Kamis, Maret 05, 2020

HIKMAT MENURUT KITAB AMSAL


HIKMAT MENURUT KITAB AMSAL

Pendahulan
Dalam kitab Amsal, hal menarik yang bisa kita temukan adalah pengajaran tentang  hikmat. Hikmat merupakan sesuatu yang sudah ada sebelum segala sesuatunya ada. Hikmat mendapatkan otoritas yang tinggi dari Allah untuk membimbing manusia menjalani kehidupannya.  Oleh sebab itu dalam paper ini kita akan melihat dan menganalisis mengapa penulis Amsal mengatakan bahwa hikmat merupakan suatu pegetahuan yang sejati dalam menjalani kehidupan.
1.      Latar Belakang Kitab Amsal
Kitab Amsal adalah suatu kitab yang termasuk dalam kumpulan “sastera hokmah” (hikmat) dalam Perjanjian Lama. Kitab ini berasal dari penulis tertentu di samping kitab hikmat yang lainnya (Ayub dan Pengkhotbah). Sangat penting untuk diketahui bahwa Amsal adalah kumpulan sastera yang mewakili hikmat tradisional. Jika kita mengatakan kitab ini mewakili hikmat tradisional, maka hikmat itu sendiri sudah dikenal secara meluas di dunia Timur Tengah Kuno atau di kalangan bangsa-bangsa non-Israel. Artinya tidak hanya di Israel sastra hikmat ini dikenal tetapi juga di luar Israel, seperto di Babel, Asyur  dan bahkan di dunia Mesir kuno, seperti pengajaran Amen-Em-Opet (Kitab berasal dari raja Mesir Amen-Em-Opet pada abad ke- 14 SM).[1]Bangsa-bangsa non-Israel menganggap bahwa hikmat berasal dari para dewanya masing-masing yang berisikan kesenian, teknik dan ilmu teoritis serta etika. Konsep pemahaman hikmat di Israel dengan bangsa non-Israel jelas memiliki perbedaan yang tajam. Bagi bangsa non-Israel berteka-teki merupakan suatu pengajaran dan hiburan, orang yang bisa menjawab teka-teki  yang sangat sulit dapat dikatakan sebagai orang yang berhikmat. Tetapi bagi bangsa Israel hikmat berasal dari YHWH dan Dialah dasar hikmat yang sesungguhnya.

2.      Pengertian Hikmat
Kata hikmat dalam bahasa Ibrani biasanya di gunakan istilah Hokma yang berarti kemampuan intelektual. Dalam Alkitab Terjemahan Baru, di kitab Amsal muncul 41 ayat yang berbicara mengenai hikmat sehingga kitab Amsal sarat dengan kata hikmat. Dalam sejarah penciptaan, hikmat juga mendapat peran yang amat penting. Amsal 8:22 menjelaskan bahwa  TUHAN menciptakan hikmat sebagai permulaan pekerjaan-Nya. Hal ini menandakan bahwa hikmat sudah ada sebelum langit dan bumi, serta segala isinya diciptakan. Dengan hikmat Tuhan meletakkan dasar bumi (Ams. 3:19).
Hikmat adalah karya sastra yang banyak memuat pengalaman-pengalaman hidup dan pengajaran-pengajaran yang ditampilkan secara ringkas dalam bentuk pepatah dan aforisme[2]. Sifat hikmat ialah universal. Artinya setiap orang bisa memilikinya dari segala lapisan masyarakat. Biasanya sastra hikmat dituliskan dalam bentuk puisi.Ribuan tahun sebelum tradisi hikmat berkembang di Israel, tradisi hikmat berkembang pesat di kalangan bangsa-bangsa luar Israel. Misalnya, di Mesir di kenal kitab Amen-Em-Opet dan kitab menentang kecenderungan yang putus asa. Perkembangan tradisi hikmat di Israel mulai menonjol setelah pembuangan di Babel. Perkembangan hikmat ini di pengaruhi oleh bangsa-bangsa lain yang sudah lebih dahulu mengetahui pengajaran tentang hikmat. Sehingga tradisi hikmat di Israel tidak jauh berbeda dengan tradisi hikmat dari bangsa non-Israel. Sekalipun demikian, tradisi hikmat di Isarel memiliki kekhasan tersendiri. Kekhasan yang di maksud adalah bahwa tradisi hikmat di Israel senantiasa berhubungan erat dengan iman Israel kepada Tuhan yang telah berkarya dan menyelamatkan mereka.
Sastera hikmat (kebijaksanaan) juga merupakan bahagian dari kehidupan rohani dan kebudayaan yang sangat dihargai dan tidak terpisahkan. Oleh sebab itu tidak heran jika kadang-kadang Amsal ini bercorak keduniawian dan kadang-kadang kerohanian.
Menurut Amsal, hikmat ialah sesuatu yang bersifat praktis bukan mengenai dugaan filosofis, metafisik, mistik, atau sesuatu yang abstrak, melainkan mengenai etika kehidupan sehari-hari. Orientasi hikmat dalam Amsal ialah situasi konkret, yakni untuk mengarahkan orang bertindak kepada situasi yang baik, dalam hal ini apabila melakukan tindakan-tindakan tertentu maka akan memberi akibat tertentu pula. Ia memberikan serangkaian nasihat dan peringatan. Jika kita melihat pengertian dari “hokma” adalah “kemampuan intelektual”. Namun, Hikmat tidak identik dengan pengetahuan-intelektual, tetapi mempunyai kaitan dengan kecerdasan intelektual (Ams. 1:4).
Dari semua penjelasan di atas dapat kita simpulkan, bahwa hikmat adalah suatu kualitas kecerdasan intelektual yang diberikan Allah kepada manusia, yang lebih tinggi nilainya dari kemampuan intelektual itu sendiri, yang mengatur jalan hidup manusia sehari-hari secara praktis dan terampil, serta yang mambawa manusia kepada keberhasilan hidup untuk kemuliaan-Nya. Hikmat selalu bersahabat dengan kebenaran, berpihak kepada realitas dan mendatangkan benih-benih kehidupan bukan kematian.
3.      Ciri-ciri Hikmat di Israel
a.       Pengajaran hikmat itu sendiri didasarkan pada “takut akan Tuhan”. Ini tidak hanya sekedar ungkapan, tetapi merupakan inspirasi yang berasal dari Allah yang kemudian terungkap melalui kata-kata orang berhikmat yang hidup takut akan Tuhan. Kata-kata yang keluar memberikan kehidupan bukan kematian, selanjutnya pendengarnya merasa disembuhkan dan bukan dilukai.
b.      Pengajaran hikmat itu mengingatkan orang untuk membedakan antara dua macam sikap dan perilaku orang yang bertentangan: yang baik dan benar, bijaksana di satu pihak, yang buruk dan salah dan bebal di pihak yang lain. Guru hikmat memberikan petunjuk-petunjuk hidup praktis yang saling terpisah satu sama lain (tidak dirangkai dengan urutan atau sistem yang nyata, melainkan mengajak si murid untuk menimbang, kemudian menarik kesimpulan sendiri. Tetapi dalam pengajaran hikmat itu sendiri juga mengandung tujuan yang khusus.
c.       Pengajaran hikmat selalu dikemukakan dengan penuh keyakinan dan wibawa. Dalam proses penyampaian guru hikmat tidak menyampaikan pengeharan atas nama dan wewenang sendiri, karena mereka lebih menghormati seorang raja (Ams. 24:21), namun tidak berarti juga ia mengajarkan apa yang diperintahkan raja. Sebab seorang raja juga harus dipimpin oleh hikmat untuk bisa memimpin dengan baik (8:15; 20:28).
d.      Pengajaran hikmat dipersonifikasikan. Ini merupakan suatu usaha untuk menjelaskan pemikiran-pemikiran oran Ibrani yang abstrak dengan pemikiran yang lebih kongkrit. Misalnya: “Ia bersama dengan Allah walaupun ia adalah ciptaan yang diciptakan Allah sebelum segala sesuatu ada. Hal serupa juga terdapat dalam Amsal 8:1-21 dan ayat 32-36; dan Amsal 1:1-20; Amsal 3:13-20. Terkadang hikmat juga dipersonifikasikan sebagai seorang yang berseru-seru dan memperdengarkan suaranya di tempat-tempat yang tinggi, di tepi jalan, dipersimpangan jalan-jalan, di sanalah ia berdiri” (Amsal 8:1, 2).
4.      Eksistensi Hikmat Dalam Kehidupan
Dalam sejarah bangsa Israel, sesudah pembuangan , hikmat memainkan peran yang besar dalam pemerintahan. Hikmat memampukan para pemimpin untuk melaksanakan tugas kepemimpinan secara adil dan bertanggung jawab. Hikmat menjadi suatu pengajaran yang di beri dan di utamakan kepada anak-anak generasi muda. Dalam pengajaran tersebut yang ditekankan ialah menyangkut etika kehidupan, seperti sopan santun dan larangan keras terhadap pelanggaran seksual. Konsep pemahaman hikmat di Israel memiliki kekhasan tersendiri. Dimana “Takut Akan Tuhan”merupakan esensi untuk hidup bijak di Israel. Pokok teologi pengenalan dan takut akan Tuhan merupakan hal yang sangat sentral dalam kitab Amsal.  Karena itu, pada awal dan akhir dari koleksi-koleksi amsalsesuai dengan garis besar isi kitab ini di buka dan ditutupi dengan kalimat “pengenalan dan takut akan Tuhan. Pengenalan akan Allah sebagai inti Iman. Zaman pemerintahan Salomo sebagai Raja di Israel yang memerintah pada tahun 970-931 SM, dia di kenal sebagai raja yang bijaksana. Kebijaksanaanya membuat ia menjadi raja terkenal dan termashyur. Sekalipun pada akhir pemerintahaannya dia tidak selalu bertindak sesuai dengan reputasinya. Tapi satu hal yang sangat sentral ialah untuk hidup berhikmat, maka harus di dasari dengan Takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan  adalah permulaan pengetahuan yang sejati (hikmat).
Untuk lebih memahami dasar hidup berhikmat, mari kita lihat bagian sajak Puisi  yang di tulis oleh Poppy Mary Elia yang berjudul “Takut Akan Tuhan”[3]
Takut akan Tuhan, landasan bagi kehidupan.
Kebenaran, keadilan, kejujuran, janganlah di lupakan.
Kasih, kesetiaan, kekudusan, kesabaran, janganlah di tinggalkan.
Kerendahan hati, kemurahan, kebaikan, kelemahlembutan, kerajinan janganlah disingkirkan.
Semuanya perlu di tegakan sebagai tiang-tiang kehidupan. Apabila di abaikan robohlah kehidupan.
...
Dari potongan puisi di atas sangatlah jelas bahwa hikmat merupakan landasan untuk menjalani kehidupan. Hikmat memberikan jawaban terhadap masalah-masalah eksistensial kehidupan manusia dari berbagai macam pengalaman hidup.  Hikmat juga merupakan pengetahuan dan pegertian akan apa yang benar, adil, tulus dan jujur.  Manusia dapat memahami hikmat Allah karena Allah memberikan hikmatnya kepada manusia.Tanpa hikmat manusia akan tersesat. Oleh karena itu, mentranformasikan nilai-nilai hikmat membawa pada eksistensi hidup yang kokoh.






Kesimpulan
Hikmat adalah suatu kualitas kecerdasan intelektual yang diberikan Allah kepada manusia sebagai petunjuk praktis untuk menjalani hidup sehari-hari, serta membawa manusia kepada keberhasilan hidup atau sebagai kunci keberhasilan yang sesuai dengan kehendak Allah. Oleh sebab itu, kata “Takut Akan Tuhan” menempati posisi yang sangat sentral (utama). Takut akan Tuhan dan pengenalan akan Allah, merupakan penyataan illahi dan karunia Allah yang mula-mula, yang berada di luar dunia dan kehidupan manusia. Setiap orang yang mendengar berita ini yang sekaligus merupakan penawaran keselamatan yang paling berharga dan bersifat pribadi, dan bahkan menuntut seseorang untuk tidak melewatkannya. Tetapi menuntut seseorang untuk segera mengambil sebuah keputusan atas tawaran yang berharga itu, untuk menuntun manusia kepada kebenaran-Nya. Hikmat selalu bersahabat dengan kebenaran, berpihak kepada realitas dan mendatangkan benih-benih kehidupan dan bukan kematian. Dengan demikian hikmat-Nya merupakan sumber kehidupan yang menuntun orang untuk hidup saleh menurut kehendak Allah.



















DAFTAR PUSTAKA

Ludji, Barnabas.
Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2. Bandung: Bina Media Informasi, 2009.
Barth, Cristoph dan Barth Frommel, Marie-Clarie
Teologi Perjanjian Lama 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.
Wahono, Wismoady.
Di Sini Ku Temukan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.
Browning.
Kamus Alkitab. Jakarta : BPK Gunung Mulia. 2010.
Elia, Poppy.
Obrolan Hikmat. Jakarta : BPK Gunung Mulia.2011.
LAI. Alkitab Edisi Studi. Jakarta 2011.





[1]Barnabas Ludji, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2. Bina Media Informasi, Bandung : hal. 184.

[2]Aforisme merupakan pernyataan yang padat dan ringkas tentang sikap hidup atau kebenaran umum.
[3]Poppy Mary, Obrolan Hikmat. BPK Gunung Mulia, Jakarta : hal. 19.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Prayer In The Morning

  Prayer To God in the Morning Psalm 143:8 New International Version (NIV) 8  Let the morning bring me word of your unfailin...