Apapun masalahmu,, Tuhan tak pernah terlambat memberi pertolongan...
Rabu, Maret 23, 2016
Sabtu, Maret 12, 2016
DIGARAMI DENGAN API
Markus
9 : 43-50
9:43
Dan jika tanganmu
menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup
dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam
neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;
9:44 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan
apinya tidak akan padam.)
9:45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah,
karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan
utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka;
9:46 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan
apinya tidak akan padam.)
9:47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah,
karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari
pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka,
9:48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api
tidak padam.
9:49 Karena setiap orang akan digarami dengan api.
9:50 Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi
hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai
garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang
lain."
Konteks
keselurahan ayat 43-50 ini mengenai kesengsaraan dan rasa sakit. Lebih baik
kita menderita menanggung rasa sakit dari pada kita menjadi pendosa. Karena
kalau kita menjadi hambar atau menjadi pendosa konsekuensinya kita akan
“DIGARAMI DENGAN API”
Pertama-tama
mari kita lihat konteks Garam itu sendiri. Mengapa Tuhan Yesus menggunakan
perumpamaan garam pada ayatnya yang ke 50?
Garam
yang kita temui di dapur itu garam yang telah melalui proses kemikal yang
sedemikian rupa, diolah agar Kristal-kristal garamnya tetap terikat dan tidak
terurai, hingga tetap asin sampai kapanpun, selama tidak mengalami proses
pemanasan yang mengakibatkan penguraiaan sat-sat didalamnya. Namun pada jaman
dahulu, Garam itu hanya dikumpulkan dan ditumpuk pada satu tempat, kemudian
diambil saat akan dipakai saja, tapi bila lama kelamaan garam itu tidak dipakai
dia mengalami proses penguraian, hingga menjadi kecil dan tersisa seperti
butiran pasir. Lalu apakah gunanya lagi bila garam itu tidak memiliki rasa?
Lebih baik dibuang karena sudah tidak berguna.
Nah
seperti itulah hidup kekristenan saat ini, ada banyak kekristenan kita
nganggur. Disimpan saja, lama-lama, tidak berbuat apa-apa, hanya KTPnya saja
yang menyebut ia Kristen, garamnya hilang. Lalu apa? Kata Tuhan lebih baik
dibuang saja!
Inilah
mengapa Tuhan Yesus menggunakan istilah Garam atas kehidupan kita. Coba kita
lihat dalam Imamat 2:13 Dan
tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam,
janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta
segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam.
Korban
itu haruslah digarami sebelum dipersembahkan untuk Tuhan. kekristenan kita
harus digarami, karena garam memberi ketahanan, dan menjadikan kita awet. Kekristenan
kita haruslah menjadi contoh bagi yang non Kristen. Kita menjalani hari-hari
kita sehingga kita mampu bertahan, berpegang teguh pada perintah Tuhan &
keimanan pada Tuhan Yesus saja; “penuh kasih, penuh cinta, hidup dengan benar,
jauh dari perbuatan dosa, hingga keluarga yang menghasilkan buah-buah yang
baik”.
Karena
Garam itu tidak pernah dipengaruhi, amin saudara-saudara. Garam itu
mempengaruhi. Kita hidup untuk member dampak kepada orang disekitar kita, entah
dikantor, disekolah, tetangga-tetangga kita, saudara-saudara kita dan seluruh
kehidupan social kita.
Ibu-ibu,
bapak-bapak, juga adik-adik yang pada malam hari ini ada dalam rumah Tuhan ini,
kita semua adalah garam dunia. Kehidupan kita menjadi contoh bagi orang lain.
Tidak ada seorangpun dari kita yang mau meniru kehidupan buruk orang lain. Kita
ingin selalu terlihat baik, bahkan sekedar baik agar terlihat baik walaupun
hanya pura-pura, itu keinginan kita, walaupun hanya untuk image saja, agar jadi
terpandang. Tapi alangkah baiknya hidup baik itu yang benar dihadapan Allah.
Sehingga kita tidak menjadi duri dalam keluarga dan mendatangkan malu. Namun
bila ada yang telah jatuh kedalam dosa, ketika Tuhan menjamah hati kita mari
kita berbalik dan hidup menurut kehendakNya. Jangan memberi jeda atau pause
kalau difilm-film, kita berhenti menggosipkan orang hanya karena pernah
ditempeleng orang, begitu rasa sakit dan takut hilang, kita buat lagi dosa
menggosipkan dan memfitnah orang. Kita pernah masuk bui karena pernah mencuri
atau membunuh, dosa itu berhenti sesaat, karena ada dalam bui, begitu bebas,
buat lagi dosa yang sama. Kita berzinah hanya karena gk ketahuan orang lain
ataupun orang tua, tapi begitu punya kesempatan malah buat lagi. Jika kita
pernah berbuat salah, ketika Firman Tuhan diperdengarkan marilah berbalik pada
Tuhan. Karena inilah jalan yang Tuhan mau, berbalik dan berjalan bersamaNya dan
menjadi garam bagi dunia kita.
Hidup
kita haruslah menurut kehendak Tuhan, menjauhi dosa, punya hati yang penuh belas
kasihan, baik kepada seorang terhadap yang lain, tau memberi kepada yang
berkekurangan, tau mengampuni kepada saudara kita atau orang lain yang berbuat
salah kepada kita, tau berfikir dan berkata dengan penuh Hikmat, dan tau
bertindak dengan bijaksana.
Sehingga
kehidupan kita menjadi kesaksian bagi orang lain, yang secara tidak langsung
kita telah memperkenalkan Yesus Kristus kepada mereka yang tidak mengenal
Tuhan. Bukan tidak mungkin orang-orang itu berkata “Begini dang kehidupan orang
Kristen! Apa so yang dorang pe Tuhan Yesus ajarkan pa dorang? Kyapa dorang pe
hidop diberkati? Walo berkekurangan dorang hidop dengan bersukacita?” Nah
disini bisa jadi orang-orang itu punya keinginan mengenal ajaran Tuhan Yesus, karena
hidup Kristen itu sempurna. Walau berkekurangan namun hati bersukacita, hidup
berkelimpahanpun tetap lurus dan berbuah-buah baik dalam keluarga, walau dalam
pergumulan namun memiliki iman dalam Yesus, malah mengaminkan segala dukacita
adalah rancangan Tuhan yang terindah dalam hidup.
Inilah
maksud Tuhan sebagai Garam. Lebih baik menjadi Garam semasa Hidup kita, dari
pada kita tawar dan nantinya akan “digarami dengan api” ketika kita selesai
dengan kehidupan ini.
Dalam
ayat ke 43-47, lebih baik bagi kita kehilangan tangan, kaki, bahkan mata kita,
dari pada kita dengan tubuh lengkap kita masuk ke dalam jurang maut. Lebih baik
kita menderita hati, mengalah, bersabar kepada orang lain, lebih baik kita
kelaparan, kita hidup kekurangan, atau cukup saja dari pada ingin lebih tapi
hidup berujung MAUT.
Saudara-saudara
yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus. Saya ingin bersaksi sedikit mengenai
penglihatan saya. Pernah 1x Tuhan Yesus menunjukkan pada saya mengenai Hari
Penghakiman. Waktu pertama kali saya bersaksi, saya pernah memberitahu mengenai
penglihatan-penglihatan dan mimpi-mimpi saya yang terjadi sejak berumur 7 atau delapan
tahun bahkan sampai sekarang. Tapi mengenai hari penghakiman ini, terjadi
ketika saya masih di SMP. Waktu itu saya melihat Tuhan bertahta diatas awan,
penuh kemegahan, kuasa dan semesta ada di TanganNya. Kemudian terlihat 2 orang
malaikat. Seorang malaikat berkata kepada Tuhan “ayunkanlah sabitMu &
tuailah sebab sudah tiba saatnya untuk menuai. Lalu Tuhan menganyunkan
sabitnya. Bumipun dituaiNya. Lalu malaikat yang memegang sabit panjang
diperintahkan oleh malaikat yang lain untuk mengayunkan sabitnya,namun hasil
tuaian malaikat yang memegang sabit besar itu dimasukkan dalam murka Allah.
Seperti sebuah lubang api besar yang menganga. Semua jiwa yang mendukakan hati
Tuhan masuk kedalam perapian yang menyala-nyala. Mereka berteriak memohon
ampun. Tapi satu hal yang sangat mengiris hati saya, saya melihat Tuhan Yesus
menangis, tangisannya penuh dengan kesedihan. Tuhan berkata “sudah terlambat
anak-anakKu. Bukankah Aku telah memberimu kesempatan selama engkau hidup? Kau
tidak mengikuti perintahKu” Tuhan menangis
sambil berucap seperti itu.
Saudara
– saudara sekalian Tuhan penuh dengan belas kasihan. Sekalipun tinggal 1 detik
saja kehidupan kita ditanganNya. 1 detik itu Ia beri untuk kita bertobat.
Bukankah Allah penuh belas kasihan.
Sekalipun
kita jatuh demikian dalam, bahkan kita berlari demikian jauh dari Tuhan. adakah
Tuhan hanya duduk diam dan menunggu? Sekali-kali tidak saudara-saudara. Tuhan
akan mencari bahkan dengan berlari Ia untuk mendapati kita. Tapi begitu kita
kembali Tangis Sukacita Tuhan akan terukir diwajahNya, bahkan sorgapun akan
bersorak-sorai hanya untuk kita.
Maka
jika Firman Allah sampai kepada kita malam hari ini, janganlah keraskan hati
kita lagi.
Marilah
menjadi garam dunia. Janganlah tawar, namun juga jangan keasinan. Jadilah sajian
korban yang rasanya enak dan menyukakan hati Bapa. Karena Tubuh dan Jiwa kita
adalah milik Tuhan, kembalikanlah ini untuk hormat kemuliaan namaNya. Karena
ada janji Tuhan, selain keselamatan menjadi milik kita, anak cucu kitapun akan
hidup dalam berkat rohani & jasmani. Keturunan orang yang dibenarkan Allah
tidak akan meminta-minta roti, karena roti sorgawi telah hadir dihidup kita.
Amin ~dian vivian~
Senin, Maret 07, 2016
Dengan Ketaatan Kita Dapat Mendengar Suara Tuhan
Dengan Ketaatan Kita Dapat
Mendengar Suara Tuhan
by Dian Vivian Manumpil
Pelprap, 20 Februari
2016
Firman Tuhan : Ulangan
28 : 1
“Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu,
dan melakukan dengan setia segala perintahNya yang kusampaikan kepadamu pada
hari ini, maka TUHAN Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di
bumi.
Pertama-tama saya mau memberikan sedikit
ilustrasi cerita yang saya lihat di salah satu blog.
Seorang pemuda yang baru saja kehilangan
pekerjaan datang ke rumah seorang pendeta tua. Sang pemuda bersahabat baik
dengan pendeta tua tersebut.
Pemuda itu berteriak-teriak memanggil
pendeta sambil mengeluh mengenai masalah yang menimpanya,"Pendeta...Pendeta
aku banyak mengalami masalah dalam hidupku dan sekarang aku hehilangan
pekerjaan. Mengapa bisa begini?"
Karna pendeta yang sedang belajar di
dalam ruangan tidak mendengar suaranya, maka si pemuda menjadi kalap. Ia
mengepalkan tinjunya sambil berteriak, "Pendeta bilang Tuhan akan selalu
menolong, tetapi mengapa aku seperti ini ?"
Mendengar ada suara ribut-ribut di luar,
pendeta tua pun berjalan keluar. Ia mengucapkan sesuatu dan menanti tanggapan
si pemuda. Tetapi si pemuda itu tidak mendengar apa yang dikatakan oleh pendeta
tua.
Masih diam di tempatnya, si pemuda
bertanya, "Pendeta bilang apa?"
Sambil duduk di sebuah bangku kayu,
pendeta itu mengucapkan sesuatu, tetapi si pemuda masih belum bisa mendengar
apa yang dikatakannya. Akhirnya ia pun mendekati pendeta dan duduk di sampingnya.
Pendeta menepuk pundaknya dengan lembut
sembari berkata, "Anakku, di dalam kekalapan karena masalah hidup,
terkadang kita tidak bisa mendengar suara Tuhan, seolah-olah Dia tidak peduli
terhadap kita, tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Tuhan kadang berbisik,
sehingga kita perlu mendekat kepadaNya untuk bisa mendengarkan suaraNya."
Pemuda
itu tertegun mendengar kata-kata pendeta dan akhirnya ia pun mengerti.
Nah, inilah adik-adik yang sering
terjadi dalam hidup kita. Kita jarang bahkan tidak pernah mendengar suara
Tuhan.
Mari kita belajar lebih jauh lagi,
cobalah renungi pertanyaan ini, dan jawablah di hati adik-adik : Sering
atau tidak kita bersekutu dengan Tuhan? dan Mudah atau sulit untuk kita
mendengarkan suara Tuhan?
Di zaman Bapa, dalam Perjanjian Lama
sering melihat bahwa Tuhan datang dan berbicara langsung dengan manusia. Zaman
Bapa ini, Allah sendirilah yang datang, dan Allah sendirilah Firman itu. Jaman
Henokh sampai Musa saja belum ada Firman Tertulis seperti saat ini, juga belum
ada kebaktian-kebaktian sebagai komunikasi kita dengan Allah. Namun mengapa kita dijaman sekarang malah
jauh dari Tuhan Allah. Padahal setiap hari kita beribadah, memuji memuliakan
Tuhan, doa bahkan gk putus-putus, puasa setiap minggu, bahasa Rohpun sering
kita dengar. Tapi adakah kita mendengar suara Tuhan?
Malah sering kali yang kita dengar
adalah suara iblis. Iblis yang bisa berwujud teman kita, tetangga kita, dan
siapa saja. Yang kadang kala terdengar manis dan indah, dan menarik untuk
dilakukan. Hal sederhana, misalnya malam minggu ini jadwal buat pelprap, tapi
yang hadir hanya sebagian, yang lainnya lebih memilih jalan-jalan dengan
temannya, karena diajak bermalam mingguan. Nah temannya inilah yang dipakai
iblis, bukankah suara iblis lebih dapat kita turuti dari pada suara Tuhan.
Dalam Perjanjian Lama Tuhan datang
menyampaikan FirmanNya, namun hal lebih besar yakni dalam Perjanjian Baru,
Tuhan sendirilah yang datang kedunia dengan wujud raga yang bisa kita jamah. Bahkan
jaman sekarang jamannya Roh Kudus. Roh Allah sendirilah yang tinggal di diri
kita. Tapi sekali lagi mengapa kita tak bisa merasakanNya?
Sesungguhnya muda-mudi sekarang sudah
jauh dari kekudusan. Kita tidak taat kepada Tuhan. Bagaimana Tuhan mau tinggal
di diri kita, kalau kita saja tidak mau mendengarnya. Malah melakukan apa yang
iblis mau. Malas bersekolah, pergi-pergi karokean, malamnya dugem, nongkrong di
café, ucapan orang tua sering dibantah bahkan dengan nada tinggi dan lebih
besar dari suara orang tua kita sendiri. Kepada manusia yang kelihatan saja
kita tidak taat, apalagi kepada Tuhan yang tidak kelihatan?
Suara teman berbulan-bulan yang lalu diucapkan,
kita mengingatnya. Tapi Firman Tuhan yang dikotbahkan minggu lalu, adakah
adik-adik mengingatnya?
Coba kita buka dalam I Samuel 3, tentang
Tuhan memanggil Samuel. Ada 4 kali Tuhan memanggil Samuel. Panggilan pertama,
kedua, dan ketiga, Samuel dengan ketaatannya kepada Imam Eli, ia berlari-lari
ketika mendengar suara yang memanggilnya. Berulang-ulang, bahkan sampai tiga
kali. Coba kita yang dipanggil seperti itu, pasti jengkel, ketus menjawabnya,
karena sudah berulang-ulang. Nanti barulah ke empat kalinya ia menjawab suara
Tuhan.
Ini salah satu contoh orang yang taat. Karena
ketaatannya, ia mendapat hak special dihadapan Tuhan. padahal pada ayat 3
dikatakan bahwa, Samuel telah tidur di dalam Bait suci Tuhan, tempat Tabut
Allah. Bukankah yang kita tahu bahwa tabut Allah tidak bisa dipegang oleh
sembarangan orang, atau bahkan tidak boleh orang biasa saja yang berada dekat
tabut itu, siapapun bisa mati seketika. Di Perjanjian Lama orang hanya bisa
bertemu satu kali dalam setahun dengan Tuhan. dalam perayaan Grafirat/Pendamaian,
itupun hanya Imam Kepala saja yang dapat melihat Tabut Allah.
Tetapi Tuhan Yesus dengan penebusannya
di kayu salib, kita melihat satu-satunya pembatas antara Allah dan manusia
telah dibuka. Setiap manusia mendapat anugerah dari Allah. Satu-satunya peristiwa
dalam alkitab yaitu : Tabir Bait
Allah Terbelah Dua. Tabir yang memisahkan Ruang Kudus dan Ruang Maha
Kudus. Tabir ini terdiri dari 4 lapis kain dengan 4 warna berbeda. Tapi Tuhan
membuka hadiratNya kepada manusia Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus tempat tabut
Allah telah menyatu. Tuhan telah mengangkat kutuk atas manusia, menjadi berkat
oleh karena darah Anak Manusia. Tuhan harus turun ke dunia orang mati, hanya
untuk membawa Kasih KaruniaNya kepada segala bangsa.
Tuhan sudah turun ke dunia sebagai
penggenapan nubutan para nabi terdahulu, bahkan Roh Allah sendirilah yang
bersama kita, namun kita tidak peka dengan suaraNya. Tuhan tidak butuh kita
untuk menjadi sepertinya. Ia hanya butuh untuk kita dengar. Dengarkan FirmanNya,
jauhi dosa yang mendatangkan maut, kasihilah Ia, senangkan hatiNya, penuhi hati
dengan kelemah lembutan danpenuh kasih. Hanya itu keinginan Tuhan, namun
bukankah ini juga baik bagi kita? Menjadi baik dihadapan Tuhan, maka secara
otomatis kita jadi baik dipandangan orang lain. Kita tidak akan direndahkan,
tetapi ditinggikan juga. Tak hanya orang tua yang bangga memiliki kita, bahkan
Tuhanpun bangga menjadikan kita anak-anakNya. Kalau ketika orang tua senang
dengan diri kita, mereka akan memeluk dan menciumi kita. Begitupun Bapa
disorga, cintaNya akan Ia curahkan untuk kita.
Kita perlu mendekat padanya, menjadi taat
kepada Tuhan, maka suara Tuhan akan selalu kita dengar. Agar berkat Damai
Sejahtera tetap tinggal bersama kita dan keluarga kita. Amin.
Ibadah Pemuda GPdI Mutiara Siloam
Langganan:
Postingan (Atom)
Entri yang Diunggulkan
Prayer In The Morning
Prayer To God in the Morning Psalm 143:8 New International Version (NIV) 8 Let the morning bring me word of your unfailin...
-
Bila Kuingat Cinta Tuhan Bila kuingat cinta Tuhanku Ku tidak akan mundur lagi Bila kuingat cinta Tuhanku Ku tidak akan mundur...
-
Allah yang Kekal Pujian dan hormat, k'mulyaan dan kuasa Bagi Allah yang kekal Dan segala bangsa, s'gala ciptaan Sujud di...