang beserta kita, yang menyertai kita. 
2 Raja-raja 6:15 (TB) Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?" 
Bujang Elisa ketakutan dengan kepungan Tentara Aram, tapi :
2 Raja-raja 6:16-17 (TB) Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka." 
Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.
Bukti penyertaan Tuhan atas kehidupan kita, kita tidak dapat melihat dengan mata jasmani kita, tapi penyertaan Tuhan pasti terjadi di hidup kita.

Daniel 3:23-27 (TB) Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat.
Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!" 
Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"
Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu. 
Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaran pun tidak ada pada mereka. 
Yang beserta kita Tuhan, kalau kita hidup dalam kebenaran.

Mazmur 135:16-21 (TB) mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, 
mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, juga nafas tidak ada dalam mulut mereka. 
Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, semua orang yang percaya kepadanya. 
Hai kaum Israel, pujilah TUHAN! Hai kaum Harun, pujilah TUHAN! 
Hai kaum Lewi, pujilah TUHAN! Hai orang-orang yang takut akan TUHAN, pujilah TUHAN! 
Terpujilah TUHAN dari Sion, Dia yang diam di Yerusalem! Haleluya! 
Tuhan tidak dapat diabaikan.

Keluaran 5:2 (TB) Tetapi Firaun berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi." 
Firaun yang mengabaikan Tuhan, maka akibatnya:
Keluaran 14:28 (TB) Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorang pun tidak ada yang tinggal dari mereka.

Kehadiran Tuhan di Hidup kita. Dan kemenangan terjadi, pertolongan terjadi, yang sedikit jadi banyak, yang lemah jadi kuat, yang diperhitungkan menjadi hebat. 
Zefanya 3:17 (TB) TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,

Pastikan Tuhan beserta kita. Jaminan Tuhan terjadi di hidup kita. Hidup dalam kebenaran banyak tantangan daging, dosa, namun kemenangan Tuhan jaminkan

2. Apa yang Tuhan Lakukan Bagi Umatnya
Tuhan memegang kita, menolong, menguatkan, memegang kita.
Mazmur 94:18-19 (TB) Ketika aku berpikir: "Kakiku goyang," maka kasih setia-Mu, ya TUHAN, menyokong aku. 
Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku. 
Mazmur 18:34-35 (TB) (18-35) yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melenturkan busur tembaga. 
(18-36) Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, tangan kanan-Mu menyokong aku, kemurahan-Mu membuat aku besar. 

4 Pertolongan:

1. Pertolongan melalui kuasa Gelap
Sering kali dalam keadaan yang seakan tidak ada jalan, orang percaya mengambil tindakan yang salah dihadapan Tuhan, memakai kuasa gelap sebagai pilihan pertolongan atas hidupnya. Lihat tindakan Saul
1 Samuel 28:5-7 (TB) Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar. 
Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi.  
Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: "Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya." Para pegawainya menjawab dia: "Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah." 
Saul berkeras hati, tidak ingin mengakui kesalahannya & tidak ingin memperbaiki hubungannya dengan Tuhan

1 Samuel 28:11 (TB) Sesudah itu bertanyalah perempuan itu: "Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepadamu?" Jawabnya: "Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku."

1 Samuel 28:12-14 (TB) Ketika perempuan itu melihat Samuel, berteriaklah ia dengan suara nyaring. Lalu perempuan itu berkata kepada Saul, demikian: "Mengapa engkau menipu aku? Engkau sendirilah Saul!"
Maka berbicaralah raja kepadanya: "Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?" Perempuan itu menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi."
Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: "Bagaimana rupanya?" Jawabnya: "Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah." Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah. 

2. Pertolongan dengan Mengandalkan Hikmat
1 Raja-raja 11:3 (TB) Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN. 
Apakah Salomo mengingat nama 1000 istrinya itu. Apakah Tujuan Salomo menikahi begitu banyak wanita? 
Di zaman Salomo, Israel dalam keadaan aman, tentram. Bisa diartikan bahwa pernikahan dilakukan sebagai pernikahan politik. Cara Salomo menciptakan keamanan bagi negerinya. Namun pernikahan ini membawa Salomo berpaling dari Allah. Jangan andalkan hikmat, sebab hikmat tanpa Tuhan membawa kita pada dosa.

3. Pertolongan dengan Mengandalkan Mujizat
Pertolongan Tuhan dengan Mujizat, terjadi tanpa andil dari manusia itu sendiri. Tetapi ada juga pertolongan Tuhan melalui orang sekitar kita. Tuhan bisa menggunakan saya, saudara, hikmat kita, keluarga, semuanya itu dengan atas kehendak pekerjaan tangan Tuhan. 


Kamis, Januari 16, 2025

Renungan Malam, 16 Januari 2025

Tuhan adalah Otoritas Tertinggi 

Bilangan 16:30-33 (TB) Tetapi, jika TUHAN akan menjadikan sesuatu yang belum pernah terjadi, dan tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka beserta segala kepunyaan mereka, sehingga mereka hidup-hidup turun ke dunia orang mati, maka kamu akan tahu, bahwa orang-orang ini telah menista TUHAN." 
Baru saja ia selesai mengucapkan segala perkataan itu, maka terbelahlah tanah yang di bawah mereka, 
dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya dan dengan semua orang yang ada pada Korah dan dengan segala harta milik mereka.
Demikianlah mereka dengan semua orang yang ada pada mereka turun hidup-hidup ke dunia orang mati; dan bumi menutupi mereka, sehingga mereka binasa dari tengah-tengah jemaah itu.

Numbers 16:30-33 (NET) But if the Lord does something entirely new, and the earth opens its mouth and swallows them up along with all that they have, and they go down alive to the grave, then you will know that these men have despised the Lord!”
When he had finished speaking all these words, the ground that was under them split open,
and the earth opened its mouth and swallowed them, along with their households, and all Korah’s men, and all their goods.
They and all that they had went down alive into the pit, and the earth closed over them. So they perished from among the community.

Living a life of obedience and loyalty, and recognizing God as the ultimate authority.
Waktu terjadinya sejarah yang termuat dalam pasal ini sama sekali tidak dapat dipastikan. Ada kemungkinan bahwa pemberontakan-pemberontakan ini terjadi setelah kepindahan orang Israel kembali dari Kadesh-Barnea, ketika mereka sudah ditetapkan, kalau saya boleh menyebutnya demikian, untuk mengembara di padang gurun, dan mulai memandang padang gurun sebagai tempat kediaman mereka. Segera sesudah hukum-hukum baru diberikan, muncul kisah tentang sebuah pemberontakan baru, seolah-olah dosa mengambil kesempatan dari perintah untuk menjadi lebih berdosa lagi secara luar biasa. Dalam pasal ini kita mendapati,

I. Timbulnya suatu pemberontakan yang lancang dan berbahaya melawan Musa dan Harun, di bawah pimpinan Korah, Datan, dan Abiram (ay. 1-15).

1. Korah dan kawanannya menggugat jabatan imam Harun (ay. 3). Musa beradu pendapat dengan mereka, dan berseru kepada Allah untuk meminta penyelesaian atas persengketaan itu (ay. 4-11).

2. Datan dan Abiram berbantah-bantah dengan Musa, dan menolak memenuhi panggilannya, yang sangat mendukakan hati Musa (ay. 12-15).

II. Tampilnya sekumpulan orang yang menuntut jabatan imam di hadapan Allah secara khidmat, sesuai perintah, dan tampilnya kemuliaan Tuhan di depan banyak orang, yang akan melenyapkan seluruh umat, sendainya Musa dan Harun tidak menengahi (ay. 16-22).

III. Diselesaikannya persengketaan itu, dan dihancurkannya pemberontakan itu, dengan melenyapkan para pemberontak.

1. Orang-orang yang berada di dalam kemah-kemah mereka dikubur hidup-hidup (ay. 23-34).

2. Orang-orang yang berada di depan pintu Kemah Pertemuan habis dilalap api (ay. 35), dan perbaraan-perbaraan mereka disimpan untuk dijadikan sebagai suatu peringatan (ay. 37-40).

IV. Sebuah huru-hara baru timbul dari pihak umat (ay. 41-43)

1. Allah menghentikan huru-hara itu dengan menimpakan sebuah tulah (ay. 45)

2. Harun menghentikan tulah itu dengan mempersembahkan ukupan (ay. 46-50).

Gaya dan cara penulisan kisah ini menunjukkan dengan jelas bahwa kegemparan yang terjadi pada saat itu sangatlah besar.

Pemberontakan Korah, Datan, dan Abiram (16:1-11)

Di sini kita mendapati,

I. Sebuah penjelasan mengenai para pemberontak itu, siapa dan apa mereka itu. Mereka bukanlah, seperti sebelumnya, orang dari berbagai-bagai bangsa dan orang-orang pinggiran, yang karenanya tidak pernah disebutkan siapa, melainkan orang-orang yang terhormat dan mulia, yang menjadi panutan. Korah adalah biang keladinya. Ia membentuk dan mengepalai kelompok itu. Itulah sebabnya peristiwa ini disebut kedurhakaan seperti Korah (Yud. 1:11). Ia adalah saudara sepupu Musa, mereka adalah anak-anak dari orangtua yang bersaudara, namun kedekatan hubungan itu ternyata tidak dapat menahan dirinya untuk tidak bersikap kurang ajar dan kasar terhadap Musa. Janganlah heran jika musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Bersama Korah bergabunglah Datan dan Abiram, para pemimpin dari bani Ruben, anak sulung Yakub. Mungkin Korah merasa muak dengan diangkatnya Harun menjadi imam dan ditetapkannya Elisafan sebagai pemimpin puak Kehat (Bil. 3:30). Sedangkan orang-orang Ruben mungkin marah karena suku Yehuda memperoleh tempat kehormatan pertama dalam perkemahan. On disebutkan (ay. 1) sebagai salah satu pemimpin dari kelompok itu, tetapi sesudah itu tidak pernah disebut-sebut lagi dalam seluruh kisah ini. Ini bisa saja karena, seperti menurut sebagian penafsir, ia bertobat dan meninggalkan gerombolan itu, atau karena ia tidak membuat dirinya begitu menonjol seperti Datan dan Abiram. Orang-orang Kehat berkemah pada sisi yang sama dari Kemah Pertemuan seperti orang-orang Ruben. Mungkin hal ini memberikan kesempatan bagi Korah untuk menarik mereka ke dalam komplotannya. Itulah sebabnya orang-orang Yahudi berkata, celakalah orang fasik, dan celakalah tetangganya, yang terancam bahaya akan tertular olehnya.” Dan, karena mereka sendiri tergolong orang-orang yang kenamaan, mereka berhasil membujuk dua ratus lima puluh pemimpin umat itu untuk bersekongkol dengan mereka (ay. 2). Ada kemungkinan bahwa mereka adalah anak-anak sulung, atau setidak-tidaknya para kepala dari kaum-kaum mereka, yang, sebelum pengangkatan Harun, pernah melayani dalam pekerjaan-pekerjaan kudus. Perhatikanlah, keangkuhan, hasrat untuk berkuasa, dan keinginan para petinggi untuk menyaingi sesama, sudah selalu menjadi penyebab banyak kejahatan, baik dalam jemaat maupun pemerintahan. Semoga Allah dengan anugerah-Nya membuat para pembesar menjadi rendah hati, dan dengan begitu memberikan kedamaian dalam zaman kami, ya Tuhan! Orang-orang termasyhur, dan orang-orang yang kenamaan, seperti yang digambarkan tentang orang-orang ini, adalah para pendosa besar dari dunia purbakala (Kej. 6:4). Kemasyhuran dan kenamaan yang mereka miliki tidak memuaskan mereka. Mereka sudah tinggi, tetapi masih ingin menjadi lebih tinggi lagi, dan dengan demikian orang-orang yang termasyhur menjadi orang-orang yang tercela.

II. Keluhan para pemberontak (ay. 3). Apa yang mereka pertengkarkan adalah ditetapkannya jabatan imam atas Harun dan keluarganya, yang menurut mereka merupakan kehormatan yang terlalu besar untuk diberikan oleh Musa dan diterima oleh Harun. Dan dengan demikian keduanya didakwa merebut kekuasaan: “Sekarang cukuplah itu.” Atau, “Cukuplah engkau berkuasa begitu lama. Dan sekarang pertimbangkanlah untuk menyerahkan kedudukanmu kepada orang-orang yang sama berhaknya atas kedudukan itu, dan yang sama cakapnya untuk mengelolanya.”

1. Dengan sombong mereka memegahkan kekudusan umat, dan hadirat Allah di dalamnya. “Segenap umat itu adalah orang-orang kudus, dan sama pantasnya untuk ditugaskan mempersembahkan korban seperti Harun, dan seperti yang ditugaskan kepada para kepala keluarga dulu, dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka, untuk memimpin dan memberikan pengakuan terhadap mereka.” Tidak ada alasan bagi mereka untuk memegahkan kemurnian umat, atau perkenanan Allah, karena umat itu sudah begitu sering dan belum begitu lama ini tercemar oleh dosa, dan sekarang berada di bawah tanda-tanda murka Allah. Ini seharusnya membuat mereka bersyukur atas adanya imam-imam yang akan menjadi pengantara mereka dengan Allah. Akan tetapi, bukannya bersyukur, mereka malah iri hati terhadap para imam.

2. Mereka secara tidak adil menuduh Musa dan Harun telah mengambil kehormatan bagi diri mereka sendiri, padahal sudah jelas, tanpa bisa dibantah, bahwa Musa dan Harun dipanggil untuk pelayanan itu oleh Allah (Ibr. 5:4). Dengan begitu, mereka tidak mau mempunyai para imam sama sekali, atau pemerintahan apa pun, tidak mau ada pemimpin baik dalam perkara-perkara kemasyarakatan maupun kerohanian, tidak mau ada yang menjadi pemimpin atas umat, tidak mau ada yang mengatasinya. Atau mereka tidak mau menerima penegakan pemerintahan yang telah ditetapkan Allah. Lihatlah di sini,

(1) Jiwa seperti apa yang dimiliki orang-orang yang menginginkan kesamarataan dalam segala hal, dan orang-orang yang memandang rendah pemerintahan, dan menolak kekuasaan-kekuasaan yang telah ditetapkan Allah atas mereka. Mereka adalah orang-orang yang sombong, pendengki, haus kekuasaan, pengacau, fasik, dan tidak berbudi.

(2) Perlakuan apa yang dapat diharapkan oleh orang-orang yang terbaik dan paling berguna sekalipun, bahkan dari orang-orang yang sudah mereka layani. Jika orang-orang yang paling berhak untuk berkuasa digambarkan sebagai perebut kekuasaan, dan orang-orang yang memerintah dengan baik digambarkan sebagai penguasa lalim, hendaklah mereka ingat bahwa Musa dan Harun pun diperlakukan dengan sewenang-wenang seperti itu.

III. Sikap Musa ketika keluhan para pemberontak itu disampaikan kepadanya. Bagaimana ia menyikapi hal itu?

1. Musa bersujud (ay. 4), seperti sebelumnya (14:5). Dengan demikian ia menunjukkan betapa ia mau menuruti kehendak mereka, dan betapa ia mau mengundurkan diri dari tugas pemerintahannya, kalau saja itu sejalan dengan kewajibannya kepada Allah dan kesetiaannya pada kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Dengan demikian juga ia memohon kepada Allah, melalui doa, untuk diberi petunjuk tentang apa yang harus ia katakan dan lakukan atas kejadian yang menyedihkan ini. Musa tidak mau berbicara dengan mereka sebelum ia merendahkan hati dan menenangkan jiwanya seperti itu yang tidak bisa tidak, pasti sudah mulai memanas, dan sebelum ia menerima petunjuk dari Allah. Dalam keadaan seperti itu, hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, dan meminta nasihat dari mulut Allah.

2. Musa sepakat untuk menyerahkan perkara itu kepada Allah, dan membiarkan Allah memutuskannya, sebab ia betul-betul yakin akan kebaikan haknya, dan sekalipun begitu rela untuk mengundurkan diri, jika Allah menganggap hal itu baik, untuk menyenangkan hati umat yang tidak puas ini dengan calon pemimpin lain. Perkara yang jujur tidak takut diuji dengan segera. Bahkan esok hari, biarlah perkara itu digelar (ay. 5-7). Biarlah Korah dan segenap pengikutnya membawa perbaraan mereka, dan mempersembahkan ukupan di hadapan TUHAN. Dan, jika Ia menyatakan perkenanan-Nya atas mereka, maka itu bagus. Musa sekarang menghendaki supaya segenap umat Tuhan menjadi imam, jika Allah memang berkenan, sama seperti sebelumnya ia menghendaki supaya mereka semua menjadi nabi (11:29). Tetapi jika Allah, setelah dimintai pertimbangan, menetapkan pilihan pada Harun dan seperti yang tidak diragukan lagi akan dilakukan-Nya, maka mereka akan mendapati betapa sangat berbahayanya melakukan percobaan itu. Oleh karena itu Musa menangguhkan perkara itu sampai keesokan harinya, untuk mencari tahu apakah, sesudah membawa tidur perkara itu, mereka akan berhenti, dan mencabut tuntutan-tuntutan mereka.

3. Musa memperdebatkan perkara itu secara adil dengan mereka, untuk meredam pemberontakan dengan penalaran yang baik, sekiranya mungkin, sebelum perkara itu sampai pada pengadilan Allah. Sebab pada saat itu Musa tahu bahwa hal itu akan berakhir dengan dipermalukannya para penggugat.

(1) Musa menyebut mereka orang-orang Lewi (ay. 7), dan lagi (ay. 8). Mereka berasal dari sukunya sendiri, bahkan, mereka adalah suku milik Allah. Oleh sebab itu, semakin buruk bagi mereka bahwa mereka memberontak seperti itu terhadap Allah dan juga terhadap Musa. Belum begitu lama orang-orang Lewi tampil dengan gagah berani di pihak Allah, dalam perkara anak lembu emas, dan mendapat kehormatan yang abadi karenanya. Akankah orang-orang yang pada saat itu menjadi satu-satunya yang tidak bersalah, sekarang menjadi para penjahat utama, dan kehilangan segala kehormatan yang telah mereka peroleh? Mungkinkah ada sekam seperti itu di tempat pengirikan Allah? Orang-Orang Lewi, namun merupakan para pemberontak?

(2) Musa menjawab tuduhan mereka dengan tajam, dan mengembalikannya kepada diri mereka sendiri. Mereka secara tidak adil telah mendakwa Musa dan Harun bahwa keduanya sudah bertindak keterlaluan, meskipun mereka hanya melakukan tugas yang telah ditanggungkan Allah atas mereka, dan tidak lebih. “Tidak,” kata Musa, “Cukuplah itu, hai orang-orang Lewi!” (ay. 7. KJV: Engkau sudah bertindak keterlaluan, hai orang-orang Lewi!). Perhatikanlah, orang-orang yang mau mengambil alih dan menentang ketetapan Allah, sudah bertindak keterlaluan. Cukuplah bagi kita untuk menurut, keterlaluan jika kita mau menyuruh-nyuruh.

(3) Musa menunjukkan kepada mereka hak istimewa yang mereka miliki sebagai orang-orang Lewi, yang sudah cukup bagi mereka, hingga mereka tidak perlu berhasrat untuk mendapat kehormatan dari jabatan imam (ay. 9-10). Ia mengingatkan mereka betapa besarnya kehormatan yang kepadanya mereka diangkat, sebagai orang-orang Lewi.

[1] Mereka dipisahkan dari umat Israel, dibedakan dari mereka, dijunjung martabatnya di atas mereka. Daripada mengeluh bahwa keluarga Harun ditinggikan di atas keluarga mereka, seharusnya mereka bersyukur bahwa suku mereka ditinggikan di atas suku-suku lainnya, walaupun mereka dalam segala hal sejajar dengan suku-suku itu. Perhatikanlah, akan membantu mencegah kita iri hati terhadap orang-orang yang berada di atas kita, jika kita mempertimbangkan sebagaimana mestinya berapa banyak orang yang berada di bawah kita. Daripada marah-marah karena ada orang yang lebih ditinggikan daripada kita dalam kehormatan, kekuasaan, harta benda, atau pengaruh, dalam karunia, anugerah, atau kebergunaan, beralasan bagi kita untuk memuji Allah jika kita, yang paling hina di antara segala orang kudus, tidak ditempatkan di antara yang paling terakhir. Mungkin ada banyak orang yang pantas mendapatkan yang lebih baik, namun tidak diberi kedudukan yang begitu baik.

[2] Orang-orang Lewi dipisahkan untuk kehormatan-kehormatan yang amat besar dan berharga.

Pertama, untuk dibawa mendekat kepada Allah, lebih dekat daripada orang-orang Israel awam, meskipun orang-orang Israel awam juga merupakan umat yang dekat dengan-Nya. Semakin dekat orang kepada Allah, semakin besar pula kehormatan mereka.

Kedua, untuk melakukan pekerjaan pada Kemah Suci. Membawa perkakas-perkakas tempat kudus, dan melakukan pekerjaan apa saja di Kemah Suci, sudah cukup terhormat. Melayani Allah bukan saja merupakan kemerdekaan yang sempurna, melainkan juga kehormatan yang besar.

Ketiga, untuk bertugas bagi umat untuk melayani mereka.

Perhatikanlah, orang yang benar-benar besar adalah mereka yang melayani masyarakat, dan merupakan kehormatan bagi hamba-hamba Allah untuk menjadi pelayan-pelayan jemaat. Bahkan, hal itu semakin meninggikan martabat yang diberikan kepada mereka.

[3] Allah Israel sendirilah yang memisahkan mereka. Adalah tindakan dan perbuatan-Nya untuk menempatkan mereka di tempat mereka, dan karena itu mereka tidak boleh merasa tidak puas. Dan Dia jugalah yang menempatkan Harun di tempatnya, dan karena itu mereka tidak boleh merasa iri kepadanya.

(4) Musa menyatakan dosa mereka karena sudah meremehkan hak-hak istimewa itu: Belum cukupkah bagimu (ay. 9, KJV: Tampak seperti perkara kecilkah hal itu bagimu?). Seolah-olah ia berkata, “Sungguh tidak pantas kalau kamu, dari semua orang, menggerutu tentang jabatan imam Harun, sebab pada saat yang sama ia diangkat pada kehormatan itu, kamu pun dirancang untuk menerima kehormatan lain yang bergantung pada kehormatannya, dan bersinar dengan terang yang berasal dari dirinya.” Perhatikanlah,

[1] Hak istimewa untuk mendekat kepada Allah Israel bukanlah perkara kecil dengan sendirinya, dan karena itu tidak boleh tampak kecil bagi kita. Orang-orang yang mengabaikan kesempatan untuk mendekat kepada Allah, yang bersikap tak acuh di dalamnya dan sekadar mengikuti aturan lahiriah belaka, yang bagi mereka hal itu adalah kewajiban dan bukan kesenangan, tepatlah kita mengajukan pertanyaan ini kepada mereka: “Tampak seperti perkara kecilkah hal itu bagimu, bahwa Allah telah membuatmu menjadi umat yang dekat kepada-Nya?”

[2] Orang-orang yang berhasrat untuk memburu dan merebut kehormatan-kehormatan yang terlarang bagi mereka telah melakukan penghinaan besar terhadap kehormatan-kehormatan yang sudah diberikan kepada mereka. Setiap orang dari kita mendapat bagian kehormatan sebagaimana yang dipandang sesuai bagi kita oleh Allah, dan yang menurut-Nya pantas kita terima, dan bahkan jauh lebih baik daripada yang layak kita terima. Kita harus merasa puas dengan kehormatan ini, dan tidak boleh, seperti orang-orang ini, mengejar hal-hal yang terlalu besar bagi kita sendiri. Sekarang mau pula kamu menuntut pangkat imam? Mereka tidak mau mengaku bahwa mereka menuntut pangkat imam itu, tetapi Musa melihat bahwa inilah yang menjadi tujuan mereka. Hukum Taurat memberikan persediaan yang sangat baik bagi orang-orang yang bertugas melayani mezbah, dan karena itu mereka mau mengajukan diri untuk menjabat pekerjaan itu.

(5) Musa mengartikan pemberontakan mereka sebagai pemberontakan melawan Allah (ay. 11). Sementara mereka berlagak menegaskan kekudusan dan kemerdekaan Israel milik Allah, mereka sebenarnya mengangkat senjata melawan Allah Israel: Engkau ini dengan segenap kumpulanmu, kamu bersepakat melawan TUHAN. Perhatikanlah, orang-orang yang berusaha melawan segala ketetapan dan penyelenggaraan Allah, apa pun itu kepura-puraan mereka, dan entah mereka menyadarinya atau tidak, sebenarnya sedang berusaha melawan Pencipta mereka. Mereka yang menolak orang-orang yang diutus oleh raja berarti menolak raja itu sendiri. Sebab, aduh!, kata Musa, siapakah Harun, sehingga kamu bersungut-sungut kepadanya? Jika orang-orang yang bersungut-sungut dan mengeluh mau berpikir bahwa alat-alat yang dengannya mereka berselisih hanyalah alat-alat yang dipakai Allah, dan bahwa alat-alat itu menjadi sebagaimana Allah menjadikan mereka, tidak lebih dan tidak kurang, tidak lebih baik dan tidak lebih buruk, maka mereka tidak akan begitu lancang dan seenaknya dalam memberikan kecaman dan celaan seperti yang mereka lakukan. Orang-orang yang mendapati jabatan imam, sebagaimana yang sudah ditetapkan, sebagai berkat, harus memberikan segala pujian bagi Allah. Tetapi jika ada orang yang mendapatinya sebagai beban, janganlah karena itu mereka berselisih dengan Harun, yang menjadi sebagaimana ia dijadikan, dan hanya melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Demikianlah Musa membuat Allah berkepentingan dalam perkara ini, dan dengan begitu bisa yakin akan terkabul permohonannya

Rabu, Januari 15, 2025

Renungan Malam 15 Januari 2025

Bilangan 15
Baca Seluruh Bilangan 15

Persembahan yang menyenangkan Tuhan 
Persembahan yang menyenangkan Tuhan Allah sungguh baik. Sesudah pemberontakan Israel yang membuat Dia murka, Allah menegaskan aturan persembahan. Meski tidak dijelaskan persembahan apa yang dimaksud, paling tidak ini memperlihatkan jaminan dari Allah bahwa umat boleh mendekati Allah melalui kurban yang Tuhan karuniakan. Aturan tentang persembahan ini menegaskan bahwa ada masa depan bagi Israel. 

Ungkapan kunci dari bagian ini adalah "menyenangkan bagi Tuhan" (3, 7, 10, 14). Sebanyak apa pun persembahan, tidak otomatis berkenan kepada Tuhan. Kepada Israel, Musa mengajarkan dua syarat utama tentang persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. Keduanya berlaku baik untuk persembahan yang bersifat nazar khusus, sukarela, maupun yang menyangkut perayaan tertentu (3). 
Pertama, persembahan harus sesuai dengan kehendak Allah. Unsur roti dan anggur harus menyertai korban bakaran atau korban sembelihan yang dipersembahkan kepada Tuhan (4-5, 6-7, 9-10). Kenapa? Dalam bagian ini tidak dijelaskan. Kita boleh menduga-duga bahwa dua hal itu ada dalam suatu perjamuan makan, maka bisa melambangkan persekutuan umat dengan Tuhan. Dalam pernyataan Yesus saat Perjamuan. Terakhir, unsur roti dan anggur diberi-Nya makna sebagai lambang tubuh dan darah-Nya, yang diserahkan bagi keselamatan umat-Nya (Luk. 22:19-20).
Kedua, persembahan itu harus yang terbaik, bukan yang sisa. Kata "terbaik" berulang kali digunakan untuk menegaskan pokok ini (4, 6, 9). 

Kita bersyukur bahwa melalui persembahan Kristus yang sempurna, kita menerima pengampunan dan beroleh persekutuan dengan Tuhan. Anugerah Tuhan ini membukakan kemungkinan lebih jauh yaitu hidup sebagai persembahan yang kudus yang menyenangkan hati Tuhan. Tuhan layak menerima hanya yang terbaik dari umat-Nya, karena Dia telah terlebih dulu memberikan yang terbaik kepada kita. Mari kita bersungguh hati mensyukuri kurban Kristus dengan hidup layak memuliakan Tuhan. 


Numbers 15

When this verse says, “the person who does anything presumptuously,” it literally reads, “with a high hand.” The New American Standard Version reads “the person who does anything defiantly.” This kind of sin, committed knowingly and deliberately, is described as high-handed because these are arrogant or defiant acts against God. So here the Old Testament Law is distinguishing between mistakes and willful failure.

Everyone makes mistakes, stumbles into sin. Some people don’t even know they have done anything wrong. But once sin is realized, they are commanded to confess it and then take steps to repair their relationship with God. He called for the death of an animal and the spreading of its innocent blood so that they would understand that sin always brings death. However, the animal sacrifices would not atone for deliberate or premeditated sin. That person was guilty of a capital offense and the penalty was death.

How does this impact our lives today as New-Covenant believers? Sin still carries a high price. “For the wages of sin is death, but the free gift of God is eternal life in Christ Jesus our Lord” (Rom. 6:23). It still requires that someone be separated from God to pay for that sin. The good news is that this is not the end of the story and is in fact the reason Jesus came to die, so we would not have to. He was separated from Father God on our behalf. Jesus became sin. 2 Corinthians 5:21 says, “For He made Him who knew no sin to be sin for us, that we might become the righteousness of God in Him.” So Jesus Christ, God the Son, paid the high price for high-handed sin—His blood.

“LORD, we don’t ever want to be high-handed in regards to our relationship with You. We desire to walk humbly with You today. In Jesus’ Name, Amen.”

Khotbah Doa dan Puasa Rabu, 15 Januari 2025

Puasa Sepekan


SIAP - SIAP

Matius 25:1-13 (TB)  "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Matthew 25:1-13 (NET)  “At that time the kingdom of heaven will be like ten virgins who took their lamps and went out to meet the bridegroom.
Five of the virgins were foolish, and five were wise.
When the foolish ones took their lamps, they did not take extra olive oil with them.
But the wise ones took flasks of olive oil with their lamps.
When the bridegroom was delayed a long time, they all became drowsy and fell asleep.
But at midnight there was a shout, ‘Look, the bridegroom is here! Come out to meet him.’
Then all the virgins woke up and trimmed their lamps.
The foolish ones said to the wise, ‘Give us some of your oil, because our lamps are going out.’
‘No,’ they replied. ‘There won’t be enough for you and for us. Go instead to those who sell oil and buy some for yourselves.’
But while they had gone to buy it, the bridegroom arrived, and those who were ready went inside with him to the wedding banquet. Then the door was shut.
Later, the other virgins came too, saying, ‘Lord, lord! Let us in!’
But he replied, ‘I tell you the truth, I do not know you!’
Therefore stay alert, because you do not know the day or the hour.

Gadis gadis Bijaksana dan Bodoh menyambut mempelai datang, bukan gadis asing dan merupakan orang dekat pengantin. Mereka yang bijaksana adalah mereka yang menyediakan minyak, sebab pelita disaat itu tidak lama menyalanya, dan gadis gadis Bijaksana membawa menyediakan minyak yang waktu itu adalah minyak zaitun. Gadis gadis itu tidak tahu kapan pengantin itu datang.  Begitupun kehidupan ini, kita tidak tahu bahwa kapan sesuatu yang pasti itu datang. Dalam hal ini kematian, merupakan sesuatu yang pasti di hidup kita, karena itu kita harus siap sedia, sebab itu pasti terjadi. Masalah kita juga pasti akan terjadi, karena itu kita harus bersiap akan datangnya pergumulan, masalah di hidup kita.

Bicara minyak bicara urapan. Ketersediaan kita harus siap sedia, sebab itu kita menyiapkan diri bukan disaat saat tertentu, melainkan selalu setiap saat terhubung dengan Tuhan. Penting untuk selalu membangun hubungan, relasi dengan Tuhan.
Kita di dorong untuk selalu membangun hubungan Tuhan, disetiap waktu dalam hidup kita. 

JAGALAH MINYAK KITA, KARENA KITA TIDAK TAHU KAPAN SESUATU YANG PASTI ITU DATANG, BERGANTUNGLAH PADA TUHAN, KELOLAH DAN JAGALAH SETIAP BERKAT YANG TUHAN PERCAYAKAN DI HIDUP KITA

Selasa, Januari 14, 2025

Renungan Malam, 14 Januari 2025

Bilangan 14 
Bilangan 14:1-45 (TB)  Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu. 
Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!
Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?"
Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir."
Lalu sujudlah Musa dan Harun di depan mata seluruh jemaah Israel yang berkumpul di situ. 
Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya,
dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. 
Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka."  
Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel. 
TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka!
Aku akan memukul mereka dengan penyakit sampar dan melenyapkan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari pada mereka."
Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Jikalau hal itu kedengaran kepada orang Mesir, padahal Engkau telah menuntun bangsa ini dengan kekuatan-Mu dari tengah-tengah mereka, 
mereka akan berceritera kepada penduduk negeri ini, yang telah mendengar bahwa Engkau, TUHAN, ada di tengah-tengah bangsa ini, dan bahwa Engkau, TUHAN, menampakkan diri-Mu kepada mereka dengan berhadapan muka, waktu awan-Mu berdiri di atas mereka dan waktu Engkau berjalan mendahului mereka di dalam tiang awan pada waktu siang dan di dalam tiang api pada waktu malam. 
Jadi jikalau Engkau membunuh bangsa ini sampai habis, maka bangsa-bangsa yang mendengar kabar tentang Engkau itu nanti berkata:
Oleh karena TUHAN tidak berkuasa membawa bangsa ini masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah kepada mereka, maka Ia menyembelih mereka di padang gurun.
Jadi sekarang, biarlah kiranya kekuatan TUHAN itu nyata kebesarannya, seperti yang Kaufirmankan: 
TUHAN itu berpanjangan sabar dan kasih setia-Nya berlimpah-limpah, Ia mengampuni kesalahan dan pelanggaran, tetapi sekali-kali tidak membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, bahkan Ia membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.  
Ampunilah kiranya kesalahan bangsa ini sesuai dengan kebesaran kasih setia-Mu, seperti Engkau telah mengampuni bangsa ini mulai dari Mesir sampai ke mari."
Berfirmanlah TUHAN: "Aku mengampuninya sesuai dengan permintaanmu. 
Hanya, demi Aku yang hidup dan kemuliaan TUHAN memenuhi seluruh bumi:  
Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku,
pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya.
Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya. 
Orang Amalek dan orang Kanaan diam di lembah. Sebab itu berpalinglah besok dan berangkatlah ke padang gurun, ke arah Laut Teberau."
Lagi berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun: 
"Berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut kepada-Ku? Segala sesuatu yang disungut-sungutkan orang Israel kepada-Ku telah Kudengar.
Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. 
Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku. 
Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun!
Tentang anak-anakmu yang telah kamu katakan: Mereka akan menjadi tawanan, merekalah yang akan Kubawa masuk, supaya mereka mengenal negeri yang telah kamu hinakan itu.
Tetapi mengenai kamu, bangkai-bangkaimu akan berhantaran di padang gurun ini, 
dan anak-anakmu akan mengembara sebagai penggembala di padang gurun empat puluh tahun lamanya dan akan menanggung akibat ketidaksetiaan, sampai bangkai-bangkaimu habis di padang gurun. 
Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu: 
Aku, TUHAN, yang berkata demikian. Sesungguhnya Aku akan melakukan semuanya itu kepada segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Aku. Di padang gurun ini mereka akan habis dan di sinilah mereka akan mati." 
Adapun orang-orang yang telah disuruh Musa untuk mengintai negeri itu, yang sudah pulang dan menyebabkan segenap umat itu bersungut-sungut kepada Musa dengan menyampaikan kabar busuk tentang negeri itu,
orang-orang itu mati, kena tulah di hadapan TUHAN. 
Tetapi yang tinggal hidup dari orang-orang yang telah pergi mengintai negeri itu hanyalah Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune.
Setelah Musa menyampaikan perkataan ini kepada semua orang Israel, maka berkabunglah bangsa itu dengan sangat.
Dan keesokan harinya bangunlah mereka pagi-pagi hendak naik ke puncak gunung sambil berkata: "Sekarang kita hendak maju ke negeri yang difirmankan TUHAN itu; memang kita telah berbuat dosa." 
Tetapi kata Musa: "Mengapakah kamu hendak melanggar titah TUHAN? Hal itu tidak akan berhasil. 
Janganlah maju, sebab TUHAN tidak ada di tengah-tengahmu, supaya jangan kamu dikalahkan oleh musuhmu, 
sebab orang Amalek dan orang Kanaan ada di sana di depanmu dan kamu akan tewas oleh pedang; dari sebab kamu berbalik membelakangi TUHAN, maka TUHAN tidak akan menyertai kamu." 
Meskipun demikian, mereka nekat naik ke puncak gunung itu, tetapi tabut perjanjian TUHAN dan Musa juga tidaklah meninggalkan tempat perkemahan. 
Lalu turunlah orang Amalek dan orang Kanaan yang mendiami pegunungan itu dan menyerang mereka; kemudian orang-orang itu mencerai-beraikan mereka sampai ke Horma.

Numbers 14:1-45 (NET)  Then all the community raised a loud cry, and the people wept that night.
And all the Israelites murmured against Moses and Aaron, and the whole congregation said to them, “If only we had died in the land of Egypt, or if only we had perished in this wilderness!
Why has the Lord brought us into this land only to be killed by the sword, that our wives and our children should become plunder? Wouldn’t it be better for us to return to Egypt?”
So they said to one another, “Let’s appoint a leader and return to Egypt.”
Then Moses and Aaron fell down with their faces to the ground before the whole assembled community of the Israelites.
And Joshua son of Nun and Caleb son of Jephunneh, two of those who had investigated the land, tore their garments.
They said to the whole community of the Israelites, “The land we passed through to investigate is an exceedingly good land.
If the Lord delights in us, then he will bring us into this land and give it to us – a land that is flowing with milk and honey.
Only do not rebel against the Lord, and do not fear the people of the land, for they are bread for us. Their protection has turned aside from them, but the Lord is with us. Do not fear them!”
However, the whole community threatened to stone them. But the glory of the Lord appeared to all the Israelites at the tent of meeting.
The Lord said to Moses, “How long will this people despise me, and how long will they not believe in me, in spite of the signs that I have done among them?
I will strike them with the pestilence, and I will disinherit them; I will make you into a nation that is greater and mightier than they!”
Moses said to the Lord, “When the Egyptians hear it – for you brought up this people by your power from among them –
then they will tell it to the inhabitants of this land. They have heard that you, Lord, are among this people, that you, Lord, are seen face to face, that your cloud stands over them, and that you go before them by day in a pillar of cloud and in a pillar of fire by night.
If you kill this entire people at once, then the nations that have heard of your fame will say,
‘Because the Lord was not able to bring this people into the land that he swore to them, he killed them in the wilderness.’
So now, let the power of my Lord be great, just as you have said,
‘The Lord is slow to anger and abounding in loyal love, forgiving iniquity and transgression, but by no means clearing the guilty, visiting the iniquity of the fathers on the children until the third and fourth generations.’
Please forgive the iniquity of this people according to your great loyal love, just as you have forgiven this people from Egypt even until now.”
Then the Lord said, “I have forgiven them as you asked.
But truly, as I live, all the earth will be filled with the glory of the Lord.
For all the people have seen my glory and my signs that I did in Egypt and in the wilderness, and yet have tempted me now these ten times, and have not obeyed me,
they will by no means see the land that I swore to their fathers, nor will any of them who despised me see it.
Only my servant Caleb, because he had a different spirit and has followed me fully – I will bring him into the land where he had gone, and his descendants will possess it.
(Now the Amalekites and the Canaanites were living in the valleys.) Tomorrow, turn and journey into the wilderness by the way of the Red Sea.”
The Lord spoke to Moses and Aaron:
“How long must I bear with this evil congregation that murmurs against me? I have heard the complaints of the Israelites that they murmured against me.
Say to them, ‘As I live, says the Lord, I will surely do to you just what you have spoken in my hearing.
Your dead bodies will fall in this wilderness – all those of you who were numbered, according to your full number, from twenty years old and upward, who have murmured against me.
You will by no means enter into the land where I swore to settle you. The only exceptions are Caleb son of Jephunneh and Joshua son of Nun.
But I will bring in your little ones, whom you said would become victims of war, and they will enjoy the land that you have despised.
But as for you, your dead bodies will fall in this wilderness,
and your children will wander in the wilderness forty years and suffer for your unfaithfulness, until your dead bodies lie finished in the wilderness.
According to the number of the days you have investigated this land, forty days – one day for a year – you will suffer for your iniquities, forty years, and you will know what it means to thwart me.
I, the Lord, have said, “I will surely do so to all this evil congregation that has gathered together against me. In this wilderness they will be finished, and there they will die!”’”
The men whom Moses sent to investigate the land, who returned and made the whole community murmur against him by producing an evil report about the land,
those men who produced the evil report about the land, died by the plague before the Lord.
But Joshua son of Nun and Caleb son of Jephunneh, who were among the men who went to investigate the land, lived.
When Moses told these things to all the Israelites, the people mourned greatly.
And early in the morning they went up to the crest of the hill country, saying, “Here we are, and we will go up to the place that the Lord commanded, for we have sinned.”
But Moses said, “Why are you now transgressing the commandment of the Lord? It will not succeed!
Do not go up, for the Lord is not among you, and you will be defeated before your enemies.
For the Amalekites and the Canaanites are there before you, and you will fall by the sword. Because you have turned away from the Lord, the Lord will not be with you.”
But they dared to go up to the crest of the hill, although neither the ark of the covenant of the Lord nor Moses departed from the camp.
So the Amalekites and the Canaanites who lived in that hill country swooped down and attacked them as far as Hormah.

Pasal ini memberi kita sebuah gambaran tentang perseteruan yang mematikan antara Allah dan umat Israel. Atas perseteruan itu, karena sungut-sungut dan ketidakpercayaan mereka, Allah bersumpah dalam murka-Nya bahwa mereka tidak akan masuk ke dalam tempat perhentian-Nya. Dalam pasal ini kita mendapati:

I. Kedurhakaan dan pemberontakan Israel terhadap Allah, setelah mereka menerima laporan dari para pengintai yang jahat (ay. 1-4).

II. Upaya yang tidak berhasil dari Musa dan Harun, Kaleb dan Yosua, untuk meredakan keributan itu (ay. 5-10).

III. Kehancuran mereka yang sehabis-habisnya diancamkan secara adil oleh Allah yang tersulut murka (ay. 11-12).

IV. Doa syafaat Musa yang penuh kerendahan hati bagi mereka (ay. 13-19).

V. Keringanan hukuman sebagai jawaban atas doa Musa. Tidak semua dari mereka akan dimusnahkan, tetapi ketetapan sudah dikeluarkan, dan disahkan dengan sumpah. Hal ini diberitahukan kepada umat, dan diulangi berkali-kali, bahwa seluruh umat ini akan binasa di padang gurun, dan tak seorang pun dari mereka akan masuk ke Kanaan kecuali Kaleb dan Yosua (ay. 20-35).

VI. Kematian para pengintai yang jahat pada saat itu juga (ay. 36-39).

VII. Kecaman yang diberikan kepada orang-orang yang berusaha untuk terus maju kendati dilarang (ay. 40-45). Dan hal ini ditulis sebagai peringatan bagi kita, supaya kita “tidak jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.”

Keputusasaan adalah perasaan atau sikap yang ditandai dengan hilangnya harapan, optimisme, dan gairah. Putus asa dapat membuat seseorang merasa tidak mampu meraih cita-cita, harapan, atau impiannyaKeputusasaan merupakan alat ampuh yang sering dipergunakan Iblis. Keputusasaan menyerang segala usia, merampas berkat-berkat orang percaya, dan menyebabkan efek samping negatif seperti kepahitan, amarah, depresi, dan pemberontakan terhadap Allah.
Kita sering dengar kisah tentang dua belas pengintai yang dikirim ke tanah Kanaan untuk menyelidiki tanah tersebut dan kembali dengan laporannya. Kita akan menarik beberapa prinsip mengenai karakteristik dan sebab dari raksasa keputusasaan yang menyerang mereka. Mereka menangis, merasa terjebak karena berpikir tidak ada tempat untuk tinggal (ayat 1). Mereka mengeluh dan bersungut-sungut karena keadaan (ayat 2). Mereka menyalahkan Tuhan (ayat 3). Mereka memberontak (ayat 4). Mereka mengancam membunuh (ayat 10). Inilah karakteristik yang muncul ketika Anda diserang keputusasaan. Mengerikan bukan? Jika ditelisik lebih dalam, kita akan menemukan bahwa keputusasaan disebabkan oleh karena ketergantungan kita bukanlah kepada Tuhan, melainkan pada manusia dan keadaan. Allah telah menyatakan Ia akan memberikan tanah Kanaan kepada mereka. Namun mereka mengabaikan janji Allah dan lebih bergantung pada laporan sepuluh orang. Mereka juga memilih untuk mendengarkan yang banyak dan mengabaikan sama sekali yang sedikit. Dunia kita terlalu bising dengan segala kecemasannya. Pertanyaannya, siapa yang akan kita dengar, suara dunia ini atau suara Tuhan yang memberi keberanian dan semangat? Kita perlu mengatasi raksasa keputusasaan yang mengakibatkan orang Israel tidak menikmati janji Tuhan. Menaklukkan keputusasaan memerlukan disiplin dan pengendalian diri yang tinggi. Bukan dengan pedang emosi, tapi dengan perisai iman. Ini artinya, diperlukan posisi bertahan. Rasul Paulus mengatakan bahwa dalam segala keadaan, pakailah percayamu kepada Tuhan sebagai senjata penangkis; dengan iman itu kita dapat memadamkan semua anak panah berapi dari si jahat (Efesus 6:16). Seperti Yosua dan Kaleb yang tetap teguh dalam iman mereka kepada Tuhan, maka mereka beroleh keberanian. Jadi, mari datang kepada Tuhan dengan menaruh kepercayaan dan keyakinan penuh kepada-Nya. Maka kita dapat melihat "tanah Kanaan" kita seperti Yosua dan Kaleb melihat.


Conclusion

Numbers 14 in the Bible is a continuation of the story of the twelve spies sent to Canaan. Here is a summary and meaning of Numbers 14:

Summary
1. The Israelites refused to enter Canaan because they feared the local inhabitants (verses 1-4).
2. Moses and Aaron tried to encourage them and remind them of God's promise (verses 5-9).
3. God was angry and planned to destroy the Israelites, but Moses pleaded for mercy on their behalf (verses 10-20).
4. God decided not to allow the current generation to enter Canaan, except for Joshua and Caleb (verses 21-38).
5. The Israelites tried to enter Canaan without God's permission, but they were defeated by the local inhabitants (verses 39-45).

Meaning
1. Doubt and fear can cause us to miss out on God's promises.
2. Obedience and strong faith are necessary to overcome challenges and achieve goals.
3. God always gives us a second chance, but we must use that opportunity wisely.
4. Good leadership and wise decision-making are crucial in achieving our objectives.

Important Verses
- "The Lord spoke to Moses, 'How long will these people refuse to believe in me, despite all the miraculous signs I have performed among them?'" (Numbers 14:11, NIV)
- "Moses said to the Lord, 'If you put these people to death, the nations who have heard of your fame will say, "The Lord was unable to bring these people into the land he promised them on oath, so he slaughtered them in the wilderness.""" (Numbers 14:15-16, NIV)

Khotbah Puasa Sepekan 14 Januari 2025

Yohanes 15:4-7 (TB) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

John 15:4-7 (NET) Remain in me, and I will remain in you. Just as the branch cannot bear fruit by itself, unless it remains in the vine, so neither can you unless you remain in me.
“I am the vine; you are the branches. The one who remains in me – and I in him – bears much fruit, because apart from me you can accomplish nothing.
If anyone does not remain in me, he is thrown out like a branch, and dries up; and such branches are gathered up and thrown into the fire, and are burned up.
If you remain in me and my words remain in you, ask whatever you want, and it will be done for you.

Tersirat 2 Makna Penting untuk kita perhatikan :

1. Adanya Jaminan Berkati bagi orang yang tetap terhubung dengan Tuhan. Berbuah banyak, berlimpah bila kita tinggal di dalam Tuhan. Ada jaminan berkat baik jasmani maupun rohani. 
Yohanes 15:5, 7 (TB)  Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
2. Adanya bahaya bagi mereka yang terpisah dari Tuhan. 
Yohanes 15:6 (TB) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Kebinasaan, kehancuran akan terjadi bila tidak tinggal di dalam Tuhan. 

Jaminan Tuhan terjadi bila kita sebagai orang percaya Tinggal dalam Tuhan. Mari berserah dan Bersandar kepada Tuhan. 

Senin, Januari 13, 2025

Renungan Malam 13 Januari 2025

Bilangan 13:1-33 (TB)  TUHAN berfirman kepada Musa: 

"Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka."

Lalu Musa menyuruh mereka dari padang gurun Paran, sesuai dengan titah TUHAN; semua orang itu adalah kepala-kepala di antara orang Israel. 

Dan inilah nama-nama mereka: Dari suku Ruben: Syamua bin Zakur; 

dari suku Simeon: Safat bin Hori; 

dari suku Yehuda: Kaleb bin Yefune; 

dari suku Isakhar: Yigal bin Yusuf; 

dari suku Efraim: Hosea bin Nun; 

dari suku Benyamin: Palti bin Rafu; 

dari suku Zebulon: Gadiel bin Sodi; 

dari suku Yusuf, yakni dari suku Manasye: Gadi bin Susi; 

dari suku Dan: Amiel bin Gemali; 

dari suku Asyer: Setur bin Mikhael; 

dari suku Naftali: Nahbi bin Wofsi; 

dari suku Gad: Guel bin Makhi. 

Itulah nama orang-orang yang disuruh Musa untuk mengintai negeri itu; dan Musa menamai Hosea bin Nun itu Yosua.

Maka Musa menyuruh mereka untuk mengintai tanah Kanaan, katanya kepada mereka: "Pergilah dari sini ke Tanah Negeb dan naiklah ke pegunungan, 

dan amat-amatilah bagaimana keadaan negeri itu, apakah bangsa yang mendiaminya kuat atau lemah, apakah mereka sedikit atau banyak;

dan bagaimana negeri yang didiaminya, apakah baik atau buruk, bagaimana kota-kota yang didiaminya, apakah mereka diam di tempat-tempat yang terbuka atau di tempat-tempat yang berkubu,

dan bagaimana tanah itu, apakah gemuk atau kurus, apakah ada di sana pohon-pohonan atau tidak. Tabahkanlah hatimu dan bawalah sedikit dari hasil negeri itu." Waktu itu ialah musim hulu hasil anggur.

Mereka pergi ke sana, lalu mengintai negeri itu mulai dari padang gurun Zin sampai ke Rehob, ke jalan yang menuju ke Hamat.

Mereka berjalan melalui Tanah Negeb, lalu sampai ke Hebron; di sana ada Ahiman, Sesai dan Talmai, keturunan Enak. Hebron didirikan tujuh tahun lebih dahulu dari Soan di Mesir.

Ketika mereka sampai ke lembah Eskol, dipotong merekalah di sana suatu cabang dengan setandan buah anggurnya, lalu berdualah mereka menggandarnya; juga mereka membawa beberapa buah delima dan buah ara.

Tempat itu dinamai orang lembah Eskol, karena tandan buah anggur yang dipotong orang Israel di sana. 

Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka dari pengintaian negeri itu, 

dan langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada sekaliannya hasil negeri itu. 

Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.

Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.

Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan."

Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"

Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita."

Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. 

Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami."


Numbers 13:1-33 (NET)  The Lord spoke to Moses:

“Send out men to investigate the land of Canaan, which I am giving to the Israelites. You are to send one man from each ancestral tribe, each one a leader among them.”

So Moses sent them from the wilderness of Paran at the command of the Lord. All of them were leaders of the Israelites.

Now these were their names: from the tribe of Reuben, Shammua son of Zaccur;

from the tribe of Simeon, Shaphat son of Hori;

from the tribe of Judah, Caleb son of Jephunneh;

from the tribe of Issachar, Igal son of Joseph;

from the tribe of Ephraim, Hoshea son of Nun;

from the tribe of Benjamin, Palti son of Raphu;

from the tribe of Zebulun, Gaddiel son of Sodi;

from the tribe of Joseph, namely, the tribe of Manasseh, Gaddi son of Susi;

from the tribe of Dan, Ammiel son of Gemalli;

from the tribe of Asher, Sethur son of Michael;

from the tribe of Naphtali, Nahbi son of Vopshi;

from the tribe of Gad, Geuel son of Maki.

These are the names of the men whom Moses sent to investigate the land. And Moses gave Hoshea son of Nun the name Joshua.

When Moses sent them to investigate the land of Canaan, he told them, “Go up through the Negev, and then go up into the hill country

and see what the land is like, and whether the people who live in it are strong or weak, few or many,

and whether the land they live in is good or bad, and whether the cities they inhabit are like camps or fortified cities,

and whether the land is rich or poor, and whether or not there are forests in it. And be brave, and bring back some of the fruit of the land.” Now it was the time of year for the first ripe grapes.

So they went up and investigated the land from the wilderness of Zin to Rehob, at the entrance of Hamath.

When they went up through the Negev, they came to Hebron where Ahiman, Sheshai, and Talmai, descendants of Anak, were living. (Now Hebron had been built seven years before Zoan in Egypt.)

When they came to the valley of Eshcol, they cut down from there a branch with one cluster of grapes, and they carried it on a staff between two men, as well as some of the pomegranates and the figs.

That place was called the Eshcol Valley, because of the cluster of grapes that the Israelites cut from there.

They returned from investigating the land after forty days.

They came back to Moses and Aaron and to the whole community of the Israelites in the wilderness of Paran at Kadesh. They reported to the whole community and showed the fruit of the land.

They told Moses, “We went to the land where you sent us. It is indeed flowing with milk and honey, and this is its fruit.

But the inhabitants are strong, and the cities are fortified and very large. Moreover we saw the descendants of Anak there.

The Amalekites live in the land of the Negev; the Hittites, Jebusites, and Amorites live in the hill country; and the Canaanites live by the sea and along the banks of the Jordan.”

Then Caleb silenced the people before Moses, saying, “Let us go up and occupy it, for we are well able to conquer it.”

But the men who had gone up with him said, “We are not able to go up against these people, because they are stronger than we are!”

Then they presented the Israelites with a discouraging report of the land they had investigated, saying, “The land that we passed through to investigate is a land that devours its inhabitants. All the people we saw there are of great stature.

We even saw the Nephilim there (the descendants of Anak came from the Nephilim), and we seemed liked grasshoppers both to ourselves and to them.”

Melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang jelas dan benar merupakan hal yang sangat penting dalam hidup kita, supaya kita tidak salah persepsi dan tidak salah dalam bereaksi. Kita bisa melihat hal yang sama, objek yang sama, tetapi jika sudut pandang kita berbeda maka itu akan menghasilkan persepsi kita tentang hal itu juga berbeda. Persepsi yang berbeda akan menghasilkan reaksi atau respons yang berbeda pula. Inilah yang terjadi dengan kedua belas pengintai di dalam Ulangan 13-14. Sudut pandang kesepuluh (10) pengintai berbeda dengan dua (2) orang pengintai lainnya, yaitu Yosua dan Kaleb. Perbedaan sudut pandang mereka menghasilkan perbedaan persepsi mereka tentang tanah Kanaan. Dan perbedaan persepsi itu menghasilkan reaksi atau respons yang berbeda pula.

Bilangan 13-14 menceritakan kepada kita bahwa Allah menyuruh Musa untuk mengutus 12 orang pengintai untuk mengintai atau mengamati tanah Kanaan yang telah dijanjikan Allah kepada nenek moyang bangsa Israel. Maka Musa memanggil satu orang pemimpin dari masing-masing suku Israel, sehingga terpilih 12 orang pemimpin dari tiap-tiap suku. Mereka ada Syamua, Safat, Gadiel, Amiel, Kaleb, Yosua, dan sebagainya. Musa kemudian menyuruh mereka pergi untuk mengintai tanah Kanaan. Apa yang Musa minta untuk mereka amati di tanah Kanaan? Di pasal 13:18-19 Musa memberikan rincian hal yang perlu mereka amati baik-baik. Para pengintai ini harus mengamati bangsa itu apakah mereka kuat atau lemah, sedikit atau banyak; mereka juga harus mengamati negeri itu apakah baik atau buruk; lalu perhatikan juga kota-kotanya, apakah mereka berdiam di tempat terbuka atau di tempat yang berkubu; lalu mereka juga harus memperhatikan tanah mereka apakah gemuk atau kurus, apakah banyak pohon-pohon atau tidak. Semua itu harus mereka amati dengan baik agar laporan yang mereka sampaikan kepada Musa benar-benar akurat. Maka mulailah ke 12 pengintai itu berjalan dan mengintai tanah Kanaan itu dengan seksama. Mereka mengamati baik-baik keadaan bangsa itu, keadaan negeri mereka, keadaan kota-kota mereka, tanah mereka dan sebagainya.

Apa yang mereka temukan di sana? Pasal 13:22 menyebutkan bahwa di sana ada keturunan orang Enak, yaitu orang-orang raksasa. Seberapa besar mereka? Menurut ke 10 pengintai, jika dibandingkan dengan mereka, mereka hanya seperti belalang jika dibandingkan dengan orang-orang Enak itu. Artinya mereka tinggi besar, gagah perkasa, dan layaknya seperti raksasa jika dibandingkan dengan mereka. Namun di balik orang-orang raksasa yang gagah perkasa itu, tanah Kanaan adalah tanah yang subur dan indah. Pasal 13:23 menceritakan ketika para pengintai itu tiba di lembah Eskol, maka mereka memotong satu cabang dengan setandan buah anggur dan diangkat atau dipikul oleh 2 orang. Saudara bayangkan 1 tandan buah anggur dipikul oleh 2 orang. Betapa bagus dan lebatnya buah anggur itu. Dan betapa suburnya tanah di sana sehingga menghasilkan buah anggur yang sedemikian baiknya. Sehingga tidak heran apabilan tanah Kanaan itu dijuluki tanah yang berlimpah dengan susu dan madunya.

Lalu di pasal 13:27-29 para 10 pengintai itu memberikan laporan kepada Musa hasil pengintaian dan pengamatan mereka terhadap tanah Kanaan. Mereka mengatakan bahwa memang negeri itu berlimpah susu dan madunya, hanya bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu sangat besar. Orang Amalek, orang Het, orang Yebus, dan orang Amori berdiam di pegunungan. Jadi tidak mungkin bisa menyerang mereka dari sisi pegunungan. Demikian juga orang Kanaan mereka diam di sepanjang laut dan di sepanjang tepi sungai Yordan. Jadi tidak mungkin juga menyerang dari sisi laut atau sungai Yordan, karena mereka pun berdiam di sana. Artinya tidak ada celah untuk mereka menyerang bangsa Kanaan itu, baik dari sisi pegunungan mau pun dari laut. Tidak ada jalan masuk untuk menyerang tanah Kanaan itu. Atau kalaupun berhasil masuk, juga tidak mungkin dapat melawan orang-orang Enak yang seperti raksasa itu. Karena itu kesepuluh pengintai itu mengatakan di ayat 10, “Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.”

Situasi ini muncul, atau respons semacam ini muncul di tengah umat Israel, adalah karena kesepuluh pengintai itu melaporkan hal-hal buruk tentang tanah Kanaan? Mereka tidak melihat tanah Kanaan dari kacamata iman kepada Tuhan. Mereka tidak melihat tanah Kanaan itu dari sudut pandang yang benar sebagai umat Allah. Mereka hanya melihat bangsa-bangsa Kanaan sebagai bangsa yang menakutkan dan lebih kuat daripada mereka. Mereka melihat orang-orang Enak yang tinggi besar dan gagah perkasa, sementara mereka seperti belalang besarnya. Bahkan mereka menambahkan bahwa orang-orang Kanaan itu adalah orang-orang yang memakan penduduknya. Sehingga hal ini membuat mereka mengatakan bahwa tidak mungkin kita dapat mengalahkan bangsa Kanaan, kita tidak dapat maju menyerang mereka, sebab mereka lebih kuat dari pada kita (13:31). Mereka terlalu kuat bagi kita untuk kita taklukkan. Karena itu lebih baik kita mundur dan kembali ke Mesir. Itulah yang ada di pikiran kesepuluh pengintai dan juga orang-orang Israel pada waktu itu.

Namun tindakan yang berbeda justru ditunjukan oleh Kaleb dan Yosua. Di tengah kesepuluh pengintai itu melemahkan semangat bangsa Israel dan mengajak bangsa Israel untuk mundur dan kembali ke Mesir, namun Kaleb dan Yosua justru mengajak mereka untuk maju dan berperang untuk menduduki negeri Kanaan itu (13:30). Kaleb bahkan mengatakan di pasal 13:30 bahwa kita pasti akan mengalahkannya atau dengan kata lain ia ingin mengatakan bahwa kita pasti akan mengalahkan bangsa Kanaan itu. Lalu di pasal 14:8 mereka menambahkan dengan berkata: “Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.” Mereka yakin betul bahwa Tuhan pasti akan memberikan negeri Kanaan itu kepada bangsa Israel. Mereka yakin bahwa Tuhan pasti akan menolong mereka mengalahkan bangsa-bangsa Kanaan dan menduduki negeri itu. Inilah mata iman yang dimiliki oleh Kaleb dan Yosua di dalam menghadapi kesulitan dan tantangan yang ada di depan mereka. Mereka melihat negeri itu dengan mata iman kepada Tuhan, bahwa Tuhan pasti akan memberikan negeri itu kepada umat Israel.

Di sini kita melihat dua sikap yang berbeda antara kesepuluh pengintai itu dengan Kaleb dan Yosua. Mereka sama-sama masuk tanah Kanaan. Mereka sama-sama melihat kedaan negeri itu dan bangsa yang diam di sana. Tetapi mereka memiliki sudut pandang yang berbeda. Kaleb dan Yosua melihat negeri Kanaan dari sudut pandang iman kepada Tuhan. Mereka melihat dengan kacamata iman kepada Tuhan. Sementara kesepuluh pengintai itu melihat dari sudut pandang ketakutan dan ketidakmungkinan. Perbedaan cara melihat dan sudut pandang mereka itu menghasilkan persepsi mereka yang berbeda. Dan perbedaan persepsi itu menghasilkan reaksi atau respons yang berbeda.

1. Janganlah takut menghadapi tantangan,

2. Miliki Persepsi Iman, menyertai 

3. Percayalah pada kekuatan dan kehadiran Tuhan,

4. Tetap Setia dalam segala keadaan.

Pandangan kita, persepsi kita akan masalah-masalah kita, akan memberi reaksi yang berbeda dengan saat kita melihatnya melalui kacamata Tuhan, pandangan Tuhan, pandangan iman kita, terhadap situasi-situasi dihadapan kita. Tidak ada persoalan yang terlalu besar bagi Tuhan, sehingga Ia tidak mampu menaklukkannya. Seperti kata Yosua dan Kaleb, jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan memberikan kepada kita kemenangan atas persoalan dalam hidup kita.

God Strengthens ❤️‍🔥 

Entri yang Diunggulkan

Prayer In The Morning

  Prayer To God in the Morning Psalm 143:8 New International Version (NIV) 8  Let the morning bring me word of your unfailin...